Memakai Lingquan Sebagai Petani

36. Toko Emas

Ji He ingin menikahi Zhang Xiaoyu di rumah secepat mungkin untuk menghindari gosip dari penduduk desa. Dia tidak peduli, tapi dia harus memikirkan Zhang Xiaoyu. Ji Dafa dan yang lainnya juga berpikir demikian. Mereka melihat almanak dan menemukan bahwa hari baik terdekat adalah lima hari kemudian. Terlalu terburu-buru untuk menikah, tetapi ketika Ji He melihat Zhang Xiaoyu setuju, dia memutuskan untuk menentukan tanggalnya.

Keduanya juga menyimpan hal-hal yang membosankan seperti mak comblang dan hadiah pertunangan. Mereka tinggal menyembah langit dan bumi dan masuk ke kamar pengantin.

Tapi betapapun mudahnya, masih banyak barang yang harus dibeli. Keduanya memutuskan untuk membeli barang yang paling penting terlebih dahulu. Hal pertama yang harus dibeli tentu saja adalah barang-barang untuk rumah, dan pakaian serta barang-barang yang akan mereka kenakan pada hari pernikahan mereka. Bahan-bahan untuk wine di hari pernikahan bisa dibeli nanti, dan mereka tidak bisa menyimpannya jika membelinya sekarang.

Faktanya, Zhang Xiaoyu merasa situasi saat ini baik, tetapi Ji He tidak ingin berbuat salah padanya. Menikah di rumah yang rusak sudah cukup salah. Dia harus menambahkan beberapa hal dan memakai pakaian yang lebih indah. Ia pun menunjuk tempat di mana perak itu dikuburkan dan mengatakan bahwa jika perak itu tidak digunakan maka tidak akan menghasilkan anak. Perak dapat dibelanjakan dan diperoleh kembali. Ini adalah satu-satunya waktu untuk menikah.

Zhang Xiao Yu menyetujuinya. Dia mendengarkan Ji He berbicara tentang barang-barang yang ingin dia beli satu per satu. Dia mengedipkan matanya dan mengingatnya di dalam hatinya. Dia berpikir bahwa dia harus menjalani kehidupan yang baik di masa depan. Berapa biayanya?

Keduanya berdiskusi lama sebelum mereka merasa mengantuk. Mereka bersandar di dua selimut, tapi bersandar erat satu sama lain, dan tertidur dengan kepala bersentuhan. Keduanya tersenyum. Saya tidak tahu apakah mereka bermimpi untuk menikah.

Keesokan paginya, Ji He berkata bahwa dia harus pergi ke gunung untuk memeriksa jebakannya terlebih dahulu, dan meminta Zhang Xiaoyu memasak. Dia akan makan ketika dia kembali, dan kemudian dia bergegas mendaki gunung.

Zhang Xiaoyu memasak bubur millet dan memanaskan roti besar sisa kemarin. Dia menuangkan bubur millet dan membiarkannya kering. Dia akan memberi makan kedua anak anjing itu nanti. Dua benda kecil itu sebenarnya bisa berjalan. Mereka patuh berbaring kemarin karena sedikit takut di tempat baru. Saat ini, mereka mungkin sudah familiar dengan lingkungan baru. Mereka keluar dari keranjang yang terbalik cukup awal dan berjalan perlahan. Ketika mereka melihat Ji He dan Zhang Xiaoyu, mereka datang, mengangkat kepala kecil mereka dengan susah payah, membuka mata besar mereka, dan memanggil dengan suara bayi.

Ji He memberikan tugas memberi makan anak-anak anjing itu kepada Zhang Xiaoyu, yang juga sangat menyayangi mereka dan duduk di depan pintu untuk bermain bersama mereka.

Ji He kembali dengan dua ekor kelinci. Tampaknya hanya ada sedikit mangsa di Gunung Barat. Dia pikir dia harus mencari cara lain untuk menghasilkan uang. Meskipun dia bisa pergi ke Gunung Utara, dia tidak ingin sering pergi ke sana meskipun dia memiliki mata air spiritual sejak dia bertemu dengan gigitan ular. Tidak ada seorang pun yang mau digigit ular.

Zhang Xiaoyu sangat senang saat melihat kedua kelinci itu. Dia pikir Ji He sangat beruntung. Jika orang lain yang menggali jebakan, alangkah baiknya jika mendapatkan satu, tapi dia sebenarnya mendapat dua!

"Ayo cepat makan. Nanti kita ke kota. Akan lebih mudah bepergian setelah makan."

Ji He melihat wajah Zhang Xiaoyu yang tersenyum dan berpikir bahwa suami kecilnya begitu mudah untuk dipuaskan. Hanya karena dia tersenyum manis, dia harus membuatnya bahagia di masa depan.

Zhang Xiaoyu mengangguk dan segera pergi ke dapur untuk mengambil roti terlebih dahulu, lalu menyajikan bubur. Keduanya duduk berhadap-hadapan untuk makan.