Aku terpaku dalam tatapannya, tatapan yang ku kenal dingin dan cuek kini melembut. Menatapku dengan penuh kasih sayang.
"Aku pikir kau tidak mencintaiku, bahkan tidak peduli padaku."
Taehoon menatapku, ekspresinya berubah serius dan tersinggung. "Apa? Tidak, itu tidak benar! Tentu saja aku mencintaimu. Bagaimana kamu bisa berpikir aku tidak peduli padamu?"
"Aku tidak akan berada di sini jika aku tidak peduli. Aku tidak akan berjuang untukmu jika aku tidak mencintaimu." Ucapnya lagi
Aku tersenyum mendengarkannya, perlahan aku menurunkan tangannya yang berada di pipiku. Aku mendekat kearahnya dan mencium bibirnya, Taehoon yang awalnya terkejut menarik tengkuk ku. Ia mencium bibirku dan melumatnya perlahan.
Setelah dirasa sudah puas, Taehoon melepaskan ciuman itu dan menatapku dengan tatapan lembut. Aku terdiam sembari mengusap bibirku "Pulanglah ayahmu mencarimu"
"Aku tau ayahku mencariku, tapi urusan kita belum selesai" Ujar Taehoon
"Urusan apa lagi? Kitakan sudah balikan!"
"Menurutmu kenapa aku disini? Aku memperjuangkan mu disini, berarti aku mencintaimu dan peduli pada hubungan kita. Kenapa kau berkata seperti itu?"
"Aku hanya... Aku hanya sedih kau menyakitiku dengan kata katamu waktu itu, jadi aku berpikir yang tidak tidak."
"Maafkan aku..."
*KEESOKAN HARINYA*
Aku sudah bersiap sedari pagi, memasak makanan untuk Taehoon. Aku memasak kimchi dan kimbap, dengan telaten aku memasak seperti biasa.
Ketika waktu sudah menunjukan pagi, matahari sudah muncul menyampaikan cahaya nya pada bumi. Aku sudah siap untuk pergi ke rumah Taehoon yang berada di dekat latihan itu dan sarapan bersamanya.
Tak lupa aku mampir di kedai untuk membelikan minuman soda kesukaan Taehoon, pagi pagi aku sudah mengayuh sepedaku menuju rumah Taehoon.
Sesampainya disana aku memarkirkan sepedaku di dekat tiang, dengan membawa kotak bekal di dalam tas aku masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Aku melepaskan sepatuku dan menggantinya dengan sendal di rumah Taehoon itu.
Sepi. . .
Apa Taehoon mandi?!Aku tau Taehoon baru saja bangun tidur, aku mengangkat bahuku tak tau menahu. Aku berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan makanan yang ku bawa, dengan terbiasa aku memindahkan kimchi dan kimbap.
Di rasa kurang, aku mengeluarkan mie untuk dimasak, aku meraih wajan dan mengisikan nya dengan air. Dengan telaten, aku mencari bahan lain untuk tambahan di dapur Taehoon.
Disisi lain, Taehoon baru saja menyelesaikan mandinya. Kini ia memakai kaos berwarna hitam dan celana panjang yang ia kenakan. Tangannya yang kekar meraih botol yang berisikan air biasa dan tangannya yang lain mengusap usap rambut yang basah.
Taehoon mencium bau ramyeon di rumahnya, ia berjalan ke arah dapur dan terkejut menatapku.
"Shintya?"
"Apa?" Aku menoleh menatapnya sembari memindahkan wajan berisikan ramyeon ke panci "aku pikir kau masih tidur, kau sudah mandi?"
"Sudah" Balasnya sembari mendekat, ia melihat lihat dan tertarik pada masakanku. "Mau kubantu?" Tawarnya"Tidak usah, kau menyuci piring saja nanti. Ayo kita makan dulu, kau pergilah dulu"
Taehoon mengangguk, ia menempelkan handuknya di leher. Langkah kakinya menuju tempat pertama kali kami bertemu, tak ada yang khusus di sana hanya ada meja kosong untuk makan.
Aku membawa panci berisikan ramyeon, kembali lagi untuk mengambil kimchi dan kimbap. Aku mengambil totebag ku dan mengeluarkan minuman soda "kau suka ini kan?"
"Sayang? Kau membelikanku?"
"Iya, anggap saja bayaranku ketika kau membelikan ku makanan waktu kita berkencan waktu SMA"
Taehoon tersenyum menatapku, ia meraih kaleng soda itu dan membukanya. Ia mengingat moment moment kencan pertama kali denganku
"Iya aku ingat, aku selalu membelikanmu makanan disaat kencan" ucapnya sembari tersenyum
Akhirnya kami memakan sarapan kami bersama, Taehoon sesekali menatapku yang sedang makan. Ia menghapus sisa makanan di bibirku lalu menjilati jarinya yang ia gunakan untuk mengusap bibirku.
Aku hanya menatap aneh Taehoon, ia hanya tersenyum dan melanjutkan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend ( Taehoon Seong )
JugendliteraturMenceritakan tentang Shintya yang memiliki kekasih yang super super dingin bahkan cuek, sudah lama mereka menjalin hubungan sehingga Shintya sudah terbiasa dengan tingkah laku Taehoon. ia sudah mengerti sifat, tingkah laku bahkan nada bicara Taehoon...