RAKA ~~
Gadis ini tiba-tiba tersadar saat aku genggam tangannya karena ia tanpa henti gelisah dan mengigau dalam tidurnya. Dengan matanya yang merah dan sembab, ia menatap tajam dan lurus kepadaku, lumayan lama.
" Kamu siapa? Aku dimana?" tanyanya kemudian
" Aku Raka, kamu di rumah sakit. Tadi aku menemukanmu di depan minimarket dalam kondisi kurang baik, kepalamu berdarah dan..." belum selesai aku menjelaskan, tiba-tiba gadis itu menggenggam tanganku dengan sangat kencang.
" Bawa aku pergi dari sini.. ku mohon.." bisiknya lirih, suaranya terdengar begitu ketakutan dan gemetar.
" Nggak bisa sekarang. Kondisi kamu nggak memungkinkan untuk keluar dari sini sekarang." Kataku sambil mengusap lembut tangannya, berharap dengan begitu gadis ini bisa merasa sedikit lebih tenang, meski aku belum tau apa yang terjadi padanya hingga membuatnya seperti ini.
" Kalau begitu, percuma kamu selamatkan aku, dia pasti akan menemukanku dan membunuhku disini" katanya lagi dengan nada suara yang datar dan bergetar. Matanya menatap kosong kearah pintu dengan air mata yang tiba tiba saja mengalir di pipinya.
" Me..? Membunuh katamu? " tanyaku terkejut, ia mengangguk lemah. sekarang berbalik aku yang menggenggam tangannya.
" Siapa namamu? Dan apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanyaku kemudian.
" Mikhayla. Namaku Mikhayla. Ayahku melunasi hutangnya dengan cara menyerahkanku pada Bos rentenir gila. Tua Bangka gila yang senang menyiksa wanita. Bahkan dia membunuh istri ke 3nya tepat di hadapanku. Butuh waktu 2 tahun untukku akhirnya dapat melarikan diri dari penjara terkutuk itu. Dan saat kamu menemukanku, itu adalah saat ketika aku berhasil sembunyi dari kejaran pengawalnya, namun entah bagaimana tiba tiba ada sebuah motor melaju kencang dan menabrakku saat aku akan menyebrang. Dan disitulah aku terduduk pasrah. Ku kira mereka akan menemukanku saat itu, karena aku sudah tidak sanggup lari lagi" jawabnya sambil menerawang dengan air mata yang terus mengalir.
" Semua bekas luka di tubuhmu, itu....?"
" Ya... itu semua karena perlakuan tua Bangka gila itu"
Tua bangka brengsek! Jika bertemu pria seperti itu, sudah pasti akan ku habisi saat itu juga! Menyiksa wanita hingga seperti ini? Sungguh bukan pria sejati! Umpatku dalam hati.
Drrttt.. ddrrrrttt... -Sam-
Aku memberi isyarat pada gadis di hadapanku, untuk menjauh sebentar mengangkat ponselku.
" Halo.."
" Ka, lo masih di RS?
" Ho oh, anak-anak masih disitu?"
" Udah pada bubar lah. Besok malem katanya pada balik lagi. Lo kenapa nggak balik?"
" Gue beresin dulu disini, baru gue balik."
-klik-
Kuputus sambungan telpon dari Sam, saat kulihat gadis itu berusaha bangkit dari tempat tidurnya hingga nyaris terjatuh.
" Hey! Sudah ku bilang kondisimu masih terlalu lemah untuk meninggalkan rumah sakit!" kataku sambil menolongnya kembali berbaring di tempat tidur. Namun gadis itu tetap saja memaksa turun.
" Minggir!" meski lemah, tapi ada nada menyentak dari suaranya.
" Nggak! Kamu harus balik ke tempat tidur!' kataku sambil menggendong tubuh kecilnya kembali ke atas tempat tidur. Tidak sampai satu detik, ia kembali berusaha turun. Sungguh membuatku kesal.
" Hey gadis keras kepala! Aku paling tidak suka jika ada yang tidak menghiraukanku,tahu!" bentakku.
Ia membalas tatapanku dengan lebih galak dan tetap memaksa turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold me
Random"Raka! Ituuu... " Sam memanggilku dan menunjuk pojokan mini market yang sedikit gelap. Agak samar aku melihat seperti seseorang sedang terduduk sambil melipat kakinya. dengan sedikit ragu aku menunduk dan menyentuh pundak sosok di hadapanku. " Hey...