The Boy from Future

551 54 80
                                    

The Boy from Future
Haii guys! First time aku bawa one-shot lagi.

Entah two-shot juga bisa 🤧 aku always addicted sama apapun yang berbau time travel, past, future, time machine~ jadi one-shot kali ini main genre disitu!

Ini kek selingan dari story yang angst hehe

Ok! Yang mau mau aja ya guys! Silahkan baca dulu genrenya, jika tidak berkenan skip yaaa! Mucih!!

Cover credit : anarut78 @ pinterest

.

.

.

"Uh-oh," anak lelaki yang tepat berusia 7 tahun itu melangkah dengan ragu. Ia baru saja keluar dari sebuah museum yang terlihat jauh berbeda dengan di 'masanya'. Manik honey crimson bulatnya bergulir kesana kemari. Tangan mungilnya mencengkram ujung jaket hoodie miliknya. "...a-ayah pasti marah jika tahu aku bermain dengan mesin waktu... h-huh..." anak lelaki itu mulai terisak. Ia takut sekali ayahnya akan marah. Bermain dengan lintas waktu bukanlah permainan biasa. Ini dapat mengancam keselamatannya. "...semoga Paman Yuki dan Paman Tenn dapat membantuku saat aku kembali pulang. Mereka pasti membelaku! Uhm!" Teringat akan dua paman kesayangannya, anak lelaki itu langsung menghapus beberapa bulir air mata yang sempat mengalir pada pipinya.

"Aku tidak boleh menangis!" anak lelaki itu mendengus kuat, "Aku anak pemberani dari keluarga Nanase! Aku tidak boleh terlihat lemah, huh! Lagi pula aku bercita-cita menjadi hero! Aku harus bisa pulang dengan caraku sendiri!!" tekad sudah bulat, anak lelaki itu kini memutuskan untuk mencari sebuah petunjuk yang dapat membawanya kembali pada masanya. 

Anak lelaki itu lalu tiba-tiba tersentak, "T-Tapi tadi aku lihat, mesin waktu belum tercipta di masa ini... lalu bagaimana caranya aku pulang??" anak lelaki berpipi gembil itu mulai terdiam. Ia tak dapat memikirkan solusi dari perbuatannya sendiri. 

Dan segala kepanikannya bertambah sesaat perutnya bergemuruh. Ia lapar dan haus. Panik menguras habis tenaganya. 

Bingung, kalut, dan takut.

Anak itu meringkuk.

Menarik ujung pucuk hoodienya agar seluruh kepala hingga setengah wajahnya tertutup.

"Huh...huhh... maaf a-ayah... maafkan Ruru-chan..." 

Begitu keputusasaan menyelimuti anak lelaki itu, teriakan beberapa wanita menyita perhatiannya.

Anak bernama Ruka itu pun mulai mendongak, menoleh ke arah mereka.

Ternyata dekat dengan museum teknologi, ada sebuah arena besar.

"Guys! Idolish7 sedang tampil di Zero Arena! Katanya ini konser amal dadakan, tikernya sangat murah!! Siapa pun dapat membeli jika sempat!"

"Ayo!!"

"Wah!! Untuk penggalangan dana panti asuhan benar bukan??"

"Yap! Ahh, aku tidak sabar bertemu biasku!!"

"Aku juga!!"

"Lihat! Aku selalu bawa kipas merchnya!"

"Wah! Nanase Riku!"

"E-Eh? Idolish7? Nanase Riku??" Ruka perlahan bangkit dari tempatnya meringkuk. "Itu... Itu kan grup ayah!!" si kecil Nanase dari masa depan itu pun kini berlari, wajahnya sudah sumeringah karena mendengar nama yang tidak asing. "Ayah! Ayah di sana...!! Tunggu Ruru-chan ayaah! Ruru-chaaan dataaang!"

.

.

.

The Boy from Future

The Boy from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang