Dara tidak pernah berpikir tentang apa yang akan terjadi di masa depan saat dia memungut si introvert Oci, si berandal Alden dan si ganteng Jeffry untuk menjadi temannya. Sebuah korelasi sempurna karena adanya individu positif dan negatif. Meskipun begitu, selama hampir tiga tahun pertemanan mereka nggak pernah ada pertengkaran hebat yang sampai mempengaruhi hubungan antar teman itu. Perdebatan memang sering terjadi, tapi selalu ada orang yang mengalah agar masalah tidak terus berkelanjutan, yang paling sering ngalah sih Jeffry sama Oci, kalau Jeffry cuma ngalah sama Dara, Oci ngalah sama semuanya, anak itu hanya akan berdebat dengan satu kalimat pembelaan, setelahnya dia menyerah.
Mari kita mulai perkenalan dari orang dengan pengaruh negatif yang tentunya adalah Alden, si berandal yang hobinya keluar masuk ruang BK, untungnya Alden ini punya muka tembok yang tebalnya setebal dompet Jeffry. Tapi kayanya belakangan ini Alden mulai bosen jadi duta ruang BK, terakhir kali Dara pernah memergoki cowo itu keluar dari ruang kepala sekolah, sepertinya ada sedikit peningkatan.
Alden ini selain bandel dan nggak pinter dia lumayan ganteng, satu kelebihan yang selalu dilebih-lebihkan oleh pemiliknya. Tapi ganteng-ganteng gini, Alden nggak playboy, nggak semua cewe dia embat. Dia paling anti sama cewe yang confes duluan, menurut Alden, cewe itu harusnya menunggu untuk didapatkan, bukan malah menyerahkan apalagi menawarkan. Kalimat yang sering Alden bilang sampai Dara nobatkan sebagai slogan dari cowo itu adalah 'Laki-laki itu sejatinya adalah pemburu' kalimat yang membuat beberapa orang terkagum-kagum namun membuat Oci yang tidak banyak bicara mampu berdebat selama dua hari dengan Alden.
Kemudian di kubu positif ada Dara dan Jeffry. Kita lewatkan fakta tentang Dara dan langsung ke Jeffry. Cowo ganteng yang lumayan pinter, baik juga anaknya. Kalau Alden suka pilih-pilih cewe, Jeffry ini nggak pilih-pilih, jadi semua cewe yang confes dan ngajak dia pacaran pasti langsung Jeffry jabanin, katanya sih kasihan kalau ditolok dia nggak tegaan soalnya. Jadi suka nggak suka, Jeffry pasti iya-iya aja kalau diajak pacaran. Masalahnya adalah, karena mungkin Jeffry ini terlalu baik ke semua orang, jadi setiap cewe yang lagi pacaran sama Jeffry ini nggak akan bertahan lama, paling cepet seminggu paling lama mungkin sebulan. Pernah ada satu kejadian dimana Jeffry ini lagi jalan sama cewenya dan tiba-tiba ada cewe lain yang minta buat ditemenin ke tempat fotokopian, gobloknya Jeffry malah setuju dan ninggalin cewenya gitu aja. Dan entah ajian apa yang Jeffry gunakan, cowo itu nggak pernah tahu gimana rasanya jadi jomblo, setiap kali putus, pasti nggak sampe sehari udah ada cewe baru yang menyandang gelar sebagai pacar Jeffry.
Terakhir ada Oci, anak introvert yang Dara pungut dari gudang sekolah karena nggak sengaja dikunciin guru karena bocahnya nggak berani teriak atau menunjukan keberadaanya. Oci ini nggak negatif tapi nggak positif juga, dia suka nggak eling anaknya, diajak apa aja mau, pernah sekali dia diajak Alden sama Jeffry buat bolos jam pelajaran terakhir dan bocahnya mau-mau aja. Tapi setelah kejadian itu Oci jadi lebih penakut, solanya anak-anak jadi lebih sinis ke dia, saking penakutnya Oci, waktu sepatunya dilempar-lempar sama temen se-angkatan mereka sampe nyangkut di pohon ketapang, Oci cuma diem aja, nggak minta tolong, nggak berusaha juga buat ngambil sendiri. Pernah juga waktu tasnya nggak sengaja ketuker sama seniornya, padahal pagi itu Oci tahu kalau seniornya hari itu nggak bawa tas tapi dia tetep nggak berani ngomong, akhirnya tasnya nggak dibalikin. Udah sampe kaya gitu pun, Oci masih diem aja, malah Dara yang tantrum kaya orang kesurupan. Puncaknya adalah saat Jeffry iseng ngajak cewe itu pacaran, iya, Oci cuma diem terus lari ninggalin Jeffry, besoknya Oci nggak masuk sekolah selama dua hari. Kalau kata Alden sih, Oci ini lebih ke tolol dari pada penakut.
"Aww ...," Jeffry meringis, kemudian menarik tubuhnya untuk bersandar pada dinding di belakangnya.
Niatnya tadi mau tiduran di paha Oci yang masih sibuk baca buku, tapi belum ada sedetik kepala Jeffry di atas paha Oci, cewe itu langsung menarik dirinya menjauh, membuat kepala Jeffry terhantuk dengan lantai rooftop detik itu juga.
"Numpang doang Ci, nggak ganggu lo juga kan!"
Jeffry melirik sinis Oci yang masih fokus pada bacanya, sebenarnya salah Jeffry juga, dia udah tau kalau Oci itu anaknya paling anti sama yang namanya skinship tapi masih aja suka dijailin, ini kalau sampe Dara tau kejadian tadi, bisa jadi bola ubi kali Jeffry.
"Numpang Alden aja sana."
Gelak tawa Alden menyambut setelah kalimat Oci, cowo yang tengah rebahan di sebelah kanan Jeffry dengan kancing baju yang terbuka dan hanya menyisakan kaos hitam itu lantas melemparkan bungkus rokok kosong yang tepat mengenai kepala Oci.
"Lo kaya nggak tau temen lo aja Ci, modus itu, aslinya lagi marahan sama deterjen."
Jeffry berdecak, "Daia."
"Lah iya, Daia 'kan deterjen, ya 'kan Ci,"
Bukannya menjawab, Oci malah menutup bukunya dan nyelonong pergi gitu aja.
Inilah alasan Alden nggak suka sama orang pendiem. Ya, okelah kalau diamnya masih dalam taraf wajar, tapi kalau udah sampe nyrempet sombong kaya Oci gini, apa nggak darah tinggi orang yang ngajak ngomong.
Dulu waktu pertama kali Oci masuk dalam lingkaran pertemanan Dara, Jeffry dan Alden, Alden adalah orang yang paling sinis dan berusaha keras mengeluarkan Oci dalam lingkaran itu, Dara bahkan sering negur, supaya Alden meberubah sikapnya tapi emang dasarnya kepala batu ya susah dibilanginnya. Untungnya Oci ini anaknya nggak mudah tersinggung, jadi tiap kali Alden nyindir-nyindir sinis ke-dia, bocahnya santai aja, wong dia aja nggak merasa kok.
***
"Minimal, kalau ada info temennya di kasih tau, jangan malah nyelonong pergi sendiri."
Dara terkikik, perempuan berponi dan jepit rambut di bagian kiri itu menyenggol lengan Oci pelan, seolah memberi tahu Oci kalau orang yang Alden maksud adalah dirinya.
"Kan Dara udah ngasih tahu ..., di grup,"
"Ya tapi waktu itu gue sama Jeffry nggak lagi main HP Ci, lo pengertian dikit kek. Lagian apa susahnya coba tinggal ngasih tau ...,"
"Yaudah iya ...,"
"Stop!! Udah, nggak usah dilanjutkan."
Alden sudah tahu apa kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut Oci, cewe itu akan meminta maaf entah merasa bersalah atau tidak, Alden sudah muaaak!! Padahal Dara udah sering ngasih tahu buat jangan sering-sering minta maaf.
"Ci, kalau lo selalu minta maaf, kata maaf nggak akan ada maknanya lagi, orang-orang bakal nyepelein permintaan maaf lo."
"Kalau butuh bantuan minta tolong, kalau udah dibantuin bilang makasih, kalau salah ya minta maaf, bukannya itu basic manner ya Ra?"
Tuh kan, malah Dara yang dicermahin balik.
Karen tidak mau membahas apapun lagi dengan Oci, Alden lantas menstarter motornya.
"Duluan ya Ci."
Itu bukan Alden, tapi Dara. Cewe itu sengaja nebeng karena memang rumah mereka se-arah, kalau hari-hari biasa sih, Dara selalu dijemput sopir.
Setelah Alden dan Dara sudah tidak terlihat lagi, Oci mulai berjalan pulang. Baru juga keluar gerbang, pemandangan Jeffry yang dikerumuni cewe-cewe membuat Oci mematung, memang bukan kejadian yang langka, tapi yang lihat pasti geleng-geleng kepala. Mungkin karena baru putus sama Daia makanya banyak yang nempelin lagi.
Tadinya Oci mau diem aja di pinggir gerbang bareng pak Mamat, satpam sekolah mereka, tapi Jeffry dengan cengirannya malah melambai pada Oci, ya mau nggak mau Oci samperin.
"Sorry banget ya guys, hari ini gue udah janji sama Oci buat nemenin dia cari buku."
Oci yang mendengar kalimat dari Jeffry otomatis menaikan sebelah alisnya, merasa bingung karena dia nggak pernah buat janji apa-apa sama Jeffry.
"Ya e lah Ci, cari bukunya kapan-kapan lagi aja ya ...,"
Masih dengan wajah bingungnya Oci mengangguk samar, "oh ..., iya nggak papa."
Bener kata Alden, Oci ini emang tolol. Padahal sejak tadi Jeffry sudah memberi kode dengan mengedipkan matanya beberpa kali supaya Oci paham kalau Jeffry lagi cari alesan buat nolak ajakan cewe-cewe itu, ini malah Oci main ngangguk-ngangguk aja.
______________________________
15 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Relationship
Novela Juvenil"Nggak semua hubungan harus berakhir sesuai keinginan kita, setiap kebersamaan pasti ada akhirnya 'kan? ..., karena nggak semua orang bisa menemani kita sampai akhir, maka kita harus kasih kesan yang baik untuk setiap orang yang datang dalam hidup k...