Holaa!! Siap dengan era baru?
Ryu tersenyum manis, dari tempat ia duduk sekarang, Yos terlihat beribu-ribu kali lebih menarik dari sebelumnya.
Menurutnya saja, tidak dengan yang lain. Apalagi dengan teman sebangkunya, Irani. Gadis itu malah memandang jijik dan geli ke arah laki-laki pujaannya.
"Lo kok bisa suka sama modelan gitu sih Ryu?" Irani bergidik geli, "padahal Bima yang segentle dan sekeren itu aja keliatan suka sama Lo tau."
Ryu memutar bola matanya malas, mulai lagi Irani memberikan pendapat yang tidak ingin ia dengar sama sekali.
"Lo punya fetis aneh ya?" tuduh Irani dengan mata memicing curiga.
Dengan reflek Ryu memukul kepala sahabatnya dari SMP itu dengan kamus tebal di genggamannya. "Tolong cocotnya dijaga, sebelum gue pepes!" ancam Ryu.
"Lo aneh sih suka sama cowo dempul kek gitu, lagian ya, cewe itu kodratnya dikejar bukan mengejar." ujar Irani sambil mengibaskan rambut panjangnya. Matanya berkilat penuh keyakinan.
Ryu menghela nafas panjang, pusing dengan pikiran gadis yang katanya mendukung kesetaraan itu.
"Kodrat cewek itu cuma tiga! Mens, melahirkan, menyusui! Selain itu kita setara!" balasnya. "Katanya Lo dukung kesetaraan gender, gimana sih?!"
"Eh keseteraan gender mah beda lagi, eh Ryu Lo mau kemana?"
Mendengar isi otak Irani yang sudah terlanjur tercemar, Ryu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja laki-laki cantiknya.
Yos sedang sibuk dengan buku catatannya, rambutnya yang halus dan hitam jatuh di atas keningnya dengan sempurna. Mata Ryu berbinar melihat pemandangan itu, ia mengambil napas dalam-dalam, mempersiapkan diri.
"Hey, Yos," Ryu menyapa dengan suara yang dibuat-buat manis, senyum nakal menghiasi bibirnya.
Yos mengangkat wajah, alisnya terangkat sedikit."apa lagi?"
"Galak banget sih."
Ryu menarik kursi dan duduk di hadapan Yos, menyandarkan sikunya di meja dan menatap Yos dengan tatapan yang berusaha intens tapi malah terlihat konyol.
"Gue cuma pengen ngobrol sama lo. Boleh kan?"
Yos menyandarkan kepala ke belakang kursi, menatap jengah Ryu yang masih dengan senyum manisnya. "Gakk, Lo buang-buang waktu gue!!" ujarnya dengan wajah serius
Ryu mengulurkan tangan, dengan gaya romantis bak artis korea, menyentuh punggung tangan Yos yang masih memegang pena.
"Lo tau nggak, setiap kali lo serius kayak gini, lo kelihatan makin cantik?"
Yos menatap Ryu dengan bingung. "Lo kesurupan? Dan jangan panggil gue cantik!!"
Ryu tertawa, tapi suaranya terdengar seperti orang kesedak. "Tapi gue yakin bulan juga mengakui kecantikan lo, kok."
"Lo gila ya?"
"Mungkin. Tapi beneran, Yos. Gue nggak bisa berhenti mikirin lo. Setiap gerakan lo, setiap senyum lo, semua itu bikin hari gue lebih baik."
Yos merasa wajahnya memanas, tapi bukan karena malu, melainkan karena merinding dan geli. "Ryu, lo ngapain sih? Lo habis makan kecubung ya?" Yos berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Ryu.
Ryu menggenggam tangan Yos dengan lebih erat, ibu jarinya mengusap punggung tangan Yos dengan cara yang malah membuat buku kuduk Yos berdiri.
"Gue cuma mau lo tau, gue ada di sini buat lo. Gue pengen lo bahagia, Yos. Dan kalau ada cara apapun yang bisa gue lakuin buat bikin lo senyum, gue bakal lakuin."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO MAKE PRETTY BOY LOVE ME
Ficção AdolescenteHIATUS!! cewek ganteng jatuh cinta sama cowok cantik? gimana jadinya?