CHAPTER 2 - BE GENTLE

74 6 0
                                    

Setelah kejadian itu, Yunho dan teman-teman yang lain keluar dari gedung. Mereka merasa lega karena sudah mengurus penggangu itu ke pihak yang berwenang. Kemudian, mereka akan melanjutkan kegiatan mereka masing-masing menjelang persiapan ujian semester yang akan berlangsung akhir bulan. Yunho teringat bahwa dia harus menjemput Mingi di perpustakan bersama Yeosang. Seonghwa dan Wooyoung pun ikut dengan Yunho untuk bertemu Mingi dan Yeosang di perpustakaan.

"Yunho-ya, kau sudah cukup bersabar selama ini menghadapi gadis ular itu, jika aku jadi kau sudah ku balas tindakannya itu dan akan ku buat dia menyesal seumur hidup," ujar Wooyoung.

"Ya itu benar, aku tidak bisa membayangkan hidup dan beraktivitas yang terus menerus ditempeli oleh parasit penggangu seperti itu" respon Seonghwa.

"Sebenarnya aku sangat terganggu, namun di satu sisi aku juga malas meladeni dan berakhir ribut, itu akan sangat merepotkan, lagipula prioritasku akan selalu Mingi," ucap Yunho.

Seonghwa dan Wooyoung yang mendengar itu sangat senang, karena bagi mereka dinamika Yunho dan Mingi itu lucu dan menggemaskan. Pasangan ini tampak sangat serasi dan saling melengkapi satu sama lain. Mereka berbincang selama perjalanan dan diselingi canda tawa, sampai tiba di perpustakaan. Mereka menyapa penjaga perpus lalu kemudian melangkah ke ruang diskusi belajar dimana Yeosang dan Mingi berada.

"Oh, kalian sudah tiba," ujar Yeosang ketika melihat Seonghwa, Wooyoung, dan Yunho. Mingi pun menoleh ketika mendengar ucapan Yeosang dan langsung disambut oleh pelukan dari teman-teman dan pacarnya.

"Ayo kita pulang, sudah cukup untuk hari ini yang melelahkan," ajak Yunho.

"Baiklah, aku akan membereskan barang-barangku terlebih dahulu." Balas Mingi.

Yeosang, Seonghwa, dan Wooyoung yang melihat interaksi itu hanya dapat tersenyum senang. Hingga akhirnya Yunho dan Mingi pamit duluan untuk pulang.

Selama perjalanan menuju mobilnya Yunho, dia memegang erat tangan Mingi.

"Apakah ada tempat yang ingin kau datangi sebelum kembali?" tanya Yunho.

"Emmm, kurasa tidak. Aku mau langsung pulang saja."

"Baiklah princess, mari kita pulang" goda Yunho sambil mengerlingkan mata dan hanya direspon dengan kekehan tawa dari Mingi.

Selama di perjalanan yang membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di apartemen Mingi. Yunho merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Dia mencoba mengingat apa yang salah dan teringat dengan minuman yang diberikan oleh gadis gila tadi setelah latihan. Yunho cukup kuat untuk tetap fokus menyetir sampai ke Gedung apartemen Mingi. Mingi yang menyadari Yunho jadi lebih diam hanya mengamati dan berpikir mungkin ini hari yang melelahkan.

Setelah sampai di depan unit apartemen, Yunho yang mulai merasa pusing dan sensasi panas hanya dapat menahan diri agar tidak membuat Mingi khawatir.

"Yun, apa kau baik? Kamu terlihat pucat." Tanya Mingi khawatir. Yunho berusaha tersenyum meski kepalanya terasa mulai agak berat.

"Aku cuma sedikit pusing mungkin karena kelelahan. Boleh aku istirahat sebentar di tempatmu?"

"Tentu, masuklah," jawab Mingi sambil membuka pintu.

Setelah masuk, Yunho langsung duduk di sofa sedangkan Mingi hendak ke dapur untuk mengambil air. Namun tiba-tiba Yunho meraih tangan Mingi untuk menahannya beranjak pergi. Kesadaran Yunho mulai mengabur, dia hanya mengikuti nalurinya.

"Sayang, jangan pergi," kata Yunho dengan suara berat. Mingi yang mendengar permintaan itu akhirnya mengikuti dan memperhatikan Yunho. Namun, Yunho terpaku melihat Mingi yang saat ini terlihat mempesona dan begitu indah dimatanya. Bibir mingi yang plump dan lembut serta tatapan mata yang lucu, membuat Yunho tidak bisa mengendalikan diri. Mingi yang tidak mengerti apa yang terjadi hanya bisa terdiam.

"Yuyu, ada apa denganmu?" tanya Mingi bingung.

Tanpa menjawab, Yunho menarik Mingi mendekat dan mencium bibirnya dengan penuh hasrat. Mingi terkejut dan mencoba melawan, tetapi tenaga Yunho yang lebih kuat serta ditambah pengaruh obat membuatnya tidak berdaya. Mingi menepuk dada Yunho karena mulai kehabisan nafas. Yunho pun melepas pagutan dan menatap dalam mata Mingi dan melihat wajahnya yang tidak berdaya dalam kungkungannya. Yunho langsung mengangkat Mingi dan membawanya ke kamar.

Sesi panas pun terjadi di kamar Mingi. Mingi hanya bisa pasrah saat Yunho terus mendominasi dengan gairah yang membara. Yunho terus melumat dan merasakan setiap jengkal rongga mulut dan beradu lidah dengan Mingi. Mingi keawalahan menghadapi serangan Yunho yang cukup intens. Tangan Yunho merambat masuk kedalam sweater dan membelai kulit lembut Mingi. Ciumannya juga merambat turun melalui rahang, cuping telinga hingga ke leher. Yunho meninggalkan cukup banyak tanda kepemilikan di kulit lembut Mingi. Mingi hanya bisa mendesah dan mengikuti kemauan Yunho.

Yunho melepaskan sweater yang dipakai Mingi lalu mengecup dan meninggalkan jejak di dada Mingi. Tangan Mingi meremas rambut belakang dan punggung Yunho untuk pelampiasan. Kegiatan mereka berlanjut sampai tengah malam, Yunho terus menggempur Mingi dan mendominasi hingga akhir sesi mereka saling menggenggam erat tangan untuk mencapai puncaknya, Yunho terus menerus memenuhi Mingi hingga Mingi merasa kembung dan penuh. Setelah itu Yunho ambruk di samping Mingi dan langsung mendekapnya. Mingi merasa sangat kelelahan dan tidak mempunyai energi untuk apapun, hanya bisa mengatur nafas setelah kegiatan yang mereka lakukan hingga akhirnya mereka tertidur.

TBC~

Gambar untuk mendukung imajinasi masing-masing, ngehe :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar untuk mendukung imajinasi masing-masing, ngehe :D

HAPPINESS - YUNGI ATZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang