•AT-TAQWA

562 96 70
                                    

Arhan Atma Bentala, atau biasa di panggil Ahan, remaja yang sudah berusia 19 tahun itu di kenal dengan sikap kenakalannya, kejahilan nya, susah di atur dan sangat sulit sekali jika patuh kepada kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arhan Atma Bentala, atau biasa di panggil Ahan, remaja yang sudah berusia 19 tahun itu di kenal dengan sikap kenakalannya, kejahilan nya, susah di atur dan sangat sulit sekali jika patuh kepada kedua orang tuanya.

Ahan berasal dari keluarga kaya, ayahnya adalah seorang pengusaha tambang emas, perusahaan ayahnya begitu sangat besar. Cabangnya berada di mana, mana.

Ahan adalah putra sematawayang dari Bentala Adiptra dan juga Maharani, sejak kecil Ahan memang tidak mendapatkan full kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya, orang tua Ahan masing-masing sibuk mengurusi bisnis mereka.

Hingga pada akhirnya orang tua Ahan memutuskan akan memasukkan Ahan ke dalam pesantren untuk merubah sikap dan perilaku yang kurang baik dari putranya itu.

"APA? MASUK PESANTREN!" pekik Ahan terkejut kala kedua orang tuanya itu akan memasukkan dirinya ke dalam pesantren

Ahan pun langsung bangkit dari duduknya "Nggak ya, sampai kapanpun Ahan nggak mau masuk pesantren, lagian ayah tuh apa-apaan sih. Main masuk-masukin Ahan ke pesantren segala" ucapnya merasa kesal dengan Adi

Ahan berjalan menghampiri Maharani yang tengah duduk di samping suaminya itu "Bun, ayolah please.. Ahan nggak mau masuk pesantren Bun" ujarnya memegang kedua tangan Maharani berlutut di hadapannya sembari memohon

"Keputusan ayah sudah bulat, besok ayah akan membawa kamu ke pesantren yang ada di Bogor" tungkas Adi membuat Ahan berdecak kesal sehingga membuat emosi nya mulai naik

"Ayah tuh nggak pernah mikirin kebahagiaan Ahan! Ayah egois!" ucapnya dengan nada yang sedikit meninggi

"Turunkan nada suara kamu Ahan! Lupa kamu sedang berbicara kepada siapa?" sahut Maharani bangkit dari duduknya menatap wajah putranya itu

"Niat ayah itu baik, semua demi kebaikan kamu, ayah cuma mau kamu itu berubah, kamu itu sudah dewasa bukan anak kecil lagi. Sekarang waktunya kamu menata masa depan kamu" sambung Maharani

"Kebaikan apanya Bun? Yang ada nanti hidup Ahan tersiksa kalau di pesantren" sahutnya lirih

"Nggak ada yang namanya hidup di pesantren itu tersiksa, justru itu akan merubah diri kamu dan kehidupan kamu menjadi lebih baik lagi. Nurut sama Bunda" ucapnya memegang bahu Ahan namun dengan cepat Ahan menepisnya kasar

"Bunda sama Ayah sama aja! Sama-sama egois!" ujar Ahan menatap wajah kedua orang tuanya sebelum akhirnya ia pergi begitu saja meninggalkan Maharani dan Adi

×××

Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 15 menit melewati Jln. Tol Jagorawi akhirnya Ahan dan kedua orang tuanya sampai di tempat tujuannya yaitu pesantren.

~ PONDOK PESANTREN AT-TAQWA ~

Terpampang dengan jelas sekali tulisan dari Gapura nama pesantren yang akan menjadi tempat untuk Ahan tinggali  "Kampungan banget sih tempatnya, becek gini jalannya. Gak banget ya gw tinggal di tempat beginian" batinnya kala melihat jalan masuk ke arah pesantren yang becek dan banyak genangan air di sana

ARHAN [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang