" Lo ngelakuin itu..? "
" Hah? Maksu- Gak gitu juga. " Hali menoleh cepat ke arah nya dan menatap datar.
°
°
°" Ini semua salah lo bang. "
" Weh, Lo yang nyari gara-gara kenapa jadi gua yang di salahin!? "
Basah kuyup, ya benar sekali kedua kakak beradik itu baru saja terguyur hujan yang deras dan kini mungkin sedang meneduh di sebuah restoran.
" Pa Gamma! " Sapa salah seorang gadis cantik dengan jas yang ia kenakan dan rambut yang diikat rapi, ia berjalan menuju Gamma sambil tersenyum manis seperti layaknya peri gula sangat manis.
Gamma terkekeh melihat gadis itu berlari menuju dirinya.
"Oh gempa, kenapa kamu ada disini?"
Gamma berdiri sambil menatap heran Gempa seharusnya ketua osis seperti nya sudah sampai di sekolah awal pagi.
" Tadi gempa tuh liat pa Gamma basah kuyup, jadi.. bapa mau ke sekolah bareng Gempa? Soalnya diluar hujan. "
Saat Gamma ingin menjawab nya tiba-tiba Gempa kembali menyela pembicaraan sang empu.
" Gak ada penolakan! Harus ikut soalnya Gempa ngerasa bersalah kalau ninggalin guru kehujanan. "
Sambungnya dengan sangat mendesak Gamma." Um.. yasudah kita akan pergi ke mobil ku sekarang, " ucap Gempa lalu menuntut Gamma untuk kembali ke kendaraan yang ibu nya siapkan.
°
°
°
°Gempa membukakan pintu untuk kedua pemuda itu, setelah mereka masuk ia menutup nya dan kembali duduk di bangku depan.
Roda mulai berputar melewati genangan air, hujan yang mulai mereda menghasilkan warna yang indah di langit.
Yang menjalankan mobil itu adalah supir pribadi Gempa, jadi dirinya hanya memainkan ponsel sepanjang jalan.
" Terimakasih Gempa, " ucap Gamma secara langsung membuyarkan lamunan gempa.
Gempa menoleh kebelakang lalu tersenyum.
" Gak perlu berterima kasih pa, ini emang tugas Gempa kok, " jawabannya menghasilkan senyuman yang terukir di wajah Gamma.
" Kamu ini anak yang sangat bertanggung jawab.. "
Mereka berdua asik berbicara dan menghiraukan pemuda dengan api di atas kepala nya, bukan api biasa tapi mungkin api kecemburuan?
'pilih kasih. Bang Gamma gak pernah puji gua.'
°
°
°
°Saat sampai di sekolah Gempa heran dengan pemuda disamping Gamma yang terus mengikuti mereka.
" Permisi, kamu murid baru disini? " Celetuk Gempa, kemudian Gamma yang menyadari kebingungan ketua osis itu secara langsung menyenggol lengan laki-laki di samping nya.
Pemuda itu mengangkat alisnya sedang kan Gamma memolototi nya.
'jangan diem aja, jawab'
" Oh ya, kenalin gua Lunar. "
Gamma pun tersenyum sementara Lunar masih merinding saat melihat tatapan mata yang tajam dari kakak laki-laki nya.
" Baiklah gempa, karena dia murid baru kamu antar kan saja dia ke kelas nya okay? "
" Siap pa, "
'kakak lucknut, bisa-bisanya ninggalin gua sendiri!'
" Lunar jangan nakal ya? " Celetukan Gamma menjadi kan Gempa yang tertawa kecil dibelakang mereka.
Mungkin untuk keberapa kali nya wajah lunar kembali menjadi merah.
" Sekarang lu pergi, gua gak mau liat wajah lo lagi. "
Gamma mengambil sepatu nya dan hendak melemparkan kearah Lunar.
" Jangan kurang ajar sama guru! "
Dengan segera Lunar menarik tangan Gempa dan membawa nya lari menjauh dari Gamma.
