Holaaaaa
Mau tau dong kenapa tertarik baca Sea For Blue Whales? Kesannya pas baca apa?
Apa yang menarik disini?
Happy reading-
-
Lara berlari kearah kelasnya dengan nafas tersegal. Keningnya penuh keringat. Ini karena dia berlari keluar sekolah menuju fotokopi depan seorang diri. Membawa setumpukan barang dengan tenaganya yang kecil. Ponselnya terus berdering membuat dirinya semakin panik untuk lebih cepat berlari.
Brakkk
Barang bawaan Lara di kardus terjatuh. Gadis itu berdecak, segera berjongkok memungut isi kardus. Berlari kembali dengan hati yang terus meruntuk.
"Ck, lemot banget sih, Ra?! Lo ke Dufan dulu? Hah? Udah cepet sini!" Sella sudah berkacak pinggang di depan papan tulis. Merebut barang bawaan Lara dengan cepat.
Sementara Kalara dengan nafas yang masih tersegal memegangi lututnya. Menyeka keringat merasa sangat lelah. Ia lalu duduk di bawah, bergabung dengan anak lain yang sedang merangkai gaun kreatif dari bahan plastik.
Niatnya untuk meminimalisir rasa lelah, tapi...
"Heh absen empat! Siapa namanya? Ck, sini bantuin gue. Malah diem aja."
Demi Tuhan, Lara merasa tidak diberi waktu untuk bernafas sekarang. Dia baru duduk tidak sampai sepuluh detik.
Gadis itu menghelaikan nafasnya lelah. Mau tak mau segera berdiri menghampiri anak lain yang sedang menyusun mading.
"Ih, cantik banget kayaknya deh kalo dipake lo,"
"Eh tapi ngga papa? Ini gaunnya kan dari plastik, lo ngga gatel-gatel?"
Bianca yang sedari tadi duduk manis ikut menyimak gaun kreatif yang akan dia pakai di fashion show sekolah itu tersenyum manis. Menggeleng anggun. "Engga kok, bagus gaunnya. Pengen cepet pake." katanya.
Semua anak bagian menyusun gaun itu sontak tertawa. "Yee kali aja gatel-gatel. Soalnya cuma elo bintangnya kelas kita. Kali aja menang."
Bianca ikut tertawa. Menggeleng berlagak tak setuju. "Lara juga bintang kelas kita. Dia kan adiknya kak Avisena, pacarnya kak Karang. Pasti banyak yang kenal. Dia juga ngga kalah cantik, iya kan Sya?"
Jesya di sebelahnya sedikit membulatkan matanya. Melirik berusaha menahan tawanya. Begitu juga dengan anak lain yang mendengar, seketika mereka terdiam saling melirik menahan tawa.
"Engga, lah. Jalur ngamuk doang di kantin." cletuk salah satu dari mereka lirih. Reflek teman sebelahnya tertawa sembari menyenggol lengannya. Masih menyusun gaun itu dengan khikmad.
Lara yang sedang melipat kertas itu jelas mendengar semuanya. Ia hanya bisa terdiam dengan ekspresi mengeruh, menahan diri untuk tidak lepas kendali.
"IHHH KOK WARNANYA GINI?? LO TAU IJO PASTEL NGGA SIH? GIMANA MAU PAKE COBA??" suara melengking itu terdengar. Sella dengan kesal membanting kertas karton itu. Menatap sebal kearah Lara yang sedang menggarap yang lain.
"Ih iya kok gitu? Beda konsep kalo pake ijo itu. Gimana sih yang beli?"
"Beli ulang aja. Biar dia tanggung jawab." cletuk mereka.
Bianca yang melihat itu segera bangkit dari duduknya. "Biar gue aja. Lara bolak-balik tadi, kasian cape. Di fotokopi depan, kan?"
"Heh heh heh. Ngga usah, nanti lo cape. Udah dia aja. Lagian dia ngga ngapa-ngapain. Lo kan harus jaga kesehatan biar pas manggung bagus." Jesya di samping Bianca menarik tangan gadis itu untuk kembali duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/363310472-288-k374265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales [END]
Dla nastolatków⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...