sesampainya di Menteng, Titiek memapah Sylva untuk masuk ke dalam rumah. Setelah masuk Titiek langsung membawa sylva ke kamar tamu untuk sementara waktu.
Titiek membaringkan sylva di atas kasur dan di susul dengan Titiek yang ikut duduk di tepi kasur kamar itu
"Nak, istirahat dulu ya. Tante telfon mama kamu untuk jemput kesini." Ucap Titiek merogoh tasnya
"Iya tante, tante makasih ya atas perhatiannya. Aku gatau harus ngapain lagi setelah ini." Ucap sylva memeluk Titiek
"Iya sama sama, kamu ga perlu mikir apa apa. Untung waktu itu ada Didiet yang bawa kamu pulang, kalau ga? Tante gatau deh entah ngapain kamu di club"
Sylva tersenyum sembari menenggelamkan wajahnya pada bantal
Titiek sibuk pada ponselnya dan mencari nomer Giva, beberapa kali Titiek mencoba menelfon Giva namun tidak tersambung juga. Entah panggilan ke berapa akhirnya telfon tersebut terhubung.
Titiek
(Hallo Giv, gila ya puluhan kali gue telfon ga lo angkat angkat juga.)Giva
(Brengs*k, ini jam berapa tiek? Gila lo telfon gue jam segini, lagi enak enaknya tidur juga duh kan jadi hilang mimpinya.)Titiek
(Eh, kok ngatain sih?! )Giva
(Lagian ganggu aja, apa sih hah? To the point aja lah, ngantuk ini.)Titiek
(Bangun, sholat lo udah tua juga.)Giva
(Astaghfirullahalazim, malah nyuruh sholat. TITIEK CORNELIE PRATAMA ADA APA TELFON MALAM MALAM?)Titiek
(Ini anak lo demam tinggi tadi, sempet di bawa ke rumah sakit juga. Ini udah balik ke rumah, udah mendingan kata dia.)Giva
(Oh demam tinggi.....
HAH?? DEMAM?!! KOK LO BARU NGABARIN GUE SIH TIEK, YA AMPUN.)Titiek
(Ini nih, ngeselin dari dulu ga pernah berubah. Tadi udah gue telfon kemana nyawa lo? Sadarin dulu gih, kumpulin.)Giva
(Maaf maaf, namanya baru bangun nyawa entah dimana tadi. Iya iya besok pagi gue kesana, makasih ya udah jagain anak gue.)Titiek
(hm... udah ah, pulsa mahal matiin ya.)*Telfon mati
"Tante, kenapa sama mama? Kok tadi suara nya kaya marah marah?" Tanya sylva menatap titiek
"Mama mu ngeselin sayang, udah ya kalau mau tidur, tidur lagi aja." Jawab titiek sembari mengelus pucuk kepala sylva
"Ah engga deh tante, bentar lagi jam 4 kan? Mending kita sholat bareng." Ajak sylva
"Mau sholat disini? Boleh, tapi mandi dulu." Titiek beranjak dari tempat tidur
"Tante mau kemana??" Tanya sylva
"Ambil baju buat kamu, biar mandi terus sholat bareng." Ucap titiek meninggalkan kamar
Senyum terukir di bibir sylva, dia sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah menghadirkan Titiek sebagai calon mertuanya dan semoga akan menjadi mertuanya kelak, dia tidak bisa membayangkan entah amalan apa yang pernah di lalukan orang tuanya atau bahkan dirinya sendiri hingga Tuhan menghadirkan Titiek dalam hidupnya.
Tidak berselang lama, Titiek kembali membawa pakaian baru untuknya bahkan masih memiliki cap brand pada baju tersebut.
"Syl, ini baju untuk kamu. Mandi ya, ibu juga mau mandi nanti kalau udah turun ke bawah kita sholat di bawah, okay?" Titiek menyerahkan baju yang di bawanya tadi
"Siap ibu" jawabnya sembari menerima baju tersebut dan mengacungkan jempol nya
Titiek tersenyum kemudian keluar dari kamar tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Matang itu Jodohku
FantasiaBenar kata ayah, "jika tidak denganmu, maka tidak dengan yang lain."