Bab-23

3.1K 252 11
                                    

" Kamu yakin? " Tanya Sony tak percaya

" Kalau aku udah bicara begini ya berarti aku yakin dong " Ucap Vanya.

" Gimana kandungan kamu? Kamu juga lagi hamil kan? "

" Aku lagi gak bahas kehamilan aku mas. Aku bahas anaknya Amirra "

" Tapi akan ada 2 bayi nanti nya Van "

" Tetep 1 "

" Ha? Maksud kamu ? "

" Udah lah intinya aku akan urus anak Amirra. Kalau mas gak mau gak masalah aku bisa bayar nany kok buat jaga bayi itu nantinya"

" Bukan gak mau Van, tapi kamu sendiri aja gak bisa terima anak kamu gimana kamu mau urus anak orang lain "

" Itu urusan aku mas, mas gak perlu repot mikirin gimana aku jaga anak Amirra nanti. Lagi pula aku bukan minta persetujuan mas kok aku cuma kasih tau biar mas gak kaget kalau liat ada bayi dirumah "

" Gak ngerti Van mas sama jalan pikiran kamu"

" Vanya pamit " Ucap Vanya sambil bangkit dari duduknya.

Vanya menghampiri Sony dikantornya hanya untuk memberi tahu keputusannya kalau Vanya akan mengadopsi anak Amirra.

Setelah berperang dengan hati dan pikirannya, akhirnya Vanya memilih untuk mengadopsinya. Walaupun Vanya tak tau akan seperti apa dunianya nanti setelah ada bayi dirumahnya.

Kalau untuk basic merawar bayi jelas Vanya yang seorang bidan pasti sangat lihai dalam mengurus bayi dari baru lahir.

" Keputusan gue bener gak ya?? Nanti kalau mas Sony beneran gak mau ikut jaga anak Amirra mampus gue " Ucap Vanya pada dirinya sendiri yang sedang berdiri di pinggir jalan menunggu ojek online yang ia pesan.

****

" Eh Ro ada ibu bersalin?" Tanya Vanya saat baru tiba di kliniknya.

" Cek hp lo berapa kali gue telpon lo " Ucap Aro kesal dan Vanya langsung mengecek ponselnya dan ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dari Aro.

Vanya hanya memperlihatkan deretan gigi rapinya. " Yaudah gue kerja dulu ya Aroo " Ucap Vanya lalu keluar dari ruangan Aro.

Vanya pun bersiap dengan semua perlengkapan untuk menangani ibu melahirkan.

" Wah pinter ibunya, kalau kontraksi tarik nafas dalam buang lewat mulut ya bu " Ucap Vanya sambil memakai sarung tangan karet karena akan melakukan pemeriksaan dalam.

" Mules nya udah sering ya, saya periksa dulunya bu. Di buka dulu celananya " Ucap Vanya namun pasien malah menggelengkan kepalanya.

" Bapak tolong di bantu buka celana ibunya ya pak "

" Gak mau bu bidan " Ucap lelaki itu.

" Anak pertama ya pak ? " Tanya Vanya yang di jawab dengan anggukan serta senyuman canggung dari si bapak.

Calon bapak maksudnya karena dari parasnya Vanya bisa menebak bahwa pasangan itu berusia tak jauh dari Vanya.

" Ibu cantik, yuk di buka celananya dulu yah, ini dede nya mau keluar loh nanti susah kalau ibu masih pakai celana " Bujuk Vanya.

" Malu bu " Jawab ibu itu sambil menahan sakitnya kontraksi.

" Gak papa bu, kalau gak di buka saya cek nya gimana. "

" Yuk pak di bantu buka celana ibunya " Ucap Vanya dan akhirnya perempuan tersebut pun mau membuka celananya.

" Mba Sari tolong buat kan teh manis ya, biar nambah tenaga ibunya " Ucap Vanya.

Turun ranjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang