03

217 29 0
                                    

"kau anak sialan! Kenapa nilai ulangan mu hanya 90 hah?! Ini pasti karna kau sering bermain kan?!" Tampak wanita yang berdiri di depan seorang anak kecil yang sudah penuh lebam dan luka.

"Kenapa kau diam hah?! Apa kau bisu?!" Wanita itu kembali melayangkan pukulannya pada anak itu. Anak hanya itu meringis kesakitan dan meringkuk karna luka yang semakin banyak dan bahkan ada yang sudah berdarah.

"Park Byun m/n! Jawab ibu! Kenapa nilai ulanganmu turun? Kau sudah kami sekolahkan dengan mahal untuk meneruskan perusahaan keluarga kita, tapi kau malah mengecewakan kami." Wanita itu memandang rendah pada m/n yang masih berumur 7 tahun.

m/n memalingkan wajahnya kearah ayahnya namum saat matanya bertatapan dengan ayahnya, dia hanya memandang m/n dengan tidak peduli.

"T-tapi ibu... A-aku menang lomba renang dan lomba basket minggu lalu..."

"Itu tidak penting! Kenapa kau membanggakan hal yang tidak penting? Sekarang pergi ke kamarmu dan kau tidak dapat jatah makan malam! Renungi lah kegagalanmu."

Cringgg!!!

m/n bangun dengan nafas terengah-engah, dia menatap alarm yang berbunyi dan menunjukkan pukul 5.00 lalu mematikan nya. "Sial mimpi itu lagi?" m/n mengusap wajahnya dan berjalan ke arah balkon kamarnya. Sepertinya itu bukan mimpi tapi ingatan lain dari pemilik tubuh sebelumnya.

Angin sepoi-sepoi menerbangkan rambut nya saat m/n membuka pintu balkon kamarnya. Sinar matahari juga ikut menampakkan diri di suasana pagi yang tenang.

m/n pun bersandar di beranda balkon, melakukan kebiasaan buruk entah itu miliknya atau pemilik tubuh sebelumnya yaitu... Melamun.

m/n melamun cukup lama hingga tidak sadar sedari tadi Ryo mengetuk pintu kamarnya berkali-kali.

Tok tok! Tok tok!

"Tuan muda? Apa anda sudah bangun?" Tanya Ryo sambil mengetuk pintu beberapa kali. "Tuan muda? Kalau anda tidak menjawab saya masuk ya." Ryo dengan perlahan membuka pintu kamar dan menemukan m/n sedang melamun di sandaran balkon, tidak menyadari keberadaan nya.

"Tuan muda?" Dengan perlahan Ryo berjalan mendekati m/n yang masih melamun dengan tatapan kosong, kemudian Ryo menepuk pelan punggung m/n. "Tuan muda! Ternyata anda ada di sini. Kenapa waktu saya memanggil anda tidak menjawab?" Tanya Ryo pada m/n yang sudah sadar.

"Huh? Ah... Ryo, tadi aku melamun sebentar, maaf karna tidak mendengar mu. Apa yang kau inginkan?" m/n berbalik badan dan menatap Ryo dengan senyuman kecil.

"Tadi ada panggilan untuk tuan muda dari ayah dan ibu anda." Mendengar perkataan Ryo, m/n seketika menghilangkan senyumannya dan menatap datar Ryo.

"Bilang ke mereka kalau aku sedang tidak ingin di ganggu." Suara m/n terdengar sangat membenci kedua orang tuanya itu. "Tapi tuan muda, tuan besar dan nyonya memaksa mau berbicara dengan anda."

"Ck! Iya, nanti akan ku hubungi mereka, kau keluarlah dari kamarku. Aku sedang ingin sendiri." Ucap m/n dengan acuh tak acuh dan menyuruh Ryo untuk keluar.

Sepertinya sifat m/n dan sifat Park Byun m/n sudah mulai menyatu dengan m/n mulai yang membenci kedua orang tua Park Byun m/n.

<<Yah mungkin kedengarannya membingungkan tapi pahami aja ya🙏🏻☺️>>

Melihat sifat tuan muda nya berubah Ryo buru buru untuk pamit keluar. "B-baiklah kalau begitu... Tapi tolong saat jam 7.00 anda turun untuk makan ya? Saya pamit dulu." Ucap Ryo sebelum pamit dan keluar dari kamar m/n.

What?!!! || §Lookism × S! male reader§ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang