Tak terasa sudah 5 hari Ahan berada di Pesantren, rasanya ia benar-benar sudah tidak tahan. Ahan tidak bisa terus menerus berda di tempat ini, tempat yang sangat membosankan baginya.
01.00 WIB
Dini hari, di saat yang lain tengah berada di alam mimpi mereka masing-masing, Ahan justru sibuk berjalan mengendap-endap mendekati gerbang utama pondok dengan membawa tas ransel nya di punggung nya.
"Plis lah bantu gw kali ini aja ya Allah" gumamnya sembari menatap langit-langit malam dengan sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri
Ahan sedang mencoba untuk kabur dari pesantren, baru 5 hari di pesantren rasanya sudah seperti 5 tahun di dalam penjara. Ahan tidak sanggup, ia tidak kuat jika harus hidup lebih lama lagi di dalam pesantren.
"Gw harus kabur! Gimana pun caranya" ucapnya yang melihat gerbang utama pesantren begitu menjulang tinggi
"Bener-bener ngerasa di penjara gw! Lama-lama stres" ujarnya yang mulai perlahan memanjat gerbang utama pesantren
Nekat? Itulah yang di lakukan oleh Ahan, ia benar-benar nekat ingin kabur dari pesantren. Pesantren seperti penjara baginya sekaligus menyisak dirinya.
Bagi Ahan yang selalu hidup tanpa aturan dan larangan dari kedua orang tuanya lalu tiba-tiba hidup di pesantren yang ketat dengan peraturan membuat hidupnya menjadi tidak bebas.
"Ya Allah tinggi banget ini gerbang nya, ini mah kalau gw salah injek bisa nyungsep ke bawah" gumamnya yang sudah berada di atas gerbang sembari melihat ke bawah
Ahan tengah mencari-cari pijakan untuk turun dan keluar dari pesantren, tapi ia sedikit binggung mengatur posisi tubuhnya sendiri "Ini gimana turunnya?" ucapnya binggung
"Si bego tadi naiknya bisa, kenapa sekarang turunnya gak bisa, mana kaki gw udah gemeter duluan lagi ya allah" gumamnya yang merasakan kedua kakinya sudah gemetar
Jika boleh jujur Ahan memiliki Acrophobia, yaitu fobia ketinggian di mana penderita akan merasa cemas, takut, merasa gemetar atau bahkan bisa sesak nafas.
"Apa gw langsung loncat aja?"
"Enggak-enggak. Kalau gw loncat terus kaki gw patah nanti gimana? Ya kali di ganti sama kaki sapi" ucapnya yang berbicara sendiri sembari menguatkan pegangannya pada gerbang tersebut
"Tapi ini gw gimana turunnya ya allah" rengekannya keringat dingin pun keluar dari pelipisnya rasa kahwatir dan takut pun mulai menyerang dirinya
Di sisi lain ada 3 Santriwan yang tengah berpatroli mengecek kondisi dan juga keadaan di malam hari, di sekeliling pesantren "Aman terkendali kang" ucap salah satu Santriwan kepada ketua patroli yang berada di sampingnya
"Bagus lah kalau gitu, sekarang kita cek di bagian gerbang utama pesantren" sahutnya yang dianguki oleh 2 orang temannya itu
Ketiganya pun berjalan menuju ke arah gerbang utama pesantren guna memastikan keadaan di sana juga aman terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARHAN [Hiatus]
Teen FictionSipaling bar-bar ◕‿◕ Seorang Remaja berusia 19 tahun yang terpaksa masuk pesantren karena menuruti permintaan dari kedua orang tuanya demi mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dia Ahan, remaja yang terkenal akan sikap bar-bar...