calme et colère.

60 10 0
                                    

Tidak ada balasan, laki-laki di samping kanan dan kiri ku hanya menatap senja yang tampak hangat nan indah.

" Jalan-jalan ke laut, yuk gelut. "

" Gua serius. "

" Tanam-tanam ubi, tak perlu di baje bacot elu babi, mending kita gelut aje"

" Bang- "

" Hahahh Lunar ngabrut gua! "




" GUA SERIUS ASU!! "



°°°




Lunar dan Gamma menatap diriku dan melihat mataku yang mulai berair mungkin mereka marah padaku karena ucapan ku yang sudah keterlaluan tapi tidak perlu khawatir karena mereka itu orang nya tidak mudah marah, mungkin sih.

" Ma-maaf.. "

Kepalaku menunduk secara perlahan lalu air mata yang sedari tadi ku tahan kini bercucuran, tatapan kak Lunar dengan Gamma seperti menahan amarah yang besar dan akan diluap kan, tapi mereka akan memaafkan ku kok tenang saja.





*BRAK!





Aku tersentak kaget ketika meja yang ada di depan ku di pukul keras oleh kak Gamma, apa mungkin dia tidak akan memaafkan ku?

" Bunda udah bilang kan, kalo ini bukan kesalahan lo tapi kenapa!? Kenapa lo selalu nyalahin diri lo HAH! "

" Lo egois lar! EGOIS!! Gua gak suka sikap lo yang kekanakan kayak gini!! "

Aku belum berani menatap kakak ku dan menundukkan kepala ku.

" Solar! Abang tau kalau kamu masih ngerasa bersalah tapi itu takdir lar! Lo gak usah nyalahin diri lo lagi. "

Nafas ku yang tersengal-sengal membuat ku sangat kesakitan, aky pun memegang dadaku dan tak sedikit meringis kesakitan.

'uh.. kenapa lagi sih!'

Aku pun melirik kearah kakak laki-laki ku yang sibuk mengomeli ku, sedang kan tangan ku yang tak henti memegang dadaku, dan air mata yang hampir mengalir.

Sesak, ini sangat menyakitkan.

Aku teringat inhaler yang aku simpan di dalam lemari, aku tidak ingin kehilangan nyawa ku lagi hanya untuk mendengar ocehan mereka, aku pun berlari meninggalkan kak Gamma dan Lunar.

Saat aku meninggalkan nya, aku melihat tatapan mata yang begitu hampa.


°°°



Tepat kini diriku sudah ada di depan kamar, pintu dibuka secara paksa kemudian aku bergegas mencari inhaler.

Tangan ku terus mencari, dan mataku yang sudah berair mulutku yang meringis kesakitan, perpaduan yang menarik bukan?

Akhirnya, aku menemukan nya!

Setelah beberapa menit, dadaku kini  membaik dan nafas ku kembali normal, tidak berselang lama hujan turun membasahi kota aku pun terduduk di jendela dan memandangi langit yang berubah menjadi hitam.

Tenang?

Aku memang menyukai ketenangan tapi tidak dengan saat ini, yang aku inginkan ada seseorang yang menemani ku dan memeluk ku seperti layaknya ibuku sebelum ia tiada.

Kenapa dia tiada? Mungkin kalian bertanya-tanya siapa yang membuat ia tiada.

Biar aku beritahu, ibuku tiada karena..



DIRIKU!! Ya benar karena ulah ku sendiri.









°°°

Pov author:

Kini terlihat tiga orang pemuda yang berada di balkon sekolah, satu orang sedang melihat matahari yang bersinar ke arah nya, sedangkan dua orang lainnya tengah terbaring dengan mata yang terpejam menikmati angin yang berhembus pelan, sebelum salah satu pemuda memecahkan keheningan.

" Bro. "

" Oit "

" Lagi ape lu? "

" Biasalah, melakukan kegiatan yang remaja lakukan pada umumnya. "

" Buset, keren bet bahasa lu, btw kegiatan apa emang? "

" Rebahan. "

Pemuda yang ada disamping nya hanya menatap datar dan memutar bola mata dia adalah HALILINTAR

Sementara pemuda yang ada disebelah hali ia adalah ICE

Dan yang bertanya adalah TAUFAN padahal ia berada di samping nya lalu kenapa ia bertanya? Entahlah author juga gak tau_-

" Lu pada gak bosen apa? Rebahan mulu. "

" Gak. "



































" ANGIN RIBUT!! Lepasin gua!! "

" BAJINGAN!! Cari ribut elu!? "

Saat ini Hali, Ice sedang mendapat ujian, kalian tau ujian nya apa?

Taufan menarik kerah baju seragam Hali dan Ice, ia menyeret ke dua nya dengan kencang. Disepanjang jalan mereka terus diperhatikan oleh orang-orang disana, Taufan tak peduli ia menjadi tontonan murid tapi berbeda dengan ke dua triplek berjalan itu, mereka terus menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya.

Setelah sekian lama mereka diseret akhirnya Taufan melepaskan nya itu mungkin hal yang baik, tapi tidak untuk Hali dan Ice, ya iya lah orang dijatuhin nya di segerombolan gadis gimana tuh muka gak ketuker sama tomat coba!

Oh ya, saat dijatuhin sama Taufan semua gadis berteriak heboh dan banyak yang terpesona akan ketampanan Taufan, Hali dan Ice tapi gak sedikit juga yang menggoda mereka.

Saat para gadis sibuk menggoda mereka, hanya ada dua orang yang membuat Cyclone dan Frost salah tingkah dan fokus memerhatikan nya.



















TBC






















amitié? ou plus?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang