02-BBW

62 7 2
                                    

Jika diingat kembali, dulu Dara tidak pernah berniat untuk berteman dengan manusia-manusia seperti Oci. Sama seperti Alden yang melihat Oci adalah anak yang tak tersentuh, Dara juga melihat Oci sebagai anak yang terlalu menjaga dirinya. Coba bayangkan, sudah dua tahun lebih Oci dan Dara berteman, tidak sekalipun Oci pernah menceritakan tentang bagaimana kehidupan pribadinya. Setiap kali Dara bercerita dan mengadu tentang betapa beratnya hidup yang Dara jalani, Oci hanya akan menepuk bahunya dan memberikan semangat. Dara menghargainya, jujur, Dara sangat menyukai kepribadian Oci yang tidak pernah mengadu nasib saat ada teman yang tengah menceritakan kesusahannya, tapi Dara ingin mengenal Oci, Dara juga ingin Oci mengadu padanya, sama seperti saat Dara mengadu pada Oci. Beberapa kali Dara mencoba bertanya dan meminta Oci untuk berbagi cerita dengannya, tapi anak itu hanya akan tersenyum dan berkata 'aku nggak punya cerita' lalu apa lagi yang harus Dara katakan?

"Capek."

Oci mengerutkan dahinya bingung, "kenapa?"

"Nggak papa," Dara menghela nafas, "capek aja naksir orang friendly."

"Makanya ngomong, biar orangnya tau."

Dara menatap Oci dari samping, terlihat jelas senyum tipis tercetak di wajah anak itu.

"Ngomong juga percuma, dianya aja udah punya pacar 'kan."

Dara menunduk dengan senyum samar, dua tahun mencintai Jeffry yang selalu gonta-ganti cewe itu nggak mudah, apalagi saat harus melihat momen-momen kemesraan Jeffry dengan kekasihnya. Tapi mau bagaimana lagi, Dara terlanjur jatuh pada pesona cowo yang katanya nge-fans sama mba Zendaya itu.

"Salah sandiri, suka kok sama pacar orang." Oci terkikik di akhir kalimatnya.

Dara merengut kesal, " Lo mana tau gimana rasanya."

"Nggak mau tau juga ...,"

Sebenarnya setelah mengamati tingkah laku Oci selama lebih dari dua tahun, Dara menyadari bahwa sikap Oci selalu berubah-ubah, terkadang anak itu akan tertawa seolah itu adalah kesempatan terakhirnya untuk tertawa, tapi beberpa menit kemudian anak itu hanya akan diam tanpa melakukan apapun dan berkata apapun, mungkin jika anak-anak lain yang tidak mengenal Oci melihat hal itu, merka akan berpikir bahwa Oci tengah dirasuki hantu penunggu sekolah.

"Lagian udah mau lulus, nggak mau confes aja?" Oci dengan segaris senyum di wajahnya menatap Dara.

"Takut asing gue Ci." Dara menunduk, menggerak-gerakkan kakinya menendang udara.

Percintaan anak remaja memang se-ruet itu. Dara bahkan tidak menyangka jika perasaanya akan bertahan sampai saat ini. Dara bukannya pasrah menyimpan perasaanya atau bahkan membiarkan rasa itu tumbuh, beberapa kali Dara mencoba berpacaran semata-mata hanya untuk menghilangkan nama Jeffry dari hatinya, namun Dara selalu berakhir dengan perasaan bersalah karena memanfaatkan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri.

"Kalau lo gimana?"

"Gimana apanya?"

Garis-garis halus di dahinya membuktikan jika Oci benar-benar bingung dengan pertanyaan yang dilemparkan Dara.

"Nggak mau confes juga?"

"Apaan," Oci memalingkan wajahnya, menarik nafas dalam untuk menghentikan bibirnya membentuk lengkungan indah, "aku nggak ada suka siapa-siapa."

"Masa sih, udah mau lulus loh, masa nggak ada satu-pun cowo yang menarik di mata lo."

"Nggak ada."

"Endru?"

Bad RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang