43°PLAD°

6.2K 352 80
                                    

HAPPY READING READERS

"Kenapa kalian hanya diam saja hah? Saya sangat menyesal, kenapa tidak sedari dulu saya membawa alea pergi menjauh dari kalian!" Tambah Aedo dangan wajah yang memerah emosi.

Memang, pada saat alea kecelakaan di umur lima tahun, hal itu sangat membuat Aedo marah dan ingin membawa alea pergi dan menjauh dari Pratama serta anak-anak nya.

Tapi, pratama, bara, fadran dan fadren memohon agar alea tetap bersama mereka. untuk ezel, ia belum mengerti apa-apa. Wajar, ia baru berumur 4 tahun.

Hal itu lah yang membuat terjadinya pertukaran jiwa oleh Alea dan Ayaza.

"Ayah, saya minta maaf.." ucap pratama pelan sambil menatap menatap mata ayahnya dalam.

Lagi dan lagi Aedo terkekeh pelan." Apa? Minta maaf? Tidak semudah itu pratama! Pada saat itu kamu juga mengatakan hal yang sama, tapi bukti nya mana? Sehingga kejadian demi kejadian selalu menimpa alea."

"Kek, Kami minta maaf. Kami janji tidak akan lalai lagi menjaga alea.." ucap bara memohon kepada kakeknya mewakilkan para adiknya yang terdiam membisu. Bara tahu, bahwa para adiknya saat ini tengah takut bahwa alea akan dibawa pergi jauh oleh Aedo, sama seperti dirinya juga.

"Sudahlah, saya tidak akan bodoh lagi dan lagi. Mau kalian memohon seperti apa, saya tidak akan membiarkan alea agar tetap bersama Kalian." Ucap Aedo sambil melempar dua botol kecil obat yang tadi di genggamannya.

Hening.

Setelah Aedo pergi mereka semua terdiam, mereka tidak sanggup untuk jauh dari Alea.

"Em–––

"Apa kamu yang melaporkan hal ini kepada kakek xel?" Ucapan Arxel terpotong oleh ucapan pratama.

Dengan rasa takut dan bibir gemetar, Arxel menganggukkan kepalanya." Maaf om.. Arxel––

"Sudahlah, tidak apa-apa  xel. Karena kamu kita semua tahu tentang alea yang mengonsumsi obat-obatan itu, tapi.. Saya takut, kakek kalian akan menjauhkan alea dari kami.." Ucap pratama sambil menatap kosong obat-obatan yang tadi dilempar oleh Aedo dan  menggelinding di dekat sepatunya.

Dengan perlahan tapi pasti, pratama membungkukkan badannya untuk mengambil dua botol obat tersebut dengan tangan gemetar.

"Apa yang daddy tidak tahu tentang kamu princess? Sehingga kamu mengonsumsi obat-obatan ini tanpa sepengetahuan kita?" Lirih pratama dapat di dengar mereka semua.

Tanpa berkata apapun lagi, pratama meninggalkan mereka semua.

Keadaan di ruangan pribadi Arxel setelah pratama pergi sangat hening, bahkan deru nafas dari mereka masing-masing terdengar.

Karena terlalu canggung dengan suasana tersebut, Arxel pun angkat bicara." Lebih baik kalian segera keruangan UGD, alea akan pindah ruangan sebentar lagi." Ucap Arxel pelan, tanpa berkata apapun para boy's azverza pergi meninggalkan Arxel sendiri.

Arxel pun menghela lalu menghembuskan nafasnya merasa bersalah." Maafin gue, gue tahu gue salah. Gue nyesel.." lirihnya sambil menatap pintu ruangan nya yang tertutup setelah para sepupunya pergi.

Precious like a diamond (Possesive Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang