Kedua teman baruku menoleh kan kepala melihat diriku yang masih merengek pada kak Lunar, saat aku menyadari Thorn dan Blaze yang menatap ku dan kak Lunar sontak aku langsung mengubah mimik wajah yang awalnya sedih menjadi sinis.
" Ngapain liat-liat. "
" Kalian..? "
°°°
" kami sau- "
" -Tetangga! " Aku membekap mulut kakak ku dan menatap tajam Lunar dengan memberi isyarat wajah 'ngomong lagi gua timpuk pala lo!'
Mataku kembali teralihkan oleh Blaze dan Thorn yang sudah hilang entah kemana,
" Ck.. anak BANGSAT!! "
Lunar menusuk tangan kiriku dengan pulpen yang ia ambil dari saku bajunya dan mengalihkan pandangan seraya berkata.
" Kalau sampe ketauan kak Gamma, mampus lo. "
" Emang napa!? "
" Mulut lo tadi, minta di sleding. "
Ia menarik paksa lengan kanan ku lalu membawa ku ke dalam mobil milik kak Gam.
" Ih! Anying sakit goblog!! "
Bola mata kak Lunar melirik kearah lakban hitam yang ada di samping nya.
" Mau ngapa-! "
" Hm..!! " Tangan kakak laki-laki ku dengan cepat melakban mulut ku dengan wajah yang puas kemudian mendorong tubuhku dengan kencang hingga terkena pintu mobil.
Kak Lunar menancap gas hingga membuat tubuh ku terguncang hebat.
" Hm..!! " Suara ku semakin kencang serta kakiku yang menendang kursi depan yang di duduki kak Lunar.
" Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, kalau gak mau dipukul jangan bacot anying! "
Celoteh kak Lunar yang membuat otak ku kosleting.
'setannya makin menjadi-jadi!' oceh ku didalam hati.
Terlihat lampu jalan yang awalnya berwarna kuning kini berganti menjadi merah, bukannya berhenti di belakang zebra cross kak Lunar malah menancap gas lebih kencang tak lupa senyuman mengerikan nya.
" Hm..! Wahh! " Akhirnya lakban yang menempel pada mulut ku terlepas aku menoleh ke arah kak Lunar dan kalian tau..?
" Huwaa!! SETAN BANGSAT! "
Menyebalkan! Baru saja ingin mengucap syukur malah dapet lagi ujian!
Tubuh ku terombang ambing di kursi belakang sementara kak Lunar yang menghisap rokok didepan dengan tenang, tanpa memperdulikan diriku yang sudah diambil nyawanya oleh malaikat Izrail.
Beberapa menit kematian ku, akhirnya kak Lunar memarkirkan mobilnya.
Mataku berbinar-binar saat melihat mobil kak Gamma memasuki garasi rumah ku.
Langkah kaki yang sempoyong mulai menuruni kendaraan kematian itu.
" Lebay, baru juga segitu. " Celetuk kak Lunar yang merusak atmosfer, aku menolehkan kepala dengan kencang lalu menggunting ujung rokok yang di isap oleh nya.
" Bismillah, SMACKDOWN!! " Lunar membanting tubuhku ke bawah hingga aku merasakan tubuhku ENCOK!
Suara langkah kaki terdengar mendekati garasi, pintu di buka dengan kencang memperlihatkan seorang pemuda yang sedang menyeruput kopi hitam sambil menyenderkan tubuhnya di ambang pintu.
" Oh.. ini biang keroknya. "
Kak Gamma menjewer telinga ku dan kak Lunar lalu menariknya ke atas hingga membuat ku berjinjit.
Kami meringis kesakitan sedangkan kak Gamma sibuk mengomeli.
Setelah sekian lama membujuk nya akhirnya kak Gamma melepaskan jeweran maut nya.
" Masih mau adu cocot? "
" Erk-! Gak ka-kami udah baikan kok! Y-ya kan kak Lunar? " Ucap ku gemetaran sambil menyenggol lengan kak Lunar.
" I-iya, kita kan sa-saudara ya? " Balas kak Lunar sambil merangkul ku.
Kak Gamma hanya menatap datar kearah ku dan kak Lunar
Hening.
Saat terakhir kak Gamma membuat telinga ku memerah, kini kami duduk bersampingan tepatnya posisi duduk ku ditengah disebelah kiri kak Lunar dan kanan kak Gamma.
Kami berada di balkon lantai tiga, terdengar desiran ombak dan angin yang berhembus pelan hingga menerbangkan rambut ku.
Rumah ku memang dekat dengan pantai sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat itu tapi kenapa sekarang tiba-tiba sepi..?
Langit mulai terlihat gelap karena sinar matahari yang perlahan tenggelam.
" Rakyat jelata? "
" Hm? "
" Kenapa kalian masih anggap gua saudara? "
Suara tawa terdengar dari mulut ku hal itu sontak membuat orang di samping ku menoleh cepat.
Hening, sesekali ada suara kicauan burung disekitar sebelum menutup tenggelam matahari.
" Berisik lu bekicot. "
" Gajelas, bocah prik. "
Kedua netra milik ku dan kak Gamma saling bertemu sangat indah karena sesekali sinar matahari membuat kedua netra bercahaya.
" Amnesia lu pada? Masa gak inget sih yang udah buat mama meninggal itu kan gua "
Tidak ada balasan, laki-laki di samping kanan dan kiri ku hanya menatap senja yang tampak hangat nan indah.
" Jalan-jalan ke laut, yuk gelut. "
" Gua serius. "
" Tanam-tanam ubi, tak perlu di baje bacot elu babi, mending kita gelut aje"
" Bang- "
" Hahahh Lunar ngabrut gua! "
" GUA SERIUS ASU!! "
TBC
Maaf banget gua lupa naro biodata😭 untung ada yang ingetin😇
Kalo buat biodata satu-satu bakal kelamaan jadi langsung ke gender peran utama nya aja
Perempuan:
Solar
Blaze
Thorn
GempaLaki-laki:
Halilintar
Taufan
Ice
LunarDah gitu aja, byee
KAMU SEDANG MEMBACA
amitié? ou plus?
De TodoEh anjir lo siapa!? Gua yang harus nya nanya!! Imut banget sih lo Hm.. kamu siapa ya? Owo Gua ice Buset! Perasaan gua kagak nanya deh Permisi, kamu murid baru disini? Oh iya, kenalin gua lunar Seperti dalam dongeng sebuah persahabatan yang awalnya...