Di tengah gerimis yang mulai turun di salah satu sudut kota Bandung, terlihat dua orang pemuda yang saling berdiri berhadapan.
Salah satu dari mereka memiliki postur agak tinggi dan menggunakan kain penutup berwarna dominan biru dan hitam dengan sebuah logo yang menyerupai bentuk dream catcher, terdapat lambang tengkorak di tengahnya disertai tulisan DC (Disconnected), kain yang sama yang digunakan oleh kawanan yang berkumpul di belakangnya. Yang membedakan hanya kain merah yang terikat di lengan atas sebelah kiri.
Sedangkan pemuda lain di hadapannya memiliki postur sedikit lebih pendek dan agak gemuk. Terdapat sehelai kain merah pula di bagian atas lengan kirinya. Ia dan kelompoknya tampak menggunakan sebuah rompi yang sama berwarna perpaduan coklat dan oranye tua, dengan logo dan tulisan BTR di bawahnya. BTR (Break The Rules).
"Woi bro, salah satu temen lo udah macem-macem sama temen gue tadi siang. Dia nabrak mobil temen gue, dan lari gitu aja. Beruntung temen gue tau siapa yang nabraknya dari atribut yang dipake sama si pelaku. Begitu dikejar, bukannya minta maaf, malah nantangin ribut! " Pemimpin dari DC memulai pembicaraan tanpa basa basi.
"Temen gue bilang, bahwa temen lo itu yang ngerem mendadak! Makanya temen gue gak bisa ngehindar! Terang aja dia ngajakin ribut, orang gak salah tapi dimaki-maki di jalanan!" balas pemuda di seberangnya dengan nada agak tinggi.
"Udaaaaahhh!! Beresin pake cara jalanan aja!! Gak usah banyak basa basi!! Biar geng anak-anak orang kaya yang suka seenaknya itu tau rasa!!" celetuk salah seorang anggota dari kelompok BTR.
Entah bagaimana, dari situ suasana menjadi ricuh tak terkendali. Yang semula hanya saling beradu cacian, mulai saling meringsek saling hantam satu sama lain.
Meski begitu, tidak ada satupun dari mereka yang menggunakan senjata apapun. Sudah menjadi peraturan tegas namun tidak tertulis di antara 'kelompok jalanan' untuk tidak pernah bertarung menggunakan senjata apapun. Mereka saling hantam dengan tangan kosong.
Belum terlalu lama mereka saling hantam, terdengar sirine polisi dari kejauhan. Dan tanpa dikomando, mereka langsung membubarkan diri.
Terlihat anggota dari BTR banyak yang lebam di sebagian wajah dan tubuhnya, membuat mereka agak tertatih saat menjauhi lokasi tawuran. Sedangkan dari DC hanya beberapa saja yang terlihat sempoyongan.
" Cari jalan paling aman masing-masing dan langsung kumpul di Basecamp!!" teriak pemimpin DC pada teman-temannya, sambil berlari menuju motor mereka yang sengaja di parkir terpisah dan terletak beberapa blok dari lokasi tawuran.
Ketika sampai di lokasi parkir, dan akan menyalakan motor sportnya untuk menjauhi lokasi, tiba-tiba si ketua di kejutkan oleh teriakan salah satu temannya.
RAKA~~
"Raka! Ituuu...! " Sam memanggilku dan menunjuk pojokan mini market yang sedikit gelap. Agak samar aku melihat seperti seseorang sedang terduduk sambil melipat kakinya. Sepertinya seorang perempuan. Perlahan ku turunkan kembali standar motorku, dan melangkah mendekati sosok yang tadi di tunjuk Sam.
" Raka! Lepas dulu slayer lo!" Sam kembali berteriak padaku, yang aku jawab dengan mengangkat jempol tangan kananku tanpa menoleh padanya.
Sambil terus melangkah di tengah gerimis, aku melepaskan atribut DC yang ada di tubuhku dan memasukkannya ke dalam saku jaketku. Namun kemudian saat mendengar sirine yang semakin mendekat, aku berbalik sesaat dan memberikan isyarat pada Sam untuk lebih dulu pergi dari sana.
Begitu mendekati sosok yang aku tuju, perlahan dengan sedikit ragu aku menunduk dan menyentuh pundak sosok di hadapanku.
" Hey..! " kataku, tapi orang yang aku sentuh tidak memberikan reaksi apa-apa. Karena penasaran, aku semakin mendekat dan jongkok di hadapannya. Kembali ku sentuh pundaknya, agak kuat kali ini "Hey!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold me
Random"Raka! Ituuu... " Sam memanggilku dan menunjuk pojokan mini market yang sedikit gelap. Agak samar aku melihat seperti seseorang sedang terduduk sambil melipat kakinya. dengan sedikit ragu aku menunduk dan menyentuh pundak sosok di hadapanku. " Hey...