Rupanya pesona seorang Revan mampu mensihir Nafasya. Buktinya saat Revan berhasil menempelkan bibirnya pada bibir Nafa, semua rasa kesal Nafa hilang begitu saja. Dia terbuai atas cumbuan Revan yang mampu membuatnya gila. Ciuman Revan semakin dalam sampai lidah mereka berdansa bersama. Nafa tanpa sadar mengusap tengkuk Revan sampai ke bagian telinganya dan Nafa seakan lupa bahwa dia benar benar tengah marah besar pada suaminya.
Revan semakin aktif mencumbu bibir Nafa sampai Nafa melengguh, setelah itu bibir Revan bergerak ke leher dan tulang selangka Nafa, memberikan tanda kemerahan di selangka Nafa namun Nafa tak sadar sama sekali akan hisapan lembut di tulang selangkanya. Keduanya menikmati permainan tersebut dan entah kenapa bisa membawa Nafa ke dalam kenikmatan duniawi yang tak ingin ia hentikan.
Revan masih sibuk menciumi leher Nafa yang sudah basah sekarang dan bibir Nafa sibuk mendesahkan nama Revan yang terdengar sangat seksi dan membuat Revan semakin bersemangat menjamah leher jenjang Nafa yang tentunya wanginya sangat Revan sukai.
Tangan Revan tak dia biarkan menganggur, tangannya bergerak menuju dada Nafa sampai membuat Nafa tersentak. Dia memainkannya dengan penuh gairah kemudian setelah dirasa puas tangannya kini bergerak menuju celana Nafa dan menyentuh aset Nafa yang sudah basah sedari tadi. Revan menarik wajahnya dari tulang selangka Nafa kini beralih menuju bibir Nafa lagi. Kedua mata Revan sangat sayu dan begitu bibirnya menyatu dengan bibir Nafa, kedua mata Nafa terpejam.
Nafa sedikit meringis kala tangan Revan bermain dibagian bawahnya membuat kesan sakit namun Nafa tak mau menyudahi itu, Revan sangat baik membuat permainan terasa seperti di surga dunia. Sesekali Nafa melengguh dan hal itu lagi lagi membuat Revan bersemangat. Ciuman itu semakin panas kala tangan Revan kini bergerak untuk membuka baju Nafa namun saat tangannya hendak membuka kancing kedua lagi lagi wajah Zahra terlintas begitu saja.
Revan seakan kembali pada kesadarannya dan menatap Nafasya yang sudah terlihat berantakan dibawahnya. Kedua alis Nafa mengerut melihat raut wajah Revan yang terlihat terkejut itu, "Kenapa kamu, Mas?"
Kedua mata Revan mengerjap beberapa kali, "Ng--Nggak! Naf--"
Nafa menghembuskan nafas berat dan wajahnya terlihat kecewa, "Alesan apa lagi sekarang?" Tanya Nafa dengan nada bicara yang terdengar kecewa.
Seolah tahu bahwa Revan pasti memintanya untuk berhenti sampai sana. Dan benar saja, Revan bangkit dari sana dan duduk disebelah Nafa dengan deru nafas yang terengah engah. Dia sandarkan tubuhnya pada kepala tempat tidur, Nafa menghembuskan nafas panjang. Nafa benar benar kecewa lagi lagi Revan menyudahi permainannya sebelah pihak.
Nafa menatap Revan dengan tatapan kecewa, "Kamu kenapa sih, Mas?"
Revan tiba tiba tersenyum dengan sangat teduh, tangannya terulur menggengam tangan Nafa, "Nggak pa-pa. Aku lupa kita lagi ada masalah."
"Ya terus?"
"Kita selesaikan dulu masalahnya ya, Nafa."
"Ya tadi mau diberesin masalahnya tapi kamu malah udah gitu aja!" pekik Nafa.
Revan menarik Nafa untuk mendekat ke arahnya, "Nggak semua masalah bisa di selesaikan di ranjang, Nafa." balas Revan dengan sangat lembut.
Revan mati matian menahan emosinya pada dirinya sendiri, bisa bisanya dia bercinta dengan Nafa namun bayangan Zahra terlintas begitu saja. Ini sudah dua kali Revan hendak melakukan hubungan badan dengan sang istri namun bayangan mantan terlintas begitu saja, jujur saja hal itu membuatnya terganggu.
"Terus kamu maunya apa sih, Mas? Kamu duluan yang cium aku!"
"Aku terbawa suasana, Nafa--aku minta maaf." Ucap Revan yang kini tangannya bergerak mengusap kepala Nafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trouble : Revan | RENJUN
Fanfiction"Makan dulu abisin, tunggu gue bayar baru lo minta putus. Biar lu nggak usah bayar bill." Sikap Revan kepada Nafa kalau kata orang bukan seperti seorang pacar, melainkan musuh. "Semalem aku pulang jam 2 malem, jadi nggak balas chat kamu. Maaf ya y...