Yeay kita nyampe di Chapter 4. Di Chapter 4 ini sebenarnya Putri berada tepat dalam persimpangan jalan. Rencananya aku akan buat cerita untuk semua opsi yang ada, tapi tentunya satu per satu yah karena tanganku cuma ada dua ☺️
Oh iya, cerita ini benernya CERITA EKSKLUSIF buat di Karyakarsa. Jadi di sini cuma bakal ada sebagian kecil aja. Buat yang penasaran sama cerita lengkapnya bisa ke link ini yah ⬇️⬇️⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gadis-polos-ch4Satu lagi, di karyakarsa judulnya aku ganti jadi Gadis Polos yah (cerita tetap sama koq)
Jangan lupa Follow & Vote yah, thanks!"Hah? Astaga!"
Baru saja Putri terbangun dari tidurnya, tetapi ia sudah dikejutkan oleh jam beker yang ada di atas nakas. Pasalnya waktu menunjukkan pukul 8 lewat 13 menit. Tidak biasanya Putri bangun sesiang itu. Setiap harinya Putri terbiasa bangun pukul 5 subuh, tapi hari ini ia terlambat bangun.
Semalam dirinya memang tidak dapat tidur. Meskipun hatinya sudah sedikit lebih tenang, tapi ia masih saja memikirkan perkataan sang mamah. Kali ini dirinya tak tenang memikirkan tentang 'Olahraga Ranjang'. Ia penasaran dengan kata yang terlontar dari mulu sang mamah tersebut. Pasalnya ia tidak pernah mendengar jenis olahraga tersebut dan anehnya kenapa ada pukul-pukul pantat. Apakah kalau yang kalah pantatnya harus dipukul? Hal itu pun tidak terjawab hingga akhirnya semalam Putri pun ketiduran, meskipun agak larut. Hal itulah yang menyebabkan Putri terlambat bangun pagi ini.
Putri yang telat bangun pun langsung mencuci mukanya dan merapihkan rambutnya. Dalam beberapa menit Putri sudah terlihat lebih segar. Ia kemudian keluar dari kamarnya. Tak ada satu orang pun yang terlihat. "Mungkin mereka ada di ruang makan," pikir Putri seraya berjalan menuju ruang makan.
Tebakannya ternyata benar. Di ruang makan ia menemukan Angga sedang duduk sambil menatap layar ponselnya. Tampaknya Angga sudah sarapan duluan karena di hadapannya terdapat piring kosong dengan sendok dan garpu di atasnya.
"Oh, pagi Put. Tumben kamu baru bangun? Biasanya kamu paling rajin bangun pagi," tanya Angga heran karena hari ini di luar kebiasaan Putri.
"Iya Pah, maaf yah Putri bangunnya telat," Putri berjalan sambil tertunduk karena merasa bersalah.
Namun, Angga malah tertawa melihat dan mendengar ucapan Putri yang seperti itu."Putri... Putri... ngapain juga kamu minta maaf? Kalau memang kamu ngantuk, bangun siang pun gak masalah. Pesen Papah cuma satu, apa yang jadi tanggung jawab kamu jangan sampai kamu abaikan. Misal, besok kamu bakal mulai homeschooling, nah jangan sampe ketiduran yah." ucap Angga seraya menarik kursi di sebelahnya yang menandakan agar Putri duduk di sebelahnya.
"I-iya, Putri ngerti Pah," sahut Putri pelan seraya duduk di kursi yang sudah Angga tarik keluar barusan.
"Nih makan yang banyak, barusan Papah bikin nasi goreng. Mudah-mudahan kamu suka," ujar Angga seraya menuangkan nasi ke piring yang ada di hadapan Putri.
"Makasih Pah," mata Putri pun tertuju pada wajah Angga. Pasalnya, sampai detik ini masih ada keraguan dalam diri Putri. Putri masih belum seratus persen yakin kalau Angga itu orang baik, meskipun Rami sudah mengatakan kalau kejadian pagi itu hanyalah olahraga. Ditambah lagi sikap Angga barusan cukup menyentuh hati Putri yang tidak pernah merasakan kehadiran sosok seorang ayah dalam hidupnya.
"Put?" Angga melambai-lambaikan tangannya di depan mata Putri. "Kok bengong? Mikirin apa hayo? Mikirin pacar kamu di kampung yah? Jupri?"
"Ehhh, nggak kok!" ucap Putri spontan ketika ia tersadar dari lamunannya. "I-itu ada nasi," lanjut Putri seraya mengusap bagian sisi dari bibir Angga.
