Halo aku back :)
Setelah kian lama....
Kemaren wattpad ku gak tau kenapa😭
Ada hal tidak menyenangkan lah pokoknya
Semoga ga ke ulangAda yang kangen Askara ga?Askara kangen tuh katanya
CHAPTER: Laut tenggelam .3.
❛ ΛƧƬΛKΛЯΛ ❛
Tangan mencoba menggapai udara, setetes air mata menyampur di deras nya ombak. Rasa asin kian menyergap di tenggorokan nya yang mengering, relung dada kian menyesak tak bisa bernafas, tatkala kepala semakin jatuh ke dalam gelap nya dasar jurang, yang dia ingat hanya 'mengapa dia di beginikan?'
Teriakan demi teriakan berdengung mengisi kepala yang kosong. Tarikan yang rasanya tak mampu membuat tubuh rapuh kembali di daratan
"Kar"
Suara panggilan menyadarkan Askara dari keterpurukan, mata memerah menatap kesekeliling nya yang ramai. Dia selamat, itu yang dia sadari kini
"Lo gak papa?"tanya Windra terengah-engah, baju nya basah tak terurus
Askara menggeleng, mata tak sengaja menatap Wara dari balik punggung Windra. Wara menatap lelaki miskin dengan benci, benci yang menggelapkan rasa kemanusiaan nya dan dengan tega mendorong lelaki miskin ke arah ombak yang datang, namun Tuhan masih sayang Askara dan mengembalikan tubuh rapuh itu alih-alih membawanya ke surga
Wara berjalan menarik Windra hingga berdiri, mendorong semua yang menghalangi langkah nya. Kedua nya meninggalkan Askara yang kini di hujami banyak pertanyaan dari sekitarnya
Tatapan mata masih memandang kedua punggung yang semakin menjauh tak terlihat
"Askara gak papa!"ucap nya lantang sebelum membawa tubuh rapuh menjauh dari kerumunan, meninggalkan banyak pertanyaan di kepala mereka
Langkah berjalan tertatih ke payung besar yang tak jauh dari dirinya berada. Semua masih bisa di lihat dengan datar oleh seorang perempuan di balik kanvas
"Dek bawa barang-barang mu pergi, yang tadi menyewa katanya udah mau pulang. Barang-barang mereka pun juga udah di bawa pergi"titah bapak yang kini terlihat mencabut payung
Mata Askara mengendara jauh ke arah pintu masuk. Mengapa dia di tinggal?apakah karena dirinya telah menghancurkan liburan mereka berdua?sungguh Askara tak ingin itu terjadi kalau saja dia tidak di dorong Wara. Mata menatap banyak nya alat lukis di atas pasir, tikar pun sudah di ambil oleh bapak pemiliknya
Dengan perasaan gundah gulana, Askara mengambil barang-barang itu menjauh dari bapak yang kini menatap nya kasihan
"Malang sekali kau di tinggal kedua teman mu"ucap bapak memandang punggung basah Askara yang menjauh
KAMU SEDANG MEMBACA
Astakara •on Going
Ficção AdolescenteAskara pikir menjadi siswa pintar dan berprestasi saja membuat hidupnya baik-baik saja. Namun pikiran itu tak bertahan lama saat dia menginjak kelas satu SMP dan kini dia sudah kelas dua SMA. Perjalanan yang sangat menguras kesehatan mentalnya karen...