03-BBW

27 6 1
                                    

Pagi ini Jeffry sengaja datang ke sekolah lebih awal dari biasanya, tidak ada alasan khusus sebenarnya, hanya berusaha menghindari Daia yang kemungkinan akan mencarinya ke seluruh sudut sekolah, karena Jeffry yang tiba-tiba memutuskan hubungan mereka tadi malam tanpa alasan yang jelas, sudah pasti cewe yang sekarang sudah menjadi mantannya itu akan meminta penjelasan karena keputusan sepihak dari Jeffry.

Di tengah perjalanan Jeffry menuju kelas, sosok Oci yang tengah duduk di bangku beton yanga ada di bawah pohon ketapang menarik perhatiannya. Cewe dengan rambut terikat dan kacamata yang bertengger di hidungnya, dari dulu sampai sekarang Oci tidak pernah merubah style-nya yang menurut Jeffry terlihat membosankan.

Dengan langkah ringan Jeffry menghampiri Oci yang masih fokus pada buku bacaanya, bahkan saat Jeffry sudah mengambil tempat duduk di sebelahnya, Oci masih tetap diam seolah tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Awalnya Jeffry tidak mengatakan kalimat apa-apa, hanya melihat sekeliling, kemudian mencoba mengintip tulisan-tulisan yang sejak tadi menjadi fokus Oci, sampai saat matanya tidak sengaja melihat lutut kiri Oci yang terluka, tangan Jeffry reflek menunjuk luka yang terlihat masih basah itu.

"IH! Luka tuh!"

Tangan Jeffry langsung ditampik oleh Oci, cewe itu memasang raut wajah kesal dan berniat meninggalkan Jeffry yang masih mengibaskan tangannya.

"Eeh, mau kemana," Jeffry menahan tangan Oci, menariknya untuk kembali duduk di sampingnya, "obati dulu itu."

"Udah." Oci menjawab dengan singkat.

"Kenapa nggak diplester?"

Oci menarik napas dalam dan menoleh pada Jeffry, "kalau udah diobati ngapain diplester?"

Jeffry mengerjakan mata beberapa kali, cowo itu seperti berpikir entah apa. Terlihat konyol karena matanya bergerak dari kiri ke kanan dengan bibir yang ditekan sampai cekungan di pipinya muncul.

"Hemm ..., yaudah lah terserah lo aja."

Oci bangkit dari duduk nya, di ikuti Jeffry yang langsung mengalungkan tangannya pada bahu Oci. Satu hal yang membuat Jeffry bingung adalah Oci yang tak kunjung melangkah, cewe itu malah terdiam dengan pandangan lurus dan tidak mengatakan apapun.

"Ooh ..., Dara," Jeffry baru menyadarinya setelah mengikuti arah pandangan Oci, niatnya Jeffry mau ngajak Dara sekalian buat ke kelas bareng, tapi baru ngangkat tangan buat manggil, cewe itu malah pergi lebih dulu.

"Lah? Malah ninggalin, dia pura-pura nggak liat kita apa ya, Ci?"

Jeffry menoleh, hanya untuk menemukan Oci yang grasak-grusuk mengemasi buku-bukunya dan bergegas pergi.

"Ini pada kenapa sih? Orang mau sama-sama ke kelas, kenapa nggak bareng aja gitu loh. Harus banget jalan sendiri-sendiri kaya gini? ...,"

Jeffry jadi ngomel sendiri kan, tapi ya mau gimana lagi, Dara sama Oci juga udah pergi duluan, percuma juga dia ngoceh, toh memang belum saatnya Jeffry tahu, alasan kenapa Dara yang jelas-jelas ngeliat Jeffry sama Oci tadi malah pergi tanpa menyapanya lebih dulu.

****

Oci jelas merasakan perbedaan sikap Dara, cewe itu jelas mendiamkannya. Sejak pertama Oci mendudukan dirinya di bangku samping Dara, cewe itu tidak menoleh sedikit pun, Bahkan saat Jeffry dan Alden mengajaknya berbicara, Dara tidak menyahut sama sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang