Sejak hari itu Aji berusaha untuk biasa saja pada Nafa dan nyatanya berhasil. Meski perasaan itu masih ada namun tidak sebesar kemarin. Hari hari yang Aji lewati tak luput dari cerita tentang keseharian Nafa. Bahkan sampai masalah yang melanda hubungan rumah tangga Nafa pun Aji tahu. Aji tidak pernah melewatkan satu cerita pun dari Nafa, namun meski begitu ada hal yang mengganjal di dada Aji mengenai Revan. Apakah Nafa tidak bisa selepas ini saat bersama Revan?
"Hal sebesar ini kenapa lo enggak bilang sama laki lo, sih?" tanya Aji yang mematikan rokoknya itu.
Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, dikawasan puncak Bogor itu mereka menghabiskan malam bersama dan karena terlalu sering mereka bertukar cerita, Nafa sampai lupa untuk mengabari Revan. Baru juga satu minggu yang lalu mereka baikan, Nafa yakin Revan pasti akan marah besar karena sampai menjelang tengah malam ini Nafasya belum juga sampai rumah.
Nafa menghembuskan nafas panjang, ia rekatkan jaket Aji yang dia kenakan itu kemudian menempelkan ponselnya ke telinganya. Dering panjang itu terdengar namun tak ada tanda tanda bahwa Revan akan menjawab panggilannya. Lagi pula Revan hanya mengirimnya 1 pesan dan 2kali panggilan saja, itu pun tadi pada pukul 9 malam saat Nafa sedang makan sate Maranggi.
Nafa benar benar panik saat satu pesan dari sang suami masuk. Tubuhnya membeku dan lagi nafasnya tercekat. Nafa segera menarik kemeja Aji sontak Aji menoleh, dia menatap Nafa yang terlihat sangat panik.
"Kenapa?"
"Laki gua ngamuk, Ji. Aduh!" Ucap Nafa panik.
"Lo emang enggak bilang kalau keluar sama gua?"
Nafa menggelengkan kepalanya dengan lemah, "Gua lupa, Ji." lirihnya.
Aji mendengus kasar dan segera bangkit dari duduknya. Ia menautkan jemarinya pada jemari lentik Nafa itu. Tangan Nafa sangat dingin dan lewat tautan tangan Aji itu sukses membuat jemari Nafa terasa sedikit hangat, namun disana yang salah tingkah hanyalah Aji. Jantung Aji berdegup cepat dia sama sekali tak sadar dia memiliki keberanian seperti ini dari mana.
"Kita pulang aja!" ucap Aji.
Nafa menghembuskan nafas lega. Bisa Nafa pastikan Revan akan marah besar karena dia belum pulang sampai tengah malam begini. Nafa bersumpah dia lupa. Tadi sore Nafa hanya mengabari akan keluar dengan temannya namun dia tidak berani bilang dengan siapa dan kemana. Hal itulah yang memancing emosi Revan saat ini sampai Nafa kalang kabut.
Beruntung saja jalanan tidak terlalu macet karena jam sudah menunjukan pukul 11 lewat 20 menit. Disepanjang jalan itu Nafa hanya menatap lurus ke jalan didepannya dan sesekali menggigit kukunya. Tangan Aji menarik tangan Nafa yang sedang menggigiti kuku-kukunya.
"Lo kalau panik jangan gigitin kuku, nanti luka!" ucap Aji.
Nafa menghembuskan nafas panjang, "Gua takut laki gua marah, aduh gimana ya Aji?!" ucap Nafa.
Nafa menyisir rambutnya dan tangannya semakin dingin saat mobil Aji sudah keluar pintu Tol Jalan Baru. Dia benar benar takut untuk bertemu dengan Revan, awalnya Nafa mengira bahwa Revan sudah tidur, namun kenyataannya sampai tengah malam seperti ini Revan masih menunggunya dirumah.
Nafa mengutuk dirinya sendiri yang memiliki sifat pelupa, bisa bisanya dia tidak memberi tahu Revan dan bisa bisanya dia lupa jam pulang. Awalnya Aji minta ditemani untuk nongkrong biasa karena Aji sedang ada masalah percintaan. Namun mereka larut dalam percakapan dan cerita masing masing yang membuat keduanya lupa akan waktu. Sampai Nafa lupa jika disana ada seseorang yang menunggu, seseorang yang masih terjaga dan seseorang yang sangat khawatir akan keselamatan dirinya.
Revan tidak tahu Nafa kemana, kalau saja Revan tahu mungkin Revan akan menyusul Nafa dan menyeret Nafa untuk pulang. Ini bukan pertama kalinya Nafa pergi tanpa izin atau mengabari Revan dan pasti berujung pada pertengkaran yang berujung Nafa menangis semalaman. Semenjak menikah memang mereka sudah tidak pernah lagi bertengkar karena Aji, maka bisa Nafasya pastikan jika ini adalah kali pertama mereka bertengkar setelah menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trouble : Revan | RENJUN
Fanfiction"Makan dulu abisin, tunggu gue bayar baru lo minta putus. Biar lu nggak usah bayar bill." Sikap Revan kepada Nafa kalau kata orang bukan seperti seorang pacar, melainkan musuh. "Semalem aku pulang jam 2 malem, jadi nggak balas chat kamu. Maaf ya y...