Bab 14 (LDR)

6K 464 73
                                    

Seminggu sudah kepergian Sony ke Bali dan Vanya kini mulai merasakan kesepian karena di tinggal Sony. Vanya jadi malas untuk pulang kerumahnya, terkadang jika Vanya suntuk Vanya akan menghampiri Natali ke rumahnya atau ke rumah sakit.

" Aaa bosen banget gue dirumah sendirian gini, biasanya ada mas Sony yang gangguin gue. Mana sombong banget lagi gak pernah chat atau telfon gue" Oceh Vanya pada dirinya sendiri.

Kegiatan Vanya hari ini adalah uring uringan di kasur sambil menangis karena terlalu bosan. Namun saat sedang menangis tiba tiba Vanya teringat Vita, Vanya belum pernah datang ke makam Vita dari setelah Vita di makamkan. Vanya bergegas membersihkan dirinya dan memakai pakaian yang sopan.

Vanya mengendarai mobil Sony dengan spantai dengan diiringi lagu kangen dari dewa 19 ntah lah apa lagu itu isi hatinya atau bukan.

" Assalamualaikum kakak cantik. Vanya dateng nih kak. Kok kakak betah sih tidur di tanah padahal dirumah ada kasur loh bisa bobo pelukan juga sama mas Sony dari pada disini gelap, pengap, sendirian pasti kakak kesepian kan? " Ucap Vanya bicara pada pusara yang bertulisan Vita.

" Vanya kangen banget sama kakak tau, Vanya bingung kak sama hidup Vanya sekarang. Vanya hidup buat siapa kak sekarang? Ibu makin benci sama Vanya, kakak juga udah gak mau nemuin Vanya dalam mimpi kek kak Vanya pengen curhat. Mas Sony? Vanya bingung menjelasakan perasaan Vanya ini terlalu cepet kak. Dari kakak ipar sekarang jadi Vanya dan kakak tau? Perawan Vanya di ambil mas Sony " Sambung Vanya dengan berbisik di ahir kalimatnya.

" Kakak gak marah kan? Tapi Vanya belum bisa nerima mas Sony jd suami Vanya kak Vanya bener bener udah sayang sama mas Sony sebagi kakaknya Vanya bukan suami kalau suatu saat Vanya nemuin cinta Vanya gak papa ya kak Vanya pisah sama mas Sony nanti "

Vanya terdiam sambil terus menatap pusara sang kakak tiba tiba tangis Vanya pecah.

" Kakakk Vanya kangenn hiks hiks Vanya mau ikut kakak aja boleh gak? Vanya gak tau hidup untuk siapa disini Vanya gak punya keluarga, keluarga Vanya cuma kakak tapi kakak pergi sama keponakan Vanya hiks hiks Vanya masih butuh kakak " Ucap Vanya sambil memeluk nisan Vita.

Vanya sudah lama tak menceritakan apapun pada Vita karena sekarang tak semudah itu untuk berkeluh kesah pada kakaknya. Sekarang Vanya hanya bisa meratapi kesendirianya di dunia ini. Saat sedang menangis ponsel Vanya berdering dan ternyata itu adalah Sony namun karena Vanya sedang kesal pada Sony  Vanya pun me-reject panggilan Sony.

" Ngapain lagi telfon segala, dari kemarin aja gak pernah telfon " Omel Vanya dengan air mata yang terus mengalir.

" Nih takut makam nya banjir karena  air mata lo " Ucap seorang laki-laki sambil menyodorkan sebuah sapu tangan pada Vanya. Vanya yang kaget langsung menoleh ke arah sumber suara.

" HAAA ARO????" Teriak Vanya dan langsung bangkit dari duduknya.

" Jangan teriak teriak gila ini kuburan " Ucap laki-laki itu.

Senyum Vanya langsung mengembang lalu melompat untuk masuk ke dalam pelukan lelaki itu dan di balas hangat oleh lelaki Aro.

Dialah Fernando Aro sahabat Vanya dari kecil, dulu rumah Aro persis di samping rumah Vanya namun karena kedua orang tua Aro meninggal Aro pun tinggal bersama tantenya di Kalimantan dan sekarang Aro juga sudah menjadi tenaga medis sebagai dokter umum.

" Hei kenapa malah makin nangis ?" Tanya Aro saat merasa tubuh Vanya semakin bergetar tanpa suara.

" Gue kangen banget sama lo Ro hiks hiks lo kenapa gak pernah nemuin gue " Ucap Vanya di sela tangisnya.

" Ssst sstt udah jangan nangis ini kan gue nemuin lo Van "

" Setelah belasan tahun Ro "

" Iya iya maaf udah stop dulu nangis nya kalau masih nangis gue balik lagi nih "

Turun ranjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang