"oh jadi ini copet nya berdua lagi"
'Sial apa apaan ini hape gue di ambil terus malah di kira copet'
"Balikin tas saya" memang benar ternyata bukan hanya handphone Ayara yang di ambil ternyata ada sebuah tas yang juga di gandeng nya
"Ibu bapa maaf ya tapi saya bukan copet hape saya juga di ambil sama pencuri ini saya juga korban" ucap Ayara mencoba menjelaskan
"Alah bohong kamu udah semua kita gebukin aja" semuanya mulai memukul mereka berdua tapi mereka lengah ternyata Ayara dan pencuri itu sudah kabur sebenarnya Ayara ingin langsung pulang namun mengingat handphone nya masih di pencuri jadi ia masih
mengejarnyaBuk prak bang, Ayara berhasil melumpuhkan pria itu "akhhh lepasin nih hape lo gue gak bermaksud nyuri tadi ada banyak orang di deket halte yang kayak ngincar lo makanya gue ambil hape lo biar lo ngejar gue jadi otomatis lo jauh dari orang yang jahat itu"
Ucap pria itu menjelaskan panjang lebar jujur saja menurut Ayara alasannya tidak masuk akal namun jika itu benar ia harus berterima kasih kepadanya
"Thanks" jawab Ayara singkat dia masih tidak percaya dengan alasan tidak logis tersebut, Ayara langsung pergi meninggalkan pencuri itu
"Ehh tunggu dulu lo masih punya hutang sama gue" ucapan itu mampu membuat Ayara berhenti
"Mau berapa lo" jawab Ayara singkat
"Ck hayolah gue ga butuh uang gue tertarik sama lo, lo harus jadi babu gue selama seminggu" permintaan itu lantas membuat Ayara cengok apa apan menjadi babu orang yang mengambil handphone nya nooo
"Atas dasar apa gue harus jadi babu lo apa keuntungan gue"
"Lo lupa kah? Gue nyelamatin lo dari orang yang mau nyelakain lo"
"Gue ga minta lagian gue juga bisa nanganin mereka sendiri"
"Oke oke lo keras kepala banget gue minta nomer lo aja"
"Ga" dengan cepat pria itu mengambil kembali handphone Ayara "kalo lo mau hape ini kembali kasih gue nomer lo" ucap nya dengan seringai tipis merasa dirinya menang padahal baru saja Ayara mengalahkan nya
Malas berdebat dan jam juga sudah menunjukkan pukul 5 sore Ayara mengiyakan nya dengan mengangguk pria itu ber yes ria
"Gue anterin lo" kebiasaan seperti nya tanpa bertanya pria itu menarik tangan Ayara dan mendudukkannya di jok motor vespa nya
Ayara malas bereaksi sehingga dia hanya diam saja lagian lumayan tumpangan gratis, tidak ada percakapan selama perjalanan hanya ada Ayara yang menunjukkan arah apartemen nya
🏴🏴🏴
Mereka berdua sudah sampai di mall yang lumayan terkenal di kota Bandung tadinya sih hanya menemani Janeta nonton namun ada sesuatu yang membuat Janeta tercengang
"Eh itu kayak si Acha deh" kini mereka sedang duduk di cafe tempat makan tapi mereka malah melihat pemandangan yang sangat menjijikkan
Ayara dan Janeta melihat ada Acha dengan seorang om om menggunakan pakaian merah ketat dan make up yang teball sekali seperti ondel ondel
"Iya bener itu si Acha kayak baru pertama kali aja lo liat begini orang dia sering ke club biasa ngejalang" ucap Ayara mengiyakan perkataan Janeta
"tapikan dia keturunan Grabiela sumpah jijik banget kayak beda 180 derajat sama orang tuanya" Astaga pantas saja Janeta tercengang Ayara baru ingat jika semua mengira Achalah keturunan Grabiela
"Pindah yuk ga mood lama lama di sini" ajak Ayara yang sudah jijik melihat Acha menggeliat geliat pada om om itu
"Yuk lah" mereka pun akhirnya memilih pindah ke kafe yang menjual chiken butuh makanan berat karena sudah menunjukkan waktu makan malam