Lunar yang memegang lengan baju gempa layaknya membawa sebuah sampah menjadi kan sasaran mata bagi semua orang.
°
°
°
°Seorang gadis yang berjalan menuju sebuah ruangan, begitu sampai di depan pintu ia membukanya perlahan, dia bisa mencium aroma rokok. Ia menutup hidung nya untuk menghindari baunya. Seorang pemuda tinggi berambut hitam dan bola mata ruby menatap gadis itu yang berdiri di ambang pintu.
" Eh anjir, lo siapa!? "
" Gua yang harusnya nanya! "
" Gak salah lu? ini toilet cewe. " Ucap Gadis itu sambil menelusuri tubuh pemuda itu yang bertelanjang dada juga memperlihatkan tubuh nya yang berotot.
Dengan cepat sang gadis memalingkan wajah dan menutup nya dengan telapak tangan.
Pemuda itu mengangkat alis dan menatap heran.
" Bisa gak sih bajunya dipake dulu! " Protes nya dan hanya dibalas oh saja.
Setelah beberapa menit, gadis itu berpikir kalau sang empu sudah memakai bajunya kembali tapi mungkin tidak.
" Huwaa! Gua bilang pake baju lo idiot!! "
" Lebay. " Celetuk pemuda itu sambil terus menghisap rokok.
'kalau gua tusuk pake pisau, dosa gak ya?'
Gadis itu melempar sepatu nya dan mendarat tepat di samping sang empu.
" Gua cubit ginjal lu lama-lama, pake gak baju lo!? "
" Lo gak waras ya? Ini toilet cowo suka-suka gua dong. " Pemuda itu mengambil sepatu sang Gadis dan melempar nya ke jendela dan mengenai seseorang.
" Udah jelas ini toilet cewe! "
Gadis itu berlari menghentakkan kakinya dengan keras saat sampai di ambang pintu ia menghentikan langkahnya lalu terdiam ketika melihat tulisan didepan pintu 'Toilet laki-laki'
" Oh.. toilet cowo ternyata, " kemudian dia berusaha berpegang teguh pada wajah datarnya meskipun didalam ia kehilangan akalnya.
" lo Murid baru? " Pemuda itu berdiri di ambang pintu sambil menatap tajam gadus itu.
" Iya, gua si cantik paripurna, Solar dan btw lo preman? " Ucap nya dengan nada narsis
Sang empu hanya menatap datar Solar sesekali ia menghisap rokok dan menghela nafas kasar.
" Udah gatel banget tangan gua. kalau gua gak sabar, mampus lo "
Celetuk sang pemuda sambil meregangkan otot-otot tangan nya.
" Sorry nih bukan mau nyindir tapi dari penampilan lo aja udah kaya om-om mesum. "
" Dan ya rambut lo tuh kek landak, gak pernah disisir kah? Udah mah baju kancing lepas lagi mirip banget kayak preman pasar "
" Buset! Mulut nya gak bisa di rem ya cantik? " Tiba-tiba Taufan berada di samping Solar dengan ekspresi tercengang dan terus mengelus kepala nya.
Solar mendongak untuk melihat Taufan yang berdiri tegap dan melingkarkan tangan nya di bahunya, sontak ia langsung mencengkram tangan Taufan lalu menghentakkan nya ke lantai.
*BUGH!!
" Argh..! Anying! Lu cewe cowo sih!? "
Sementara Hali memandang dengan tatapan sedikit terkejut dan kembali memasang wajah datar nya.
" Ya maaf, orang lu yang salah! "
'sewot banget.. tapi menarik'
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
amitié? ou plus?
RandomEh anjir lo siapa!? Gua yang harus nya nanya!! Imut banget sih lo Hm.. kamu siapa ya? Owo Gua ice Buset! Perasaan gua kagak nanya deh Permisi, kamu murid baru disini? Oh iya, kenalin gua lunar Seperti dalam dongeng sebuah persahabatan yang awalnya...