Keesokan harinya, aku menghabiskan waktu bersama gaeul. Menemani belanja dan berkeliling kota hanya untuk mencari angin, tak lupa menggosipkan Taehoon.
Gaeul tau benar bahwa Taehoon orangnya sangat dingin dan cuek, sehingga ia penasaran kenapa aku bisa bertahan dengannya.
"Taehoon kan tidak tau romantis romantisnya, kok kamu mau si?!" Tanya nya padaku
"Karena... Iya juga ya, aneh sekali. Bahkan ia sering meninggalkanku untuk latihan." Jawabku seadanya
"Tuhkan, kalian pasangan unik. Aku menyukai kalian deh" Ucap gaeul sembari memepetkan sepeda nya ke sepeda ku
"He—heyyy jangan begitu gaeul, nanti aku jatuh" Ujarku ketakutan
Gaeul tertawa sembari mengayuh sepeda "nggak nggak, takut banget kamu ini. Aku duluan ya, mau pulang. Mau ketemu ayang beb"
"Hihh... Bucin terus, aku sama kamu aja gak bahas Taehoon."
"Biarin, bye bye Shintya."
"Bye bye"
Sepeda yang digayuh gaeul sudah melaju menjauh, aku mengayuh sepedaku perlahan karena sudah dekat dengan rumah.
Aku melamun memikirkan sesuatu untuk Taehoon, "Ahhh... Aku akan memasakkan nya makanan" batinku
Sesampainya di rumah, aku turun dari sepeda. Membersihkan diriku terlebih dahulu lalu memasak kan makanan kesukaan Taehoon, ia tidak punya makanan favorit sebenarnya hanya saja ia menyukai makanan yang simpel namun mengenyangkan.
Tanganku berkutat dengan alat dapur dan langkah ku mondar mandir kesana kemari.
Jam menunjukan pukul 19.00 Kst
Aku terduduk di lantai dengan bersandarkan meja dapur, aku menghela nafas lega setelah selesai memasak. Aku memasak bibimbap dan corndog berisikan full keju seperti biasanya.
Aku memakan corndog mencobanya, perlahan aku menyesapi rasa corndog tersebut. Rasanya enak seperti jual jual.
Tanganku meraih benda pipih bernama handphone untuk menghubungi Taehoon
"Dasar pria tidak romantis! Huh! Menyebalkan" ujarku berkata pada diri sendiri
Langkah kakiku, ku pijakan kearah kamar. Memilih pakaian baru lagi, karena yang tadi kotor setelah memasak. Aku memakai dress pendek berwarna kuning tua dengan hiasan bunga, tak lupa aku meraih jepitan rambut. Perlahan aku memastikan poni rambutku di kaca, lalu menjepitnya dengan jepitan kupu kupu.
Aku meraih tas dan memasukan dompet dan handphone saja, aku membawa tas kecil. Lalu menaruhnya di pundak, aku berjalan kembali ke bawah. Menghampiri rak sepatu dan memilih sepatu, rak ini bercampur dengan sendal. Aku memilih sendal yang sama dengan Taehoon, karena aslinya kami bertukar sendal.
Setelah sudah siap, aku membawa kotak bekal berisikan bibimbap dan corndog itu.
___________________
Aku menatap sekitar, kenapa sepi sekali? Katanya arcade seharusnya ramai apalagi ini malam, dengan ragu ragu aku masuk kedalam arcade.
"Mayat!" Pekik ku terkejut
Taehoon menatapku dari jarak jauh, lalu menguap "masuk, mereka udah mati" ujarnya kasar
Aku mendekat kearah Taehoon dengan hati hati, banyak mayat yang tergeletak di arcade itu.
"Bagaimana kau bisa bermain dengan mayat seperti ini?"
Taehoon menguap kembali dan mengangkat bahunya seakan akan tidak tau menau, tidak peduli jika memang ia bermain dengan mayat.
"Tidak ada kursi lagi ya? Apa aku akan berdiri terus?" Ujarku celingak celinguk mencari kursi
Sebuah tangan kekar menarikku, kotak bekal yang ku bawa hampir terjatuh. Taehoon mendudukkan tubuh mungilku di pangkuannya.
Aku menatap Taehoon tak percaya, namun tak bergerak juga. "Suapin gue" pintanya padaku
"Aku pikir kau niat memberiku pangkuan, taunya ada maunya" ujarku pada Taehoon
Perlahan aku membuka kotak bekal itu, menaruh kotak bekal berisikan bibimbap di sisi tempat Taehoon bermain. Aku mengambil corndog 1 karena aku membawakannya 3.
Perlahan aku menyuapkan corndog pada Taehoon, pandanganku menatap lurus pada bibirnya. Apalagi ketika keju didalam corndog tertarik, membuat pesona bibir dan wajahnya tampak berbeda.
Aku menggelengkan kepala dan menghela nafas dengan kesadaran yang penuh, walaupun pacaran jarang sekali Taehoon menciumku.
"Bibimbap nya buat kamu bawa pulang, aku mau langsung pulang. Besok ada sumbangan panti, aku panitianya" cicitku pada Taehoon yang asik bermain game
Suapan terakhir corndog dengan keju yang meleleh, aku memakan sisaan dari Taehoon. Ketika aku sadar bahwa Taehoon membuka mulutnya berharap suapan terakhir sampai di mulutnya namun ku makan.
Dengan cepat Taehoon meraih tengkuk ku, mencium bibirku dan melumatnya dengan terburu buru.
Aku yang terkejut Taehoon melakukan itu, dengan cepat aku menutup rapat gigiku.
Ia meremas payudaraku sedikit, meminta akses agar aku tidak menutup rapat gigiku.
"Mpphhh... Ahh!"
Aku sedikit mendesah, dengan lihat lidah Taehoon memasuki mulutku. Berusaha memakan corndog yang tersisa sedikit dengan keju yang masih banyak.
Setelah mendapatkan corndog nya, Taehoon menggendongku untuk berdiri. "Pulang"
Aku terdiam sejenak, sebelum berlari kencang sembari memegang bibirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend ( Taehoon Seong )
Teen FictionMenceritakan tentang Shintya yang memiliki kekasih yang super super dingin bahkan cuek, sudah lama mereka menjalin hubungan sehingga Shintya sudah terbiasa dengan tingkah laku Taehoon. ia sudah mengerti sifat, tingkah laku bahkan nada bicara Taehoon...