"Hah?" Angga terkejut dengan kehadiran jari yang penuh kelembutan itu di bibirnya. Secara refleks Angga menangkap tangan Putri. Kehangatan dari tangan Putri pun dirasakan oleh Angga.
Keduanya tertegun dan saling beradu pandang. Sesaat Angga merasakan ada pesona terpancar dari wajah Putri. Wajah Putri yang cantik dan keluguannya memberikan warna tersendiri yang dapat menarik perhatian laki-laki, salah satunya Angga. Jantung Angga berdebar kencang layaknya seorang pria yang bertemu dengan gebetan.
Sementara itu, saling bertatapan dengan Angga ternyata membuat Putri tersipu malu. Putri langsung memalingkan wajahnya sambil tersipu malu. Tangannya pun segera ia tarik agar lolos dari genggaman sang ayah yang tanpa sebab telah membuatnya salah tingkah.
Untuk mengusir rasa canggung di antara mereka, Putri pun menunjukkan butiran nasi yang menempel di jarinya. "Papah umur berapa sih? Makannya belepotan kaya si Achmad di kampung," tukas Putri.
"Achmad?" Angga bingung ketika dirinya disamakan dengan Achmad. "Siapa Achmad?"
"Iya Achmad, anaknya Bi Titin di kampung. Umurnya udah 7 tahun tapi kalau makan masih belepotan, persis deh kaya Papah," sindir Putri.
"Ih masa disamain sama bocil kemarin sore!" protes Angga sambil manyun.
"Tapi, klo ganteng, gantengan siapa?"
"Hmmm... gantengan Papah," jawab Putri yang pipinya tiba-tiba berubah menjadi merah ceri.
"Yes!" Angga mengepalkan jarinya dan melakukan pose kemenangan.
"Makasih sayang."
'Muah'
Sebuah kecupan mendarat di kening Putri. Mata Putri pun membelalak. Ia tidak terbiasa dengan ciuman dari seorang pria, meskipun ia tahu kalau Angga akan segera menjadi ayah barunya. Namun, tetap saja Putri merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang membuat jantungnya berdebar kencang dan pipinya memerah.
Angga yang melihat ekspresi Putri pun langsung tersadar.
"Oopss, apa aku kelewatan? Tapi dia kan putriku, tepatnya bakal calon putriku. Gak apa-apakan kalau aku mencium keningnya?" Angga sedikit menunduk guna mengalihkan pandangannya dari Putri. Dalam hatinya Angga berusaha membenarkan tindakan yang baru saja ia lakukan. Namun, tiba-tiba pandangan mata Angga teralihkan pada benda mungil berwarna kecoklatan yang terlihat samar dari balik baju Putri yang berwarna putih.
"Astaga! I-itu putingnya! Aishhh, no-no-no! Dia bakal anak aku, ga boleh gini!" Angga berbicara dengan dirinya sendiri di dalam hatinya.
Namun, nyatanya Angga Junior ga bisa diajak kerjasama. Angga Junior pun bangkit dari tidurnya dan berusaha merangsek keluar dari balik celana. Angga langsung berusahan menutupi Angga Junior dengan sebelah tangannya dan berharap Putri tak menyadarinya.
"Tapi kok aku sekarang malah jadi deg-degan dan ngaceng juga? Apa aku—?" Angga menggelengkan kepalanya guna menghilangkakn pikirannya yang mulai melenceng kemana-mana.
***Cut***
"Maafkan, aku cuma manusia yang penuh hasrat dan gairah." -Angga-
Lanjutan buat Chapter 4 ada di bawah sini yah ⬇️⬇️⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gadis-polos-ch4Untuk kalian yang ga mau ketinggalan cerita lainnya bisa langsung follow LittleNovi di karyakarsa. Selamat menikmati!
https://karyakarsa.com/littlenoviSekarang Novi punya cerita Oneshot juga loh. Langsung TAMAT pastinya.
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-sang-pelayan-tamatKlo Oneshot yang ini ada unsur pemaksaan dan pelecehan. Khusus buat yang suka aja
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-tubuhmuTentang mertua? ADA
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-mertuaku-teman-ranjangku-ch1-2Tentang bintang film panas? ADA
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-aksi-panas-sang-bintang-ch1-ch2Tentang anak tetangga? ADA
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-anak-gadis-tetangga-ch1-2Selamat membaca! Salam 💦💦💦

KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Tabu: Gairah Gadis Polos
RomanceKhusus DEWASA 🔞 Putri adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang baru saja menginjakkan kakinya di kota untuk tinggal bersama dengan Ibu dan Ayah barunya. Banyak hal yang ia tidak ketahui, salah satunya adalah keputusan sang Ibu, Rami, dalam memili...