"Setiap halaman diary lama menyimpan rahasia hati yang pernah berbisik."
_Ilesha Mutiadaksa_••••••
"Udah dong, jangan ngambek."
"Balik lagi, yuk. Kita beli es krim dulu, mau?"
"Udah dong, cantik... Zayn minta maaf, ya?" bujuk Bentala yang kesekian kalinya. Namun, Ilesha tak kunjung berbicara.
Gadis itu menyerahkan helm yang dipinjamkan Bentala padanya. Wajahnya masih sama seperti yang Bentala lihat di SPBU tadi. Bahkan ketika Bentala akan membantu melepaskan pengait helmnya, Ilesha langsung menolaknya. Itu berarti Ilesha benar-benar marah padanya.
"Udah malam, pulang."
Bentala menghela napas lega. Akhirnya, Ilesha mau mengeluarkan suaranya walaupun ia berbicara dengan ketus. Not bad, yang terpenting Ilesha mau berbicara dengannya lagi.
"Zayn janji gak bakal gitu lagi," ucapnya sambil mengangkat jari kelingkingnya ke arah Ilesha sebagai perjanjian.
Ilesha hanya menatap jari kelingking itu. Ia kembali mengingat masa lalunya, adegannya sama. Namun, dengan cepat Ilesha menggelengkan kepalanya.
"Zayn gak mungkin seperti masa laluku, lagian dia berjanji hanya karena uang bukan karena perempuan lain," ucap Ilesha di dalam batinnya.
Ilesha mengangkat jari kelingkingnya lalu menyatukannya dengan jari kelingking Bentala. "Aku masih status pacar kamu, bukan istri kamu, so, aku gak mau kayak tadi, semua yang bayarin kamu. Bahkan ini." Ilesha mengangkat satu paperbag berisi kue yang sempat Bentala beli dengan embel-embel; buat orang rumah. "Kamu yang beliin," lanjutnya menghela napas.
"Kalo aku gak beli itu, aku malu, ay. Masa dikasih izin ngajak anak orang gak ada sama sekali imbalannya," kata Bentala.
Ilesha menghela napasnya lagi. "Pokoknya lain kali jangan kayak tadi," kekeuhnya.
"Iya-iya, sayang," ucap Bentala tersenyum manis pada Ilesha. Ilesha membalas senyumannya, senyum itu yang Ilesha suka. Senyum yang jarang ia lihat ketika belum bersamanya. Sekarang, Ilesha bisa melihatnya dengan puas. Jujur saja, Ilesha memang sangat penasaran dengan senyum Bentala sejak dulu, karena cowok itu jarang sekali menampilkan senyumannya. Tetapi, Ilesha sering mendengar dan melihat tawa Bentala saat di kelas, tapi tidak dengan senyuman itu. Senyuman yang sekarang menjadi candu untuknya.
•••🦋•••
Malam yang indah. Banyak bintang-bintang yang bertaburan di langit menemani sang rembulan. Angin malam yang begitu dingin menusuk ke tulang-tulang pemuda yang sedang memarkirkan motornya di sebuah studio musik. Pemuda itu menarik kunci motornya lalu menutup resleting jaketnya dan memasukkan tangannya ke dalam kantong jaket tersebut. Setelah itu, ia langsung berjalan cepat masuk ke dalam studio itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ephemeral (Tamat)
Teen FictionGengre: Romance, Misteri •••🦋••• Sinopsis: Ilesha Mutiadaksa adalah seorang gadis yang dibayangi masa lalu kelam, membuatnya berjanji untuk tidak lagi membuka hati pada siapa pun. Namun, semua berubah ketika Bentala Zayn Shailendra hadir dalam hi...