bab 5

6.5K 618 102
                                    

" Kakak " Lirih Vanya saat melihat Vita sedang berdiri di ambang pintu.

" Mas Sony sakit? Sakit apa Van? " Tanya Vita sambil berjalan mendekati Vanya dan Natali dengan wajah shok nya.

" A...em.. I...iya sakit Kak. Mas Sony sakit biasa kok kak gak perlu di khawatirkan " Elak Vanya.

" Beneran? Jangan nutup-nutupin sesuatu sama Kakak dong Van "

" Serius kak, Mas Sony cuma ngeluh sering sakit kepala kak"

" Ya ampun kok mas Sony gak pernah cerita sama Kakak sih, nanti kakak tanya lah. Oh ya, ini es susu " Ucap Vita sambil meletakan botol minuman di meja Vanya.

" Buat Natali gak ada kak? " Tanya Natali dengan ekspresi melasnya.

" Maaf ya Nat, kakak gak tau kalau ada kamu jadi kakak bawanya 1 doang buat Vanya " Ucap Vita merasa bersalah.

" Eh gak papa kak Natali bercanda kok "

" Kakak ngapain kesini? Sendirian? " Tanya Vanya.

" Kakak Sama pak Sandi, Mas Sony lagi kerumah teman nya, katanya anak temannya meninggal baru di lahirin kasian ya "

Saat sedang mengobrol ada perawat yang masuk kedalam ruangan Vanya dengan panik.

" Maaf dokter Natali saya mengganggu tapi ada pasien yang membutuhkan tindakan. " Ucap perawat itu.

" Oke saya kesang sekarang. Kak Vita aku tinggal dulu ya " Pamit Natali lalu segera berlari menuju ruangan pasien.

Semenjak kejadian kemarin malam, Vanya tak berani menatap wajah Vita karena merasa bersalah. kejadian itu memang bukan Vanya yang melakukan nya namun Vanya tetap merasa bersalah. Bagaimana pun Sony adalah suami sah dari Vita, dan semenjak kejadian itu pula Vanya sangatlah jijik melihat wajah Sony.

*****

" Bu, Vanya di pindah tugas di daerah jawa tengah tepat nya di Purwokerto" Ucap Vanya pada Ibunya yang sedang membuatkan susu hamil untuk Vita.

" Iya silahkan " Jawab Ibu.

" Ibu melepas Vanya gitu aja? Ibu gak tanya sama siapa Vanya pergi, naik apa Vanya pergi dimana nanti Vanya tinggal" Tanya Vanya.

" kamu itu sudah besar Van" Ucap Ibu tanpa menoleh ke arah Vanya sedikitpun.

" Vanya tuh anak ibu bukan sih?! kenapa yang ibu khawatirin tuh cuma kakak, kakak dan kakak " Ucap Vanya mulai kesal.

" Kakak mu itu sakit, jangan bandingin Kakakmu sama kamu yang sehat "

" Tapi Vanya juga mau diperhatiin sama ibu! Kak Vita juga udah besar udah punya suami juga. Kenapa ibu sekhawatir  itu sama Kakak padahal jelas-jelas Kakak udah ada yang jaga "

" Stop Van, kamu itu kaya anak kecil tau gak! Masalah kaya gini aja di ributin "

" Masalah kaya gini? Cuma ayah yang mau urus Vanya! Tau gini Vanya mending ikut ayah dari pada hidup sama ibu yang pilih kasih! "

" Vanya!! "

PLAK!! Tamparan keras mendarat sempurna di pipi Vanya.

" Siapa yang ajari kamu bicara kaya gitu sama ibu?! Ibu itu orang tua kamu Van! " Ucap Vita dengan nada tingginya.

" Dia ibu Kakak bukan ibu Vanya! " Ucap Vanya sambil pergi meninggalkan Vita dan ibu di dapur.

Dikamar Vanya menangis karena pipinya memanas bekas kang tamparan Vita. Sebenarnya Vanya tak benar-benar di pindah tugaskan melainkan Vanya mengajukan cuti selama 1 bulan penuh.

Turun ranjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang