|1. Chira Anjani

177 46 6
                                    





Alam nampaknya punya kabar bahwa tiga makhluk itu akan menjadi bintang baru SMA Widyatama. Sejak ketiganya memasuki gerbang, semua sorot mata kontan tertuju pada mereka. Seolah karpet merah terhampar mengantar langkah kaki menuju kelas. Menjadi magnet siapa saja yang melihat.

Si gadis yang berjalan di barisan depan seorang diri tidak nampak seperti ketua geng. Dia mungil dan berwajah protagonis. Pun seragamnya yang rapi dengan rok yang tidak lebih tinggi dari lutut cukup menunjukkan bahwa dia bukan tipe pemberontak. Namun, masih terlalu awal untuk menyimpulkan, sebab gadis mungil itu nyatanya datang bersama dua pemuda yang berlagak layaknya pengawal, atau bahkan pemeran utama pria karena wajah mereka yang nampak seperti artis alih-alih murid SMA biasa. Meski nampak bertolak belakang dalam penampilan, agaknya peranan penting sang gadis adalah soal menyatukan keduanya. Walaupun orang-orang juga bertanya-tanya bagaimana caranya gadis semanis itu menjadi pawang dua pangeran yang melompat dari neraka.

Satu yang berjalan di sisi kanan memiliki wajah tampan, hanya saja tatapannya tidak menyenangkan. Garis bibirnya datar. Pakaiannya lebih rapi dibandingkan satu pemuda yang lain. Bahkan ia terlalu rapi dibandingkan siswa kebanyakan. Kacamata yang membingkai wajahnya tidak lantas membuatnya nampak culun. Terbukti gadis-gadis yang berpapasan dengannya menyempatkan menoleh dua kali dan mulut mereka yang menganga seakan jadi bukti bahwa ia memiliki pesonanya tersendiri.

Satu pemuda yang tersisa nampak paling santai. Ia mengenakan Hoodie hitam di luar seragam sekolahnya. Dia paling ekspresif dan peka dengan perhatian yang ia dapat dari sekeliling. Dengan ramah ia tersenyum pada orang-orang yang dilewatinya seolah mereka teman lama. Membuat para gadis salah tingkah dan kegirangan. Namun, setelah menyadari sesuatu pemuda itu tiba-tiba mencoba menyalip langkah gadis di hadapannya.

Iring-iringan mini mereka sesaat terhenti. Si gadis yang kaget lantas bertanya-tanya mengapa pemuda itu tiba-tiba merentangkan tangan di hadapannya seolah di depan sana ada bahaya?

"Kayaknya rok Chira kependekan, deh," ungkapnya kemudian membuat gadis yang dimaksud segera menurunkan pandangan ke bawah roknya.

Bersamaan dengan itu, pemuda yang berdiri di belakangnya sedang menarik-narik rok Chira berharap sedikit turun. Membuat gadis itu terkesiap.

"Sutan, lo ngapain!" pekiknya sembari memegangi ikat pinggangnya kuat-kuat.

Pemuda bernama Sutan itu seingatnya memilki tenaga macam Raden Gatot Kaca. Melawannya adalah usaha yang sia-sia kendati di situasi ini Chira terpaksa harus menang atau tamat sudah masa tenangnya di SMA.

Pemuda itu kemudian menegakkan tubuhnya kembali setelah usaha setengah-setengahnya tidak berhasil menurunkan rok Chira lebih lagi. Kini ia nampak membenahi letak kacamatanya sebentar sambil menatap lekat Chira dari ujung rambut hingga ujung kaki. Menilai.

Tiap kali ditatap pemuda ini Chira selalu merasa tengah ditelanjangi. Cara memandang pemuda penyuka Anime ini memang berbeda.

"Coba lepas," kata Sutan setelahnya membuat Chira kontan melotot.

Namun, tak lama pemuda itu mengulurkan tangannya ke arah Chira. Bukan rok, pemuda itu kemudian melepaskan jepit kelinci kembar dari rambut gadis itu.

"Lo bukan anak SD lagi, Chira. Masih aja pake ginian," komentarnya dilanjutkan dengan menyapukan ibu jarinya ke bibir gadis itu dengan tanpa kelembutan.

Chira meringis pasrah. Biarkan Sutan mengacak-acak penampilannya sementara satu pemuda yang lain juga tak kalah bersikap anehnya. Ia mengintai sekeliling dan menyalak tiap kali ada pemuda yang kedapatan memperhatikan Chira layaknya anjing piaraan. Usaha Chira untuk menjadi murid biasa nampaknya akan sia-sia.

ANGEL FROM HELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang