Bab 1 "Terluka"

10 6 2
                                    

"Capek? Mau nyerah? Inget hidup itu butuh proses gak semuanya harus instan, Mungkin hari ini hidup lo buruk tapi ada masanya hidup lo akan bahagia kuncinya cukup satu syukuri dan nikmati"

~Kekanaya Dirandra Bimantara

Happy Reading

Seorang gadis dengan pakaian yang semula bersih dan rapih justru sekarang basah dan kotor terlihat sedang duduk di halte bus.jalanan yang diguyur hujan lebat menjadi saksi betapa terluka dirinya.

Matanya terpejam, kali ini ia membiarkan air matanya mengalir untuk keluar tanpa berniat untuk melarang.

Air itu lolos begitu saja dari mata indah milik Kekanaya.Tepatnya mata indah yang terluka. Dadanya terasa begitu sesak, hingga membuatnya kesulitan untuk bernafas.

Kekanaya memeluk tubuhnya. Hawa dingin dari hujan menusuk kulitnya hingga menembus jantung. tubuhnya menggigil kuat, Kekanaya kembali terisak.

Kekanaya mengangkat kepalanya ia menatap kosong ke jalanan. Kekanaya beranjak dari duduknya lalu berjalan ke tengah jalanan.

Ia menatap ke arah langit merasakan tetes demi tetes air hujan membasahi wajahnya "NAYA CAPEK TUHAN! NAYA MAU PULANG...!! DUNIA INI GAK ADIL KENAPA HARUS NAYA YANG ADA DI POSISI INI " jeritnya dengan air mata yang mengalir.

"Kenapa harus pulang? istirahat juga bisa kan? hidup itu butuh proses gak semuanya harus instan, Mungkin hari ini hidup lo buruk tapi ada masanya hidup lo akan bahagia "

Kekanaya membalikan badannya terlihat seorang pria yang mengenakan seragam yang sama dengan miliknya berjalan menghampiri Naya dengan membawa payung di tangan kirinya.

"Mati ga seenak yang lo pikir" Pria itu kembali membuka suara.

"Tapi dengan mati setidaknya aku terbebas dari ini semua Kaivan..." lirihnya, dengan menundukan kepalanya.

"Apa isi otak lo itu cuman tentang mati?" saut pria tersebut yang tak lain adalah Kaivan teman satu sekolah Naya.

Naya menunduk "Kamu gak akan tau gimana rasanya jadi aku Kai"

"Iya gue emang gak tau apa yang lo rasain! tapi hidup lo masih panjang Naya, masih ada kebahagiaan yang harus lo capai. Dan gue mohon sama lo jangan pernah berfikir untuk mengakhiri hidup lo sendiri. Demi gue, Affan dan orang yang sayang sama lo, tolong bertahan untuk kita" ungkap Kaivan panjang lebar.

Naya hanya diam, Yang dibilang Kaivan benar hidupnya masih panjang dan masih ada kemungkinan untuk ia merasakan kebahagiaan.

Kaivan yang melihat Naya hanya diam langsung menyodorkan payung yang ia bawa ke hadapan Naya. "Pake"

Naya berfikir sejenak, selang beberapa menit ia menerima payungnya.Kemudian berjalan menuju halte Bus. Diikutin Kaivan dibelakangnya.

"Kenapa kamu masih disini? Bukannya tadi kamu udah pulang?" tanya Naya, pasalnya sekolah sudah sangat sepi hanya ada dirinya sendiri, ntah muncul dari mana makhluk satu ini.

Kaivan tersenyum simpul "Ada yang ketinggalan jadi gue balik lagi"

"Udah kamu ambil kan? Yaudah sana pergi" Naya.

"Lo ngusir gue?"

"Bukan gitu" Jawabnya sedikit gelagapan.

Kaivan menghela nafas "Yaudah ayo pulang"ucap Kaivan.

"Kamu apa-apaan sih"

"Kalo mau pulang. Pulang sendiri aja, jangan ajak-ajak aku. Aku masih mau disini" lanjut Naya lagi.

Luka dan kenangan terakhir (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang