Halo panggil aku Harshada atau yang lebih gampang nya harsha
Ini bukan first cerita aku ya, karena aku udah pertama kali bikin cerita berjudul Algrey insiden, kalian kalo penasaran bisa baca juga di akun aku
VOTE DAN KOMEN YA SAYANG SAYANG KU❤️
📌WARNING: 1 VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA UNTUK AUTHOR, PENCET BINTANG TIDAK MEMBUAT KALIAN MATI!TAPI MALAH MEMBUAT KALIAN MENAMBAH PAHALA!!!!
MASA IYA!?GAMAU DAPET PAHALA KSJSJSHJSJ<333
--
-
CHAPTER: Luka mereka .1.
❛ ΛƧƬΛKΛЯΛ ❛
“WOI COWOK MISKIN!”
Lelaki dengan baju kusut mendongak dengan terpaksa, sesosok Laki-laki yang lebih tinggi bersedekap dada menatap nya
Lelaki di depannya tertawa.”mau kemana Lo?”tanya nya
“Aa-ak-aku mau pulang”jawab nya tergagap
Menaikan satu alisnya.”siapa yang nyuruh cowok miskin ini pulang!?”teriaknya membuat sontak pasang mata yang berlalu lalang sore ini menoleh lalu menggeleng sebelum melanjutkan langkah mereka yang terhenti
“Ikut gue!”
Lelaki yang diseret dengan paksa memberontak sekuat tenaga. Tenaga yang dia asah sedari kecil karena harus banting tulang mencari makan membuat lelaki yang tadi menyeretnya paksa terdorong membentur dinding koridor sekolah
“ASKARA!!!!!”
“BASWARA KASTARA!!!”
Suara teriakan berbeda orang bersahutan. Mereka menoleh ke arah tangga, lelaki dengan baju ekskul berlari kecil ke arah mereka berdua
Dia yang baru datang menatap tajam.”udah Wa!kasihan Kara”ucapnya masih menatap tajam lelaki bernama Baswara Kastara di depannya
Mendesis pelan, menatap ke sembarang arah. “Lo selalu belain cowok miskin ini kenapa sih?Lo gay?” Tanya nya membuat lelaki yang membela menggeleng pelan
“Gak gitu Wa”lirih nya sebelum menarik tangan kekar lelaki yang dijuluki cowok miskin berlalu meninggalkan laki-laki bernama Baswara Kastara yang kini menendang angin dengan kesal sebelum ikut berlalu berlawanan arah
Sedangkan di sisi lain. Lelaki yang dijuluki cowok miskin mendudukkan dirinya di kursi panjang berwarna putih yang berada di taman sekolah, di ikuti sosok teman yang tadi menolongnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Astakara •on Going
Teen FictionAskara pikir menjadi siswa pintar dan berprestasi saja membuat hidupnya baik-baik saja. Namun pikiran itu tak bertahan lama saat dia menginjak kelas satu SMP dan kini dia sudah kelas dua SMA. Perjalanan yang sangat menguras kesehatan mentalnya karen...