Tolong jangan siksa batinnya lagi. Dunianya sudah hancur berantakan. Dia hanya ingin ketenangan"
~ Kaivan Daneswara
Happy Reading
Esha berjalan melewati koridor sekolah untuk menuju ke kelasnya.
Suasana pagi di kelas terasa sepi dan lengang, namun tas anak-anak sudah berada di bangkunya masing-masing. Lalu mereka semua yang berada di kelas kemana.
Esha menaruh tas nya cepat dan keluar lagi dari kelas, matanya meronta untuk mencari salah saru temannya yang berada di koridor.
"Abill!" panggil Esha pada laki-laki yang merupakan teman sekelasnya.
Abill menoleh sambil menghampiri Esha"Kenapa? Lo pasti lagi nyari Naya kan?"
"Iya dimana Naya?"
"Belakang sekolah lagi dibully lebih baik lo buruan"
"Sial" Naya segera berjalan ke arah belakang sekolah.
"Gue ikut" Abill mengikuti Esha dari belakang, Esha berjalan cepat, demi apapun Abill hampir kesulitan menyamakan langkahnya.
Sampainya dibelakang sekolah. Mata coklat Esha langsung menangkap adegan lempar telur yang dilakukan oleh ketiga gadis yang tak lain adalah Angel dkk.
Esha membelah kerumunan tersebut. Matanya memerah nafasnya tidak teratur karena merasa jengkel melihat sahabatnya di bully habis-habisan.
"BERHENTI!" bentak Esha, suaranya mampu membuat kegiatan tidak baik itu berhenti.
Esha mendekat ke arah Naya "ayo bangun, sorry Naya gue telat" Esha mengambil kedua tangan Naya, wajahnya sedikit tertutup karena helaian rambut yang lengket karena telur dan tepung terigu.
"Mau ngapain lo hah?" tanya angel saat Naya bangkit dari posisinya. Esha menatap angel serta semua orang yang menonton adegan bully itu tajam.
"Lo semua ga punya hati nurani hah, ga ada satu pun dari kalian yang bantu Naya"
"Dimana hati nurani kalian? Dimana rasa empati dan simpati kalian? Otak lo semua di taro dimana hah! Lo taro di dengkul" ungkapan dari hati Esha, sudah kesal, jengkel dan muak akan semua yang terjadi hari ini di sekolah.
Semua hanya diam dan saling menatap satu sama lain.
Gadis itu hanya memutar bola matanya malas "Lo ga usah ikut campur urusan gue, mau jadi pahlawan buat dia lo hah" ucap Angel sambil menunjuk Naya dengan dagunya.
"Bangga lo ngomong kaya gitu hah? Bangga lo jadi orang jahat? Bangga juga lo banyak yang bela gitu? Lo itu cuman seorang anak yang mengandalkan kekuasaan orang tua lo doang , jadi ga usah belagu" Esha berdecak di akhir kalimat nya.
Angel terdiam, merasa sakit hati dengan kelimat-kalimat pedas yang Esha lontarkan ke padanya.
"Jaga ucapan lo" ucap Angel sambil menunjuk wajah Esha.
"Jaga ucapan gue? Harusnya lo yang jaga kelakuan lo, setan aja kalah sama kelakuan lo" sindir Esha.
"lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan kenangan terakhir (On Going)
Teen FictionMenjadi anak perempuan sekaligus anak kedua membuat Kekanaya Dirandra Bimantara harus menelan air mata lebih banyak seringkali dan mengatakan tidak apa-apa padahal jiwanya hancur lebur. Banyak hal yang dilakukan oleh Kekanaya untuk membuktikan pada...