6. Survival!

49 7 0
                                    


"ASSALAMU'ALAIKUM." Excel melangkah memasuki rumahnya dengan langkah gontai dan badan yang sudah remuk redam. Seluruh badannya sakit bukan main. Setelah ini dia akan langsung istirahat saja.

"Wa'alaikum salam. Excel!"

Suara itu di telinga Excel terdengar memekik terkejut. Mata Excel ikut sama terkejutnya melihat Tantenya aka Bu Sarah, sekaligus wali kelasnya tengah berdiri dengan wajah panik di hadapannya.

Ya ampun, hal apa lagi yang akan terjadi sekarang. Excel rasanya harus menunda rencana istirahatnya ditambah harus merangkai kata-kata yang bagus sebagai alasan kepada wali kelas yang untuk saat ini beralih profesi lagi menjadi 'tante'. Di samping tantenya itu, ada putranya yang masih kecil, Mikail.

"Excel, muka kamu kenapa itu diperban? Aduh, memar-memar gini." Tangan tantenya sibuk menyentuh luka di wajah Excel.

"Aduh tante, sakit," ujar Excel dengan wajah mengkerut karena meringis sakit.

"Jadi bener tadi kamu berantem? Tadi pak Rudi bilang kamu dipukulin Idris, yah?"

Excel membatin kesal. Padahal sudah dijelaskan tadi pada gurunya itu bahwa mereka tidak berkelahi (meskipun memang berkelahi), kenapa dia malah membocorkan hal ini kepada tantenya yang selalu penuh dengan kehawatiran ini? Tante Sarah adalah saudara kandung dari mamanya.

"Enggak kok, tante. Tadi itu lagi latihan karate. Tante gak bilang apa-apa sama Mama, kan?"

Tentu saja Excel khawatir. Dia bisa mendapat masalah besar jika sampai mamanya tahu dia berubah jadi badung di sini.

"Kalau tante mau ngelaporin kamu, udah dari sejak kamu kelas sepuluh, Cel. Tapi kamu selalu janji akan merubah sifat kamu, terus ini? Jangan salahin tante kalau setelah ini tante bakal beneran laporin kamu. Jangankan sama mama kamu, sekalian tante telfon Papa kamu."

Mata Excel membulat kaget. Salah satu alasan dia selalu patuh pada tantenya adalah karena ancaman menyebaalkan ini. Lapor mamanya, lapor papanya, uugh! Excel rasanya ingin mengamuk. Tapi mau bagaimana lagi, memang Excel seperti ini keadaannya, jangan salahkan tantenya dong.

"Maaf, tante." Excel tidak ingin membantah tantenya lagi. Selain karena takut, tenaga juga sudah habis meski hanya sekedar untuk bicara. "Hei jagoan! Lagi apa kamu?" Excel beranjak dari tantenya dan berjalan menghampiri adik sepupu kecilnya. Dia mengacak-acak rambut sepupunya itu, membuat bocah itu tertawa geli. Sekarang Mikail sudah lima tahun, beda dua tahun dari Ibrohim. Mikail ini anak bungsu tantenya. Dan sama seperti mamanya, semua anak tantenya juga laki-laki.

"Cel, kamu udah makan belum?"

Excel mengangguk pelan sambil terlihat bermain dengan Mikail. Dia memang sangat suka dengan anak kecil.

"Kamu dari mana, sih? Udah tahu sakit, malah keluyuran malem-malem."

Satu lagi hal yang sama dari tantenya ini dengan mamanya. Mereka berdua sama-sama cerewet. Entahlah, mungkin semua perempuan seperti ini.

"Cari angin tante, sekalian makan di luar." Ujar Excel datar. Dia tidak mungkin mengatakan dia baru saja dari menjaga toko. Entah apa yang akan terjadi jika tantenya sampai tahu. Mungkin dia akan dikirim langsung ke Bandara untuk meluncur ke Singapur.

"Ai, ke ruang belajarku, yuk. Kita main." Ajak Excel sambil menggandeng tangan mungil Mikail yang langsung setuju begitu mendengar Excel menyebut kata main. Tantenya hanya bisa menatap tingkah Excel dengan pasrah. Bagaimanapun, Excel memang masih muda, ditambah dia harus menjalani semua ini tanpa kehadiran orang tuanya. Sangat berbeda dengan Edward dulu, meski mereka juga sama badungnya. Tantenya tentu tahu, Edward juga bersekolah di tempatnya mengajar sewaktu SMA. Tante Excel menarik napas berat, dia bersyukur meski Excel tidak peduli pada sekolahnya, setidaknya Excel tidak terlibat hal-hal yang negatif seperti narkoba atau pergaulan bebas dan semacamnya. Dia bersyukur Excel tidak ikut-ikut geng motor atau masuk ke perkumpulan anak-anak berandal lainnya. Setidaknya untuk hal itu, Excel sadar bahwa dirinya tidak boleh dan tidak seharusnya melakukan haal-hal yang merugikan dirinya sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KISAH EXCELWhere stories live. Discover now