6

355 35 12
                                    




Kini terdapat dua wanita yang tengah menikmati win yang sedari tadi menjadi teman mengobrol mereka. Seperti tengah merencanakan sesuatu yang menarik untuk keduanya.

"Kamu sudah mendengarnya?!" tanya salah satu wanita disana, sebut saja Jennie.

"Tentu, dia dulu menolakku karena perjodohan gila itu, sekarang aku tidak akan membiarkan itu?!" jawab satunya, sebut saja Irene.

"Bagus, kamu dekati Ayahnya Eonnie, dan aku pasti bisa merebut putranya dari brandalan itu?!"

"Kkkk... Kapan kita akan bergerak?!"

"Kita mulai malam ini. Ayahku ada kerjasama dengan perusaan milik Taehyung. Dan yang aku dengar dari Ayah, jika V Oppa juga akan ikut malam ini?!" senyum culas Jennie.

"Tunjukan pesonamu keponakanku sayang?!" dan mereka tertawa bersama.









Setelah mengantar Jungkook ke kampusnya, Taehyung tidak lagi menuju perusahaan miliknya, ia akan membuat perhitungan kepada seseorang.

Dan di sinilah Taehyung sekarang.

Brak...

Membuat beberapa orang yang ada di ruangan tersebut terlonjak.

"Astaga anak ini?!" kaget Woosik.

"Inikah didikan yang di maksud Eomma?!"

"Jangan bawa-bawa nam Halmeoni?!" ucap Taehyung tidak mau kalah.

"Mau apa?!" tanya V santai, dia tau jika saat ini, Taehyung tengah cemburu padanya.

Kletak...

Semua orang di buat menahan nafas di sana, bagaimana tidak, saat ini V dan Taehyung sama-sama mengacungkan senjatanya tepat di kening masing-masing. Mereka ingin menghentikan ini, tapi melihat aura mencekam dari dua orang yang seolah ingin membunuh satu sama lain ini, kaki mereka lemas, lidah mereka kelu, entah karena apa.

"Masih pantaskah dirimu di sebut seorang Ayah?!"

"Dan beginikah caramu menghormati seorang Ayah?!"

"Penghormatan seperti apa yang anda inginkan tuan Kim, kalau pada akhirnya Anda menjadi menyebab kebahagiaan putramu sendiri lenyap?!"

"Ternyata kamu memang benar-benar darah daging say... Kkkk?!"

"Hentikan omong kosongmu Tuan Kim?!"

"Kamu tau bagaiman saya anak muda. Saya tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang saya inginkan?!"

"Dan anda juga tau jika saya tidak akan melepas apa yang menjadi milik saya pak tua?!"

"Hentikan?!" kedatangan seseorang nyatanya tidak menyulutkan api yang membara diantara keduanya.

"Siapapun yang berani merebut Jungkookku, dia tentu sudah siap untuk menjemput ajalnya.

Kletak...

Terdengar salah satu revolver terjatuh begitu saja.

"Kalau begitu biarkan saya mati demi orang yang saya inginkan, di tangan putra saya sendiri?!"

Dor

𝗩𝗶𝗻𝗰𝗲𝗻𝘇𝗼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang