Detak diantara Detik

589 56 18
                                    

Main cast: Rasya, Dika.

Genre: angst, brothership.

Happy reading guys..❤️

_____________________________________________

Seberapapun banyak gue berusaha menghindar, takdir selalu menemukan caranya untuk tetap hadir.

.
.
.
.
.
.

"Bang, Rasya juga pengen ikut" ujar seorang pemuda dengan kaos putih dan celana pendek hitam selutut.

"Gue mau pergi maen, Lo ngga usah ikut" kesal dika, bukan apa apa, Rasya kalau ikut main pasti sangat merepotkan.

Pasalnya sang adik yang sedari kecil memiliki riwayat penyakit kelainan jantung membuatnya tak bisa beraktivitas selayaknya orang normal, membuat dika harus ekstra menjaganya jika Rasya ikut  pergi main dengannya, jika tidak maka Dika akan menerima segala Omelan sang ibu juga ayahnya.

"Sekali aja kak, Rasya ngga bakal ngerepotin kok, Rasya bosen di rumah" lirihnya.

Sebenarnya Dika agak tidak tega, karena pasti sangat bosan menjadi Rasya, yang harus selalu mendekam dirumah.

Sekolah pun Rasya di paksa homeschooling.

Wajah Rasya menyendu, satah satu hal yang paling dika benci.

"Ga usah nangis, ntar gue lagi di marahin nyokap," kesal Dika ketika melihat mata Rasya yang sudah berkaca.

"Lo boleh ikut, tapi janji jangan ngerepotin gue, ngga usah rewel" ujar Dika sambil meraih jaket berwarna beige miliknya di sandaran kursi dan memakaikannya pada tubuh Rasya.

Rasya tersenyum senang, akhirnya dia bisa keluar rumah juga, setidaknya keluar rumah bisa memperbaiki moodnya, karena penuturan sang dokter kemaren.

Di rumah besar Rasya dan Dika memang hanya di huni mereka berdua juga tiga maid dan satpam yang bertugas di gerbang, sedangkan  orang tua mereka tinggal di luar kota untuk mengurus cabang perusahaan baru di sana.

"Ayo naik" Dika membuka pintu untuk sang adik yang masih saja bergeming tak kunjung masuk kedalam mobil.

"Rasya pengen naik motor bang" ujar Rasya seraya menaikkan tudung Hoodie nya.

"Udah tinggal ikut aja ribet sih, ntar kalo naik motor yang ada gue di cincang sama bonyok!" Dika semakin kesal karena sang adik yang banyak mau.

Rasya kembali meredupkan matanya, padahal di sisa umurnya yang tak seberapa ia ingin menghabiskan waktunya bersama sang kakak, melakukan hal yang belum pernah Rasya lakukan bersama Dika, termasuk membonceng motor sang kakak.

"Kalo masih diem di situ gue tinggal" ancaman Dika mampu membuat Rasya takut dan bergegas masuk kedalam mobil.

Dika menjalankan mobilnya menuju tempat bilyard.

Di sana sudah banyak teman teman Dika yang menunggu, juga banyak wanita dengan pakaian minim entah siapa.

Dari awal datang kesini pun Rasya sudah merasakan hawa tidak nyaman.

"Bang, pulang aja yah" lirih Rasya sambil memilih ujung jaket kulit yang di pakai Dika.

"Ish! Udah di bilangin tadi kan ngga usah rewel!!" Bentak Dika membuat Rasya berjengit kaget dan bibirnya pun sontak memucat dengan wajah yang di banjiri peluh.

BARA Dan Semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang