Sasori

379 47 3
                                    

Y/n menatap hamparan pasir yang luas dalam badai angin yang cukup besar. Menatap dalam diam hingga maniknya berbalik mendapati rombongan desa suna masih berjalan dibelakangnya.

"Taicho, badainya terlalu berbahaya."

"Tidak. Kita harus tetap berjalan, jika kita berhenti kita bisa kehilangan jejak Gaara."

"Tap-"

BOOM!

Y/n menutup matanya saat ledakan terdengar begitu kuat, maniknya mendapati longsor pasir akibat badai yang membuat pasir dalam jumlah banyak mengarah kearah mereka.

"BERPENCAR!!"

Y/n melompat ke daerah bebatuan yang lebih tinggi, menatap longsor pasir yang menimbun daerah tempat ia berdiri sebelumnya. Dan juga saat ia ia terpisah dari rombongan karena harus berpencar.

Maniknya menatap kesekitaran, namun tak ada satupun anggotanya yang ia temukan terlihat disekitaran.

"Y/n.."

Maniknya menatap kearah suara yang memanggilnya. Menatap seseorang yang sangat ia kenali kini berdiri dihadapannya dengan senyum menawan yang selalu ia puja puja.

"Sa.."

"SASORI-KUN?"

Manik abu-abu yang dulu menatapnya hangat dan selalu membuatnya jatuh cinta kini berubah seakan tatapan itu tak pernah ada. Jika dulu Y/n akan berbicara lembut mendayu-dayu, maka sekarang itu sudah berbeda.

"Apa kabar, kekasihku?"

Nafas Y/n tercekat ketika mendengar ujaran Sasori. Maniknya berair ketika mendengar apa yah pria itu katakan, semua itu seakan mengulas kembali memorinya hingga ia tidak bisa memikirkan sebenarnya apa yang sudah terjadi diantara mereka.

"Kekasihku.."

Ucapan manis yang terdengar lembut ditelinganya membuat Y/n mengingat bagaimana dulu ia diperalat bagai boneka oleh Sasori hanya untuk menjadi kaki tangannya.

Hubungan mereka bahkan lebih dari sepasang kekasih karena Sasori yang menjadikannya sosok gadis dan ibu untuknya, namun semakin lama Y/n semakin muak karena dijadikan layaknya boneka koleksi untuk memenuhi apapun yang Sasori inginkan hingga gadis itu memilih untuk mengungkapkan segalanya dan berakhir dengan kehilangan Sasori yang menghilangkan diri dan gabung ke kelompok bersama Akatsuki.

"Sasori.."

Sasori tersenyum, tangannya terulur kearah Y/n.

"Kembalilah padaku dan jadilah kekasihku lagi.."

Y/n memundurkan langkahnya tak kuat mendengarkan ujaran Sasori yang membuatnya muak. Perasaan takut didalam dirinya membuatnya ingin segera menjauh dari Sasori.

"Itu tidak akan pernah terjadi."

Setelah mengatakan itu, Y/n melompat ingin menjauhi Sasori namun pria itu lebih dulu menggenakan benang cakra-nya hingga Y/n tertahan.

"Kkh!"

"Kau tidak boleh lari dariku lagi."

Y/n menatap arah benang cakra yang terikat di kedua kakinya, benang cakra itu langsung terhubung dengan jari-jari Sasori.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Aku sudah katakan kau tidak boleh lari dariku, Y/n!"

"Kau memang gila Sasori!"

"Ya aku gila! Aku gila karenamu!"

"Kenapa kau lakukan ini?!"

"Kau satu-satunya keluargaku, Y/n!"

Y/n menutup matanya sesaat, ia ikut andil dalam menenangkan Sasori saat kecil karena ia adalah sahabatnya ketika orang tua Sasori meninggal. Tapi, apa yang ia lakukan membuat kesalahpahaman pada Sasori yang membuatnya semena-mena terhadapnya hingga tak segan melakukan kekerasan hanya untuk memenuhi keinginannya.

Tanpa sadar, Sasori sudah terobsesi dengan sosok Y/n yang selalu ada disampingnya. Pria itu menjadi tergila-gila bahkan rela bergabung dengan Akatsuki untuk mencari kekuatan dan waktu yang tepat untuk mengambil sosok perempuan dan menjadikannya boneka miliknya seutuhnya.

"Kau benar tapi keluarga tidak harus melakukan apapun yang kau inginkan Sasori!"

"Keluarga harus melakukan apapun untuk satu sama lain!"

"Sasori!"

"Kau yang salah Y/n!"

"SASO-AKH!"

Benang benar Cakra dari tangan Sasori mulai terikat pada tubuh Y/n. Perempuan itu seakan terikat dan cakra-nya ikut tersedot saat benang-benang Cakra itu mengikat tubuhnya.

Semakin lama tubuh Y/n semakin melemah hingga akhirnya tubuhnya jatuh keatas pasir.

Sasori yang melihat itu berjalan mendekat, jari-jari lentiknya mengangkat dagu Y/n agar bisa menatap perempuan itu secara langsung.

"Kau semakin cantik, apakah kau menggenakan lilin untuk mempertahankan kecantikan ini?"

Y/n menatap Sasori dengan mata tak percaya, maniknya mulai berkaca-kaca mengingat wajahnya pernah dilumuri oleh lilin panas saat bersama Sasori. Pria itu benar-benar menyiksanya namun nyatanya perasaannya pada pria itu tak pernah berubah.

"Kenapa kau lakukan ini, Sasori-kun?"

"Aku mencintaimu."

"Kau membunuhku.."

"Aku berjanji akan membuatmu hidup meskipun tubuhmu tak lagi bernyawa."

"Kau keterlaluan!"

"Itu aku lakukan agar aku bisa mencintaimu dengan kekal."

"Ini bukan cinta!"

"Cinta tidak abadi, namun karya adalah hal yang abadi."

Y/n menangis merasakan tubuhnya yang sakit dan langsung tidak bisa bergerak, maniknya mendapati tangan Sasori dengan benang cakra yang sudah menembus jantungnya. Darah perlahan menetes keluar dari mulutnya hingga semakin lama kesadarannya menghilang selamanya.

"Kau akan menjadi koleksiku yang paling cantik, Y/n."

Udah setahun gak up jadi kangen..

Masih adakah kalian yang menyimpan work ini?

Ada ide? Bisa request dibawah!

Naruto One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang