Pantai Parangkusumo.2.

195 109 132
                                    

Selamat malam

Jangan lupa mimpi in Askara sukses ya:)
Mimpi in Astarla jadi seniman :)

⚠️VOTE&KOMEN⚠️
📌WAJIB☝🏻
📌DENDA JIKA TIDAK MELAKSANAKAN HAL DI ATAS ADALAH 1.TIDAK MENDAPATKAN PAHALA
2.TIDAK DI DOAKAN MASUK SURGA SAMA ASTAKARA
3.TIDAK DI SAYANG AUTHOR&ASTAKARA
4.MASUK KATEGORI RIDERS/PEMBACA YANG JAH*AT
-
-

MASUK KATEGORI RIDERS/PEMBACA YANG JAH*AT --

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CHAPTER: Pantai Parangkusumo .2.

❛⁠ ⁠ ΛƧƬΛKΛЯΛ

“Jadi berapa mbak?”tanya Askara

Lelaki itu kini nampak berada di depan kasir setelah mengambil Kanvas di toko langganan nya saat membeli peralatan melukis. Senyum yang selalu tampil di wajah nya membuat kasir itu mendengus kesal

“Lo ngapain sih kesini cowok miskin!?mau ngemis Kanvas Lo?”

Askara menunduk mendengarnya, toko yang seringkali dia kunjungi. Raut sedih yang tadi sempat dia tunjukan sirna digantikan senyum manis di bibir, mencoba berpikir positif kalau saja mbak-mbak di depannya hanya ingin bercanda karena bosan dia kesini terus

“Hehe mau beli Kanvas itu mbak”jawab Askara menunjuk Kanvas yang sudah dia letakan di meja kasir

Perempuan berumur dua puluh tahun itu bergidik ngeri, apalagi saat melihat penampilan lelaki di depannya yang sangat berantakan, kusut dan seperti baju berpuluh-puluh abad lamanya karena melihat jahitan di berbagai sisi. Benar-benar miskin, batin perempuan itu namun tetap membungkukkan Kanvas itu ke dalam kresek

“Nih!”

Askara tersenyum.”berapa mbak?”, tanya nya seraya ingin menarik plastik kresek yang di banting kasar di meja kasir oleh perempuan itu

Kasir yang melihat itu menarik kembali kresek itu.”mana uang nya!?, lima puluh lima ribu!”ucap nya, walaupun sudah jelas di Kanvas itu tertulis harga empat puluh lima ribu

Askara yang mendengar itu mengernyit heran.”tap-tapi tadi aku li-”

Kasir menatap tajam.”Yaudah sih kalo gak mau beli, gue balikin ke rak nya!”ucapnya sembari mengeluarkan Kanvas itu dari plastik kresek

Askara menghela nafas, dengan terpaksa mengambil uang di saku celana pendek nya dengan hati berat. Harga yang lumayan murah kini kembali dengan harga normal, tapi tak apa, ini demi Kanvas tercinta yang akan digunakan untuk melukis. Karena rasanya sudah sangat lama dia tidak menyentuh barang kesayangannya itu

Astakara •on Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang