10. Reuni dan sebuah cerita

175 27 6
                                    

Revan bukanlah seseorang yang mudah bersosialisasi namun namanya dia diundang ke acara reuni angkatan kampusnya membuat Revan mau tak mau harus datang. Niatnya sih hanya sekitar 1 sampai 2 jam saja, dia malas berlama lama bertemu teman temannya. Sambil menikmati segelas jus semangka bersama dengan Yasha dan yang lainnya.

"Lu dari tadi makan mulu," ucap Revan pada Yasha yang kini sudah mengapit dumpling isi udang itu dengan kedua sumpit yang dia gunakan.

Yasha melirik Revan sekilas kemudian memasukkan dumpling tersebut ke dalam mulutnya, mengunyahnya sampai habis dan dia menghembuskan nafas panjang. "Makanan segini banyak buat apa kalau enggak di makan, Panjul!"

"Masalahnya baru tadi lu makan Nasi Goreng Salmon, Yasha!" pekik Linira.

Revan menggelengkan kepalanya dan meneguk jus semangka digelasnya sampai habis. Suasana di ballroom sangatlah ramai tapi sialnya hanya beberapa nama dan wajah saja yang Revan ingat diantaranya Yasha, Linira dan dua temannya yang baru datang itu, Doni dan Edo.

"Revan, gua denger lo nikah sama adik tingkat yang kayak orang China itu--siapa sih?" ucap Linira yang kini menatap Yasha dengan tatapan penasaran.

"Lupa gua namanya, siapa sih--"

"Nafasya." potong Edo yang menyeruput sup jagung.

"Nah itu! lo putus dong sama Zahra?"

"Lin, lo nanya yang nggak harus Revan jawab pertanyaannya!" tegas Doni.

Mereka sangat berisik membicarakan pernikahan Revan yang sangat mewah sementara Revan larut dalam fikirannya sendiri. Dia sibuk memikirkan bagaimana hubungannya dengan Nafa kedepannya, lagi lagi soal perasaan. Perasaan yang tak kunjung muncul itu mampu membuat Revan nelangsa hebat. Dia sebenarnya tak mau menyakiti Nafa karena perasaannya belum bisa ia balas, namun hatinya masih sulit sekali untuk mencintai istrinya.

"Gua pas mau ambil Soto ya lihat mantannya Revan, cantik banget tau Zahra tuh!"

"Senyumnya manis banget, waktu itu gua ga sengaja papasan sama dia di pintu keluar, dia buru buru banget abisnya." ucap Edo.

"Menurut gua ya, Van. Cantikkan Zahra kemana mana tau!" Ucap Linira dan dibalas anggukan oleh Edo.

"Setuju, Zahra juga mandiri kan orangnya. Mana Sholehah banget--"

"Revan kristen, Lin! Gua ingetin aja kalau lo lupa!" Tegas Yasha yang memandangi Linira disebrangnya dengan pandangan menusuk.

Revan rasanya muak, teman temannya ini selalu membanggakan Zahra hanya karena Zahra wanita cantik dan mandiri belum lagi dia sholehah. Yang jadi masalahnya kan Zahra dan Revan itu beda agama jadi mau sekuat apapun Revan memperjuangkan Zahra, Zahra tidak akan pernah bisa Revan dapatkan. Lagi pula dari keduanya tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.

"Oh iya--gua lupa, Yas!"

"Van, Gua denger Zahra juga mau nikah."

Revan menatap Edo dengan pandangan sedikit terkejut, "Kata siapa lu?" tanya Revan pada Edo yang mengaduk salad yang dia bawa tadi.

"Lah, lo lupa? Zahra kan satu kantor sama gua." Jawab Edo yang menyuapkan salad ke dalam mulutnya.

"Sama siapa dia nikahnya?''

Bukan, itu bukan Revan melainkan Yasha yang bertanya.

"Baru mau, dia dikenalin sama si Ranti bulan kemarin sama anak BNI." jawab Edo.

"SECEPAT ITU BARU KENAL UDAH MAU NIKAH?" pekik Linira dan dibalas dengan tepukan kecil pada bahunya oleh Doni.

"Suara lo kecilin, Lin!"

Love In Trouble : Revan | RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang