ten

71 6 1
                                    

chapter sepuluh mengandung mature content.
untuk chapter 18+ bisa cek di karya karsa.
yang di posting di wattpad hanya rating 15+


--

Rrriinng-rrrrriiinngg.

Bunyi telepon masuk membangunkan Jean dari mimpi indahnya. Jean menggeram dan melihat celananya yang basah oleh cairan hangat miliknya yang baru saja keluar. Ia mengusap wajahnya geram dan menggumam pelan. "Sial! Dia bahkan sampai menghantuiku di mimpi!"

Jean mengambil ponselnya dan menjawabnya. "Apa?!" Jawabnya dengan nada kesal.

"Kau sudah lihat berita, kan? Balapan diundur sampai jadwal yang tidak bisa ditentukan akibat cuaca buruk."

"Ya." Respon Jean singkat.

"Baik. Akan ku kabari lagi kalau ada informasi terbaru." Staf mematikan telpon mereka dan Jean beranjak dari kasur, segera mandi.

"Apa yang harus aku lakukan agar wajahnya berhenti menghantuiku!" Jean menjambak rambutnya frustasi di bawah kucuran air dingin. Ia kembali mengingat mimpinya siang ini dan membuatnya panas. Lama Jean termenung di bawah kucuran air dingin, otaknya mencoba dengan kuat untuk tidak mengingat Elaine. Mengusap wajahnya kasar, ia menyelesaikan mandinya terburu-buru.



-




Elaine baru saja pulang dari restoran membantu pemilik resto bekerja. Ia menaruh bungkusan besar berisikan dua porsi mie kuah yang ia dapatkan dari pemilik resto. Niatnya, seporsi lagi akan ia simpan untuk makan malam. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Elaine membuka jaketnya dan menaruhnya di kasur. Ia kemudian berjalan menuju dapur untuk mengambil mangkuk untuk wadah seporsi mie kuah yang akan ia makan sekarang. Mengambil sendok dan garpu, ia berjalan menuju meja makan dan menarik kursi untuk duduk.

"Aku lapar sekali." Kata Elaine ketika perutnya berbunyi. Ia menyendok kuah mie dan menghirupnya pelan. Ponselnya berdering ketika Elaine baru saja ingin menyendok kembali mie kuah yang ada di depannya.

Elaine berdecih dan berjalan mengambil ponselnya di dalam saku jaket. Alisnya naik sebelah melihat nama penelpon. Jean? Ada apa dia menelponku? Dengan nada sebal Elain menjawab telpon Jean. "Halo?!"

"Ke depan."

"Apa?!"

"Sudah tidak usah banyak tanya! Ke depan saja!" Jean mematikan telpon, Elaine mengutuknya dalam hati. Kalau malam, dia mabuk mengganggu tidurku! Kalau siang ketika dia tidak mabuk, dia mengganggu jadwal santaiku!

Elaine membuka pintu dan celingukan kanan-kiri. Di ujung, ia melihat Jean dengan pakaian serba hitam dan masker berjalan ke arahnya. Jean menerobos masuk ketika sampai di depan pintu.

"Mau apa kau ke sini?" Tanya Elain tanpa basa-basi.

Jean duduk di meja makan dan mengambil mangkuk yang berisi mie kuah. Ia memakannya tanpa memperdulikan Elaine yang naik darah.

"Mie kuahku!" Pekik Elaine ketika Jean menyendok mie dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Elaine menatap Jean dengan tatapan kesalnya, lalu menutup pintu sedikit kuat.

"Kau kan bisa beli lagi." Ucapnya acuh dan kembali memakan mie kuah di meja sampai habis.

Elaine mengambil mangkuk baru dan membuka lagi satu bungkus mie kuah. Ia makan dengan kesal dan Jean menatapnya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

Chocolate Dipped Strawberry (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang