Semenjak kakak tidak jelas menghilang entah kemana. Suasana rumah menjadi tidak enak.
Bagaimana tidak? Memang tidak dinampakkan, tapi sangat terasa. Semenjak Robert menghilang, Ayah dan Ibu menjadi tidak semangat. Biasanya saat mereka bersama didalam rumah, mereka pasti berbincang mengenai kegiatan mereka masing-masing.Ayah dan kakak menceritakan tentang hari-harinya dipekerjaan, Ibu biasanya menceritakan tentang gosip yang ia dengar, dan aku? mendengarkan dan menikmati perbincangan mereka, kadang aku juga ikut menceritakan tentang hari-hariku disekolah. Sekarang? suasana rumah menjadi sunyi.
"Hen—"
Dirinya rindu dengan kehangatan keluarganya. Dimana ia dan keluarganya sarapan pagi dan makan malam bersama, nonton TV bersama, suara canda gurau, ia dan kakaknya bermain game bersama, dan juga Hendra menceritakan tentang updatean terbaru dari webcomic yang ia baca kepada kakaknya.
"Hendra—"
Matanya melihat tampilan wallpaper HP nya. Ada foto mereka sekeluarga. Didalam foto itu, terlihat wajah mereka sekeluarga bahagia. Senyum natural yang berasal dari hati, bukan karena instruksi dari fotographer untuk tersenyum. Foto ini diambil tahun lalu, dan juga karena kakaknya membujuk kedua orang tuanya. Mereka memang memiliki banyak foto keluarga, tapi kebanyakan hasil foto sendiri yang hasilnya tetap lumayan bagus. Tapi untuk foto studio mereka belum pernah melakukannya. Awalnya, kedua orang tuanya menolak. Karena menanggap foto studio itu mahal dan harus tempah frame lagi.
Namun, dengan segala bujukan kakak yang mengatakan bahwa 'Ada yang murah, kok. Dan tergantung ukurannya juga, serta bahan framenya apa'.
'Kalau dipajang diruangan tamu kan bagus, apalagi kalau ada tamu datang, ma'.
'Coba, papa bayangkan. Saat kita duduk diruang tamu dan melihat foto kita sekeluarga? Pasti senang bukan?'.
Dengan segala rayuan yang kakak tumpahkan. Akhirnya ayah dan ibu setuju. Keesokan harinya, mereka sekeluarga pergi ke foto studio.Dipandanglah foto pria dewasa yang berdiri dibelakang ayah. Robert tersenyum didalam foto itu. Rasa sedih muncul lagi didalam hati Hendra.
PLOK!
Hendra tersentak kaget saat ada yang menepuk kuat bahunya. Sontak Hendra memutar tubuhnya untuk melihat siapa pelaku yang telah menepuk bahunya. Untung, lidah Hendra masih tertahan sebelum cacian keluar dari mulutnya. Ternyata yang menepuknya adalah sahabatnya. Rudi.Remaja berkacamata itu menaikkan satu alis sambil melihat kearah Hendra."Aku sudah memanggilmu dari tadi, dalam sekali melamunmu!. Padahal aku ada disamp—".
Rudi berhenti tidak melanjutkan ucapannya. Sekilas ia melihat tampilan wallpaper HP Hendra, dan ia langsung mengerti apa yang membuat temannya ini melamun.
"Ah.... maaf....".
" Tak apa-apa...."Rudi duduk dibangku yang ada didepan Hendra.
"Kamu yang sabar ya, kakakmu pasti akan ditemukan. Aku yakin". Hendra mengangguk pelan, mengiyakan ucapan Rudi."Eh eh, bagaimana kalau nanti pulang sekolah, kamu main kerumahku??" ucap Rudi mengalihkan pembicaraan. "—kita bisa nonton donghua terbaru dirumahku, kemarin aku baru download 1 season!".
Ia menyenggol pelan tangan Hendra. "....dan juga untuk mengurangi sedikit rasa musibah yang kamu rasakan. Satu Bulan ini, kamu pendiam banget loh...".
Hendra merasa suasana hatinya terasa sedikit membaik setelah mendengar ajakan sahabatnya.
"Baiklah, tapi sebelum itu kita beli jajanan dulu ya" balas Hendra tersenyum walau tidak secerah biasanya.KRIIINGGGG!!
Jam istirahat selesai, dan semua murid memasuk ruangan kelas. Guru mata pelajaran memasuki ruangan sebagai tanda bahwa pelajaran selanjutnya telah dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hendra Kusuma: Dengan Masalah Yang Tidak Diduga
AventuraHendra Kusuma mengira apa dia rasakan saat ini karena dia kebanyakan baca cerita fantasi dari berbagai aplikasi webtoon/webnovel dan juga dari website ilegal?. Kehidupan normalnya berubah drastis karena interfensi dari 'sekelompok oknum' yang diriny...