Aku tetap disini. menggenggam tanganmu. menunggu keberhasilan atas semua kegagalanmu, bersamaku. selalu dan akan tetap seperti itu.
-Nazrilia Selvy Andrasya-
*******
"NGAKU LU, ANJING!!!" satria membabi buta menghajar laki-laki berjiwa permen yang sudah tak mampu lagi melawan, saking kuatnya tenaga satria tanpa teman temannya. mereka hanya boleh menyaksikan tanpa harus ikut campur tangan karena memang sudah dititahkan olehnya.
Biarkan gedung tua yang sudah lama tidak dipakai ini menjadi saksi. betapa marahnya satria saat ini.
satria masih melayangkan bogem mentahnya ke gilang yang sudah terkapar lemas di lantai yang rusak. dirinya pasrah membiarkan laki-laki yang kakinya kini berada di dada bidang gilang.
sepertinya, pria dengan sejuta humor itu masih tak berniat menghentikan pukulan demi pukulan walaupun tenaganya sudah hampir habis. wajah dengan banyak luka itu dipenuhi banyak sekali bulir keringat yang tercampur dengan darah segar yang mengalir di wajahnya.
"SATRIA." suara pria itu bergema, hingga menimbulkan kesan menegangkan.
Deg
satria mendorong pria itu ke dinding hingga pingsan seketika. ia lantas mengusap darah yang mengalir di sudut bibirnya lalu berbalik, menghadapi kemarahan zean yang sialnya tak ada dalam rencananya.
para inti zavaro's yang lain terkecuali arkan yang berhalangan hadir, hanya bisa menunduk melihat kedatangan pemimpin mereka. bulu kuduk mereka berdiri seketika. atmosfer yang tadinya tenang seketika mencekam tatkala sang dewa kematian menunjukkan tatapan dingin nan datar yang ditunjukkan oleh mata elang miliknya.
"Apa gue memerintahkan kalian untuk menjadi pengecut kayak gini?" hening. tak ada yang berani menjawab ketua zavaro.
zean mengunci tatapan tajamnya pada satria, pria dengan logat betawi kentalnya yang menatap mata zean tanpa rasa takut sedikit pun. tatapan menantang.
zean tersenyum miring "bisa lo jelaskan, spy?"
satria berdecih, dengan napas terengah-engah, ia melangkahkan kedua kakinya mendekati zean dengan tangan terkepal. jemarinya menonjolkan urat hingga tangannya memutih.
mereka semua terkejut menyaksikan tindakan satria selanjutnya. pria itu menarik kerah jaket sang ketua. tak ada yang berani melakukan hal itu sebelumnya, termasuk nazil yang notabenenya sahabat kecil zean.
"Bro, udah!" andre berusaha melepas paksa tangan satria yang bertengger di kerah jaket zean dibantu nazil yang menahan zean dari belakang.
"LO NANYA GUE? ALASAN GUE NGELAKUIN HAL INI, HAH?!" matanya memancarkan kebencian saat maniknya bertemu manik elang zean. andre menahan dada satria, takut kelepasan.
"DAN SEENAK JIDAT, LO MENYIMPULKAN BAHWA TINDAKAN KITA PENGECUT?!" urat urat leher spy zavaro's terlihat. sepetinya, ia benar benar sangat marah sekarang.
zean masih tenang. ia tak ingin mengambil tindakan pada saat dirinya dikuasai emosi, karena itu akan sangat berdampak.
gedung tua bekas pabrik yang sudah terbengkalai menjadi saksi, betapa menyeramkannya situasi sekarang. jujur saja, mereka salut dengan zean yang tetap tenang menghadapi satria yang kesetanan.
andre memerintahkan lewat manik matanya agar mereka keluar dari gedung ini. mereka mengangguk lalu perlahan keluar dari gedung sana.
"LO GAK PANTES DISEBUT DENGAN KETUA, BANGSAT!!! LO ITU PENGECUT YANG SEBENARNYA. LO LEMAH. LO EGOIS. LO GAK PERNAH ME-NOMER SATUKAN ZAVARO. YANG ADA DI PIKIRAN BUSUK LO, CUMA KEMENANGAN DAN KEMENANGAN!!! TANPA MEMIKIRKAN BAGAIMANA KERASNYA KITA BERJUANG BUAT LO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth
Teen Fiction" Tentang seorang gadis cantik bernama Aretha graziella arthama yang memiliki hidup lebih dari sempurna. Keluarga yang sangat menyayanginya, teman teman yang slalu mendukung dirinya. Namun, sejak ia menemukan sesuatu yang berisi informasi tentang m...