29. Masalah Baru

671 93 41
                                    

warn: agak 18+

Rachel termenung membaca pesan tersebut melalui notifikasi pop up. Minjoon masih di kamar mandi. Rachel mengusap pipinya yang basah, “Sudah aku bilang berkali-kali, kita tidak akan berhasil.”

Rachel menyentuh perutnya yang masih rata, ada kehidupan lain disana. “Kamu jangan sedih, ya? Mama disini.” membayangkan dia dipisahkan dari anaknya saja, Rachel tidak sanggup. Mark adalah bagian dari dirinya, apakah seburuk itu Rachel hingga tidak bisa diterima sebagai menantu? Tapi kalau melihat asal-usul keluarganya, siapa lagi yang akan menerimanya selain Minjoon saja? Ibunya bahkan masih di penjara.

“Rachel? Kenapa menangis?” Minjoon khawatir, segera duduk di pinggiran kasur.

Rachel memberikan ponsel Minjoon padanya, “Kita tidak berhasil. Tolong berhenti menjadi anak durhaka dan kembalilah....”

Minjoon membaca pesan itu dan merasa geram sekali. Dia marah ayahnya belum berubah, sekarang malah meminta agar ia membawa pulang Mark. Dimana letak malunya?

“Ibumu sakit, aku tidak mau kau menyesal. Aku tau rasanya kehilangan papa saat itu dan aku menyesal tidak mencari tau kabarnya.” kata Rachel dengan suara serak, ia mencoba menyentuh lengan suaminya lembut.

“Kalaupun setelah itu kau kembali pada keluargamu, pergilah Yoo Minjoon. Soal Mark... aku ingin tetap membawanya, begitu juga bayi ini... aku bisa menghidupi mereka. Aku bisa mengantarkan Mark untuk berlibur di rumahmu.”  lanjutnya terbata, sungguh, Rachel tidak memiliki nyali lagi untuk berpikir berada di sisi Minjoon. Setiap ia meyakinkan dirinya sendiri, selalu ada pesan dari ayah mertuanya, dan... ia merasa tak pantas.

Minjoon mencengkram kedua lengan istrinya, matanya begitu merah, “Dengar Rachel Kim. Sampai mati pun, aku tidak akan melepaskanmu.” Minjoon melumat kasar bibir istrinya tanpa aba-aba, Rachel yang mendapat serangan mendadak nyaris terhuyung namun Minjoon menahan tubuhnya.

Rachel mengenali suaminya, setiap kali pertengkaran terjadi, selalu berakhir dengan penyatuan yang kasar. Seolah-olah Minjoon melimpahkan kekesalan itu pada dirinya.

Ciuman itu bercampur asinnya air mata, Rachel kesakitan namun Minjoon menghentaknya tanpa ampun. Wanita itu berteriak sakit, barulah Minjoon kembali pada daratan, mengubah gerakannya menjadi lebih teratur. “Kau menyakitiku....” kata Rachel lemah, wajahnya basah dengan keringat dan air mata.

“Kau juga menyakitiku, Rachel!” lelaki itu merasakan gelombang Rachel mendatangi wanitanya. Melihat Rachel mengatur nafasnya, Minjoon juga menepikan anak rambut Rachel. “Aku juga sakit, Rachel... kau selalu berucap tanpa berpikir, kau selalu ingin berpisah. Sudah tidak ada kah cinta itu? Kau benar-benar tidak mau menggantungkan dirimu padaku, kau tidak percaya padaku.”

Rachel menangis, “Terus kita mau melawan restu itu sampai kapan? Sampai kiamat?”

“Kiamat itu terjadi kalau kita berpisah.” Minjoon menggerakkan dirinya begitu cepat, Rachel tersentak kaget.

Usai pelepasannya, Minjoon berhenti. Ia memeluk istrinya menyamping, menyentuh perut polos Rachel. “Bahkan kedua anak kita, tidak mampu membuatmu bertahan... apakah aku harus berjuang sendiri selamanya? Kau benar-benar mau kita berpisah? Kau bahagia dengan itu?” Minjoon menangis juga, menemani Rachel yang matanya sudah membengkak.

“Jangan katakan itu...” Rachel memohon.

“Kau benar, harusnya kita tidak memaksa. Kita tidak berhasil karena kau tidak mau berjuang bersamaku, Rachel.” Minjoon mengusap kening istrinya, kemudian turun ke pipi.

“Minjoon-ssi jangan katakan itu....”

“Kalau kita berpisah, apakah kau bahagia, Rachel? Kalau itu bahagiamu, aku akan mengusahakannya.” Minjoon juga serak mengatakannya.

✅Bodyguard Of Little Devil • soohyun jiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang