4.

407 43 75
                                    

Holla!

Terima kasih sudah menunggu guys! 🫶 🥹 Luvsssss!!!

Hope ya like it!!

SEPERTI BIASA MAAFKAN TYPOKU!!! 😭

.

.

.

"Karena sudah 2 tahun... sejak ayah tidak pernah keluar rumah sakit..."

"...!!!"

"Ayah... Ruru-chan sangat rindu ayah..."

"..."

Tangan mungil itu kini mencengkram kuat ujung baju sosok ayahnya yang masih terpaku di tempat. Kepala si kecil bersandar pada dada sang ayah. Telinga menempel tepat dibagian kiri dada Riku. "Ruru-chan paling senang memeluk ayah seperti ini," Ruka lalu memejamkan mata. Mencoba mendengarkan jelas detak jantung ayahnya yang begitu candu. Dari seluruh lagu dan nada yang menggema di seluruh dunia, suara detak jantung ayahnya merupakan 'nyanyian' terbaik. "...mendengar ini membuat Ruru-chan merasa nyaman..."

"..."

"..."

Saat itu, bukan hanya Riku yang tak bisa bereaksi atau sekedar merespon ucapan Ruka.

Kalimat yang baru saja terlontar dari anak berusia 7 tahun itu terdengar menyakitkan. Namun, ia berusaha membalutnya dengan kelembutan yang sunyi.

Tenn, Momo dan Nagi selaku idol yang paling dekat dengan Ruka juga Riku mendelik. Kernyitan pada dahi mereka menandakan betapa 'gila'nya senyap suara saat itu.

Sedangkan idol lainnya benar-benar sudah menghentikan kegiatan mereka.

Berjalan perlahan mendekati Ruka dan Riku yang seakan tak mempedulikan sekitar.

Ujung-ujung jemari tangan Riku bahkan kembali terasa dingin. Jantungnya tak lagi berdetak sesuai ritme normal, kini ia cukup panik hingga nafasnya berderu.

Berusaha menahan nafas yang tercekat untuk berhembus normal itu sangat sulit, tapi Riku mencobanya. Ia tidak ingin Ruka menyadari perubahan detaknya.

"...H-Hah..." respon pertama yang Riku berikan hanya rasa bingung. Sedang tangan reflek membalas pelukan Ruka yang terasa begitu rapuh dalam lengannya.

Sedangkan idol disekitar mereka tak berani membuka suara, bahkan hanya sekedar untuk mengubah posisi masing-masing.

Tenn yang memiliki status sebagai Paman Kandung anak itu pun tak mengusik keduanya.

Awalnya, Ruka sangat senang menerima pelukan untuk kesekian kalinya dari ayahnya saat itu. Namun begitu telapak tangan Riku menyentuh permukaan kulitnya, Ruka mengernyit dalam.

"Ayah...? Kok tangan ayah dingin lagi sih??" Ruka mengusap-ngusap punggung tangan Riku. Menoleh untuk mencari sumber dingin pada ruangan itu. Berusaha menemukan arah terpaan udara dingin dari AC. "Apa kita harus matikan saja ya AC-nya, ayah??"

"..."

"Ayah???"

Riku mengerjap sesaat menyadari jika ia terlalu lama hanyut dalam pikirannya sendiri.

"E-Eh, uhm... mungkin aku memang kedinginan karena sudah malam..."

"Begitu ya! Uhm!" Ruka tiba-tiba saja menyambar tangan Riku, lalu menempelkan seluruh telapak tangan ayahnya itu pada pipinya sendiri. "Ruru-chan biasanya menggunakan cara ini! Ayah bilang pipi Ruru-chan adalah penghangat terbaik!!"

Bak menghapus rasa tercekat dengan sekali senyuman, Ruka mampu mengembalikan suasana tegang menjadi haru.

Uh...

The Boy from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang