18. Keputusan Besar

993 171 119
                                    

notes: minimal 100 votes untuk lanjut. apa ini banyak kali sidersnya

🍀

Rachel tersadar dari tidurnya, matanya perlahan membuka dan melihat selang infus yang menancap di punggung tangannya. Ia merasakan sedikit nyeri di kepala dan perutnya. “Aku sakit apa?” gumamnya bingung, suaranya nyaris tak terdengar. Ia melirik ke arah sofa di sudut ruangan dan melihat Yoo Minjoon tertidur di sana, wajahnya tampak lelah.

Melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi, Rachel terkejut. “Apakah aku pingsan se-lama ini?” pikirnya. Perasaan cemas dan bingung menyelimuti pikirannya.

Minjoon terbangun oleh suara Rachel. Ia mengucek matanya dan segera mendekat. “Rachel? Kau sudah bangun?” tanyanya dengan suara serak.

“Aku sakit apa?” tanya Rachel lagi, kali ini lebih tegas.

Minjoon terlihat ragu sejenak, lalu berkata, “Kondisimu tidak fit. Kau harus banyak makan, banyak istirahat, mengurangi stres, dan tidak boleh bepergian jauh.”

Rachel mengernyit, merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh Minjoon. “Apakah aku sakit parah?”

Minjoon menggeleng, berusaha tersenyum untuk menenangkannya. “Kau akan aman kalau ada di dekatku.”

Rachel menghela napas, merasa frustasi. “Jangan bercanda, aku tidak mood.”

“Aku serius!” Minjoon menekankan.

Rachel hanya bisa menggeleng, merasa lelah dan bingung. “Terus, kapan aku bisa pulang?”

“Nanti malam. Aku akan menemanimu di rumah,” jawab Minjoon.

Rachel mengangguk setuju, tapi hatinya masih dipenuhi ketidakpastian dan kekhawatiran.

Malam harinya, Minjoon mengantar Rachel pulang ke rumahnya. Rumah besar itu terasa dingin dan kosong. Setiap sudutnya membawa kembali kenangan yang bercampur antara kebahagiaan dan kesedihan. Rachel melihat sekeliling, menyadari bahwa waktu untuk meninggalkan tempat ini semakin dekat.

Minjoon memandang heran saat melihat sebagian besar barang di rumah itu tertutup kain putih, hanya kamar Rachel yang tampak berbeda. “Apa kau tidak menyewa tukang untuk bersih-bersih rumahmu?”

Rachel mengangguk lemah. “Sehari sebelum aku kembali ke Amerika, akan aku lakukan.”

Minjoon tersentak. “Kau mau kembali ke US?”

Rachel menatapnya dengan mata penuh kesedihan. “Tentu. Apa lagi yang bisa aku lakukan di sini?”

Minjoon terlihat bingung dan khawatir. “Ini rumahmu, Rachel. Kenapa kau mau kembali ke negeri orang?”

Rachel tertawa pahit. “Sebentar lagi semua ini bukan milikku. Aku menjualnya. Laku tidak laku, aku tetap akan kembali ke US. Tempat ini bukan untukku, Yoo Minjoon-ssi. Kau pasti mengerti, bukan?”

Minjoon terdiam, mencoba mencerna kenyataan bahwa Rachel akan pergi lagi. Ia mengira kembalinya Rachel ke Korea adalah untuk selamanya, namun ternyata hanya sementara.

Rachel naik menuju kamarnya, merasa berat hati dengan setiap langkahnya. Minjoon mengikutinya, bingung bagaimana cara menghentikan Rachel agar tidak kembali ke US. Di dalam kamar, Rachel merasa kelelahan secara fisik dan emosional.

“Sejak kabar papa kritis, aku jadi sering pusing. Bahkan sekarang aku juga sakit kepala. Kau pulang saja, aku harus istirahat lebih banyak,” katanya sambil duduk di tepi ranjang.

Minjoon menelan ludahnya khawatir, “Apakah aku boleh menginap?”

Rachel mengangguk, “Silakan. Kamar tamu sudah aku bersihkan juga. Aku mau ganti baju.”

✅Bodyguard Of Little Devil • soohyun jiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang