"Ada yang bisa menjelaskan, bagaimana anak kesayangan-ku bisa menjadi seperti ini?"Tuntutnya dengan netra menggelap dan aura dominan yang kental, membuat mereka membatu untuk kesekian kalinya.
Jenoragn hanya terus terpaku pada sebuah titik, dimana saudara kembarnya yang bernafas dengan bantuan sebuah alat, begitu pula Venolyzo. Ia juga mencengkram kuat sebelah tangannya tuk menyalurkan rasa tidak nyaman nya, hingga menimbulkan luka karena kukunya yang panjang. Darah pun menitik ke lantai, Tampa ia sadari.
Liana, wanita itu berkeringat dingin dan hanya bisa menunduk takut, mengingat dirinya terlibat di dalam masalah ini, dan juga hubungan nya dengan Alberto kini tidak seharmonis yang dulu.
Sementara Biela bergetar ketakutan, ia tidak tahu bahwa orang yang ia kira rendahan, ternyata anak kesayangan dari Alberto. Ia bahkan tak berani mendekati Alberto untuk sekedar mencari perhatian, karena Pria itu sangat berbahaya. Bahkan dirinya penyebab utama masalah ini, apa ini akhir riwayat nya?
"Siapa yang berani melukai Kenoragn-ku?"
Menghela nafas pun rasanya sulit.
Biela tak ingin memperpanjang masalah dan menambah deritanya hanya dengan berbohong pada Alberto. Ia mencicit kecil.
"A-aku, A-ayah"
Alberto, mata tajamnya berkilat emosi, nafasnya mulai memburu, menatap nyalang pada anak kurang belain yang tak jelas asal usulnya yang di bawa sang istri. Seperti kobaran api yang membara, meleburkan jiwa dan raganya kepalang amarah tak bertepi.
Alberto lantas melangkah lebar, lalu menarik lengan Biela tuk pergi menjauh dari tempat itu, ia tak ingin Kenoragn terganggu.
Jenoragn dan Venolyzo terdiam, mereka sama sekali tak berniat menolong gadis itu, lain halnya dengan Liana yang kalang kabut berlari menyusul suami dan anak kesayangan nya.
Keduanya perlahan mendekati ranjang, menatap pada titik objek yang telah menghilang atas sekian lama dan baru kembali membuat keributan besar, yang menandakan dirinya memanglah berharga.
Bagi mereka, bahkan Alberto.
Sendari awal, Jenoragn mendengar keributan, dan cukup terpancing emosi karena suara Biela yang melengking itu, gadis yang ia enggan akui keberadaan nya itu memang kerap kali membuat masalah jika sesuatu tak sesuai dengan kehendaknya.
Namun tatkala menemukan seorang individual yang memiliki rupa persis dengan saudara kembarnya yang menghilang pergi meninggalkan dirinya, membuat ia yang saat itu menjadi gila, dan kegilaan itu masih bertahan hingga sekarang.
Jenoragn ingin merengkuhnya, menyembunyikan tubuh ringkih dan wajah yang tak ada ubahnya dengan sosok di masa lalunya itu, hingga tak ada seorang pun yang dapat menikmati keindahannya walau sekejab.
Namun, ia justru mengeluarkan kata busuk yang membuat netra cantik itu menyiratkan kesakitan. Jenoragn merasa ingin membunuh dirinya saat itu juga. Akibat mengapa dirinya seperti memihak Biela, dan malah menyudutkan Kenoragn. Hati dan akalnya tengah berdebat keras, namun mulutnya malah dengan santainya berpaling dari itu semua.
Sekarang ia hanya bisa menatap wajah damai yang berbingkai masker oksigen, dengan hati tak karuan, menyalahkan dirinya atas aksinya yang terlibat melukai sosok lemah tersebut.
"Maaf," lirihnya kecil mengudara, membuat sosok adiknya menoleh dengan sorot mata yang sama.
Venolyzo melepaskan kekehannya pelan, menyadari mereka telah melakukan kesalahan besar pada Kenoragn, kakaknya yang manis itu seharusnya tak terbaring di sana jika saja mereka tadi memihak kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Jugendliteratur[Harap Follow sebelum membaca] Keno Kenzura Dyorano, pemuda yang suka sekali mengoleksi novel berganre romansa. Keno hanyalah orang biasa yang mendapat keberuntungan tuk kuliah dengan beasiswa full. Merantau dari desa kecil ke kota besar bukanlah h...