Semalam salju turun dengan lebat sehingga menumpuk tebal, tetapi tengah hari sampai sore ini hujan turun tidak kalah derasnya membuat salju mencair yang agak berbahaya bagi para pengendara. Salju cair akan membuat jalanan menjadi licin, mereka yang menyetir harus ekstra hati-hati selama berkendara. Tetapi mereka yang berada di rumah bisa menikmati secangkir cokelat hangat yang enak.
"Biar saya saja Nyonya!" seorang ahjumma melihat majikannya mencuci piring dan cangkir kotor dengan ketakutan. Jika tuan melihat istri kesayangannya bekerja di dapur, pekerjaannya bisa terancam. Lagi pula majikannya yang menawan itu tidak mengenakan sarung tangan. Bagaimana bila tangannya membeku karena suhu air yang dingin?
"Ahh!!!"
"Nyonya!!" dengan ngeri ahjumma menatap tangan majikannya yang tergores oleh pinggiran piring yang sompek. Lagi pula orang bodoh mana yang sudah mengeluarkan piring tidak layak pakai itu?!
"Apakah ada kabar dari tuanmu?" mata serupa mutiara hitam itu melirik ke sudut dapur dimana beberapa orang pengawal berjaga.
"Belum ada, Nyoya..." jawab salah seorang pengawal.
"Nyonya! Mari kita obati lukanya dulu!" ahjumma menatap ngeri darah yang perlahan mulai menetes ke lantai, tampak mengerikan.
ᴥᴥᴥᴥᴥ
Di dalam kamar, seorang pria yang baru saja berbaring kembali bangun karena mendapatkan telpon, ekspresinya sangat jelek. Tidak repot mengganti pakaiannya, ia meraih mantel hangatnya untuk menutupi piyama yang dikenakannya, membuka pintu dan dengan tergesa-gesa keluar dari kamarnya, berlari menuruni tangga seperti kelinci yang melompat-lompat di atas wajan panas.
"Dimana Jaejoong?" ia melirik pengawal yang berjaga di dekat anak tangga paling bawah.
"Nyonya ada di dapur." Jawab sang pengawal.
Ia berjalan tergesa-gesa seolah-olah bisa terbang dan dalam sekejab sampai di dapur. Ia masuk ke daput dengan amarah yang siap meledak kapan saja, "Kau pasti senang, kan?!" tuduhnya. "Yunho mengalami kecelakaan! Semua ini pasti rencanamu, kan?! Mengaku!"
"Tuan Muda..." ahjumma yang memegang obat dan perban ditangannya gemetar melihat kemarahan adik laki-laki tuannya.
"Yunho...? Kecelakaan?"
Matanya menyipit melihat ekspresi pasangan nikah saudaranya, ia mencibir dan hendak memaki ketika melihat tangan orang itu terluka dan masih meneteskan darah. Matanya terbelalak! Jika saudaranya tahu, ia bisa disalahkan karena dianggap tidak pecus menjaga saudara iparnya. "Apa yang terjadi padanya?"
"Nyonya sedang mencuci piring tetapi piring tersebut ternyata sompek dan tangan nyonya terluka." Dengan gugup ahjumma menjelaskan.
"Tunggu apalagi? Cepat obati lukanya!"
Saat ahjumma hendak mengoleskan obat dan membersihkan luka tangan nyonya, majikannya tersebut menampiknya membuat aroma amis karat semakin pekat.
"Yunho... kecelakaan?"
"Ya. Jika aku tahu kau ada hubungannya dengan ini, bahkan keluarga Kim mu itu tidak akan bisa melindungimu!" ancamnya.