MY BOYFRIEND NEXT DOOR

Bagian I : PINDAH

Bintang menarik napas dalam-dalam, membiarkan udara pagi yang sejuk memenuhi paru-parunya. Ia membuka jendela apartemen sederhana yang kini menjadi tempat perlindungannya dari hiruk-pikuk dunia selebriti. Tidak ada kilauan lampu sorot atau sorakan para penggemar di sini. Hanya keheningan yang menenangkan. Ia memilih apartemen ini karena letaknya yang terpencil dan jauh dari pusat kota. Tidak ada yang mengira seorang superstar seperti dirinya akan bersembunyi di tempat sederhana seperti ini. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Kariernya yang sedang berada di puncak tiba-tiba harus terhenti sementara karena skandal yang terjadi, manajernya dibuat pusing dengan berita yang beredar. Padahal Bintang tidak pernah berbuat skandal yang ditujukan kepadanya. Dalam semalam karier yang dibangunnya setelah memenangi kontes idol tiba-tiba runtuh karena sebuah foto yang tersebar. Foto yang menunjukkan Bintang tanpa busana bersama seorang wanita yang tidak dikenalnya. Paginya pemberitaan tentang Bintang menjadi trending di hampir setiap sosial media, telepon terus berdering di kantor manajemennya pagi itu. Banyak brand yang kemudian menghentikan sementara kontrak kerjasama yang telah ditandatangani. Dalam semalam dan karena sebuah foto hidup Bintang jadi kacau.

Pada akhirnya Mas Fajar, manajer Bintang memutuskan untuk mencari solusi sementara untuk Bintang agar pemberitaan tentang Bintang sedikit mereda. Mas Fajar selalu sigap menangani setiap krisis, menatap Bintang dengan serius.

"Denger, tang" katanya dengan nada tegas "kita harus segera meredam skandal ini sebelum semuanya semakin parah. Gue udah menemukan tempat yang aman buat Lo. Sementara Lo tinggal di apartemen adek Gue aja ya, lagi kosong, dia lagi S2 di Inggris. Apartemennya emang  sederhana dan jauh dari pusat kota. Nggak ada yang akan cari Lo di sana. Lo harus tinggal di sana sementara waktu, seengaknya sampai berita ini mereda." Mas Fajar mencoba memberikan pemahaman kepada Bintang saat itu.

Bintang mengangguk saat itu, menyadari bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menghindari sorotan media yang terus mengintainya.

*****

Bintang terbaring di tempat tidur apartemen sederhananya, matanya perlahan terpejam seiring dengan datangnya malam. Ketika ia akhirnya terlelap, pikirannya dibawa kembali ke panggung besar yang dulu menjadi dunianya.

Dalam mimpinya, ia kembali berdiri di atas panggung megah, dikelilingi oleh ribuan penonton yang bersorak sorai memanggil namanya. Sorotan lampu terang benderang menyilaukan matanya, menciptakan bayangan yang berkelap-kelip di wajahnya. Suara musik yang memekakkan telinga menggema di seluruh stadion, membuat lantai bergetar di bawah kakinya.

Ia bisa merasakan adrenalin yang mengalir deras dalam nadinya, memompa semangat yang membuat setiap serat ototnya hidup. Di depan ribuan penonton yang bersorak, Bintang merasa seperti berada di puncak dunia. Sorak-sorai mereka adalah bahan bakarnya, yang membuatnya terus melangkah maju, memainkan gitar dan bernyanyi dengan penuh semangat.

"Selamat malam, semuanya!" teriaknya dengan penuh semangat ke dalam mikrofon, suaranya menggema dan disambut dengan teriakan histeris dari para penggemar. "Apakah kalian siap untuk bersenang-senang malam ini?"

Jawaban mereka adalah gelombang suara yang menggema, membuat telinganya berdengung. Bintang tersenyum, matanya menyapu lautan wajah yang memandangnya dengan penuh harap dan kekaguman. Setiap sorot mata, setiap senyum, dan setiap teriakan membentuk dinding energi yang mengelilinginya, memberikan kekuatan yang tidak terlukiskan.

Ia mulai memainkan akor pertama dari lagu hits-nya, dan penonton pun bernyanyi bersama. Kata demi kata mengalir dari bibir mereka, seolah-olah mereka adalah satu kesatuan yang terpadu dalam harmoni sempurna. Bintang merasa seolah-olah ia dan penontonnya terhubung oleh tali tak kasat mata yang mengikat jiwa mereka bersama-sama.