. . . .Cerita semasa kecil ku yang penuh tekanan. Di pagi hari yang cerah aku bangun di kamar ku yang bernuansa pink dan di penuhi oleh tempelan gambar barbie.
Sedari dulu kamarku selalu full dengan warna pink hingga terkadang aku bosan karena semua barang yang kumiliki tidak jauh dari warna itu.
Pagi ini aku sedang sarapan di temani oleh kedua orang tuaku. Tak luput dari pembahasan “dek nanti belajar sama bu yeri yah nanti pelajaran nya seputar bahasa. Yang melingkupi tentang bahasa Inggris, Jepang, Mandarin” kata bundaku lalu “bunda, kapan sih aku bisa sekolah di sekolah-sekolah pada umumnya aku juga pengen punya temen tauk masa aku harus home schooling mulu” di tanggapi oleh helaan nafas oleh bundaku.
“Sementara ini adek belajar dirumah dulu yah soalnya nanti adek kena pergaulan buruk, apalagi sekarang lagi marak pembullyan. Adek ga takut di kucilin kayak gitu?” tanya sang ibunda lalu aku mengelak. “kenapa bunda selalu beralasan seperti itu sih aku cape tau dirumah mulu padahal kakak juga boleh keluar masa aku ga boleh sih” setelah aku mengeluarkan unek-unek itu aku langsung melenggang pergi tanpa mendengarkan penjelasan bundaku lagi.
Tak lama kamarku di ketuk. “huh.. Sepertinya bu yeri” lalu aku membuka pintu kamarku dan yah sesi belajarku kini dimulai. Selesai belajar aku pasti di beri waktu bertanya seputar pelajaran. Lalu aku bertanya “bu, pelajaran IPA di bagi jadi berapa ya bu?” tanyaku karena tidak pernah belajar tentang hal tersebut padahal aku sangat penasaran dengan pelajaran itu.
“IPA terbagi menjadi tiga namun kalau masih SMP terbagi menjadi dua dan jika masih SD pelajaran ini di rangkum menjadi satu. Bu yeri jelaskan dari sekolah menengah pertama yah?” tanya bu yeri lalu aku menganggukan kepala sebagai jawabannya.
“IPA saat ini menjelaskan organ manusia, reproduksi ringan, perkembang biakan manusia/hewan, yah pokok seputar itu ri belum ada hitung menghitung. Nah klo udah SMP atau kelas 7/9 ya fase-fase mu itu pelajaran nya terbagi menjadi dua udah mulai di bagi karena mulai penjurusan nanti kalo udah kelas 2 SMA. Fisika ini menjelaskan tentang turunan-turunan duhh.. Bu yeri ga terlalu pintar IPA nya jadi ga bisa njelasin secara rinci. Nah terus klo biologi ini jelasin tentang pelajaran mu dulu pas SD nanti klo udah kelas 9 itu mulai di ajarin reproduksinya”
“klo udah SMA itu di bagi jadi tiga yaitu fisika, kimia, sama biologi. Udah jelas ga? Nah kalo buat pelajaran SMA ini kamu pelajari aja sendiri yah” Cerocos bu yeri panjang hingga tak terasa langit sudah hampir menggelap.
“iya bu saya udah paham, makasih ya bu penjelasan nya” ucapku. “oke aeri, klo masih belum jelas cari di internet yah atau besok ibu sempetin bawa materi seputar IPA deh. Mau ga?” tanya bu yeri. “boleh deh bu kalo ga ngerepotin sih” jawabku cukup antusias. “gapapa kok, yaudah bu yeri pulang dulu yah” tanya bu yeri lalu aku menganggukan kepala sebagai jawaban. Setelah itu bu yeri keluar dari kamarku dan melenggang pergi.
. . . .
Malam hari tiba seperti biasa aku selalu berkumpul dengan keluargaku ini. Sungguh membosankan bahkan mereka menertawakan kegiatan sekolah kakakku. Andai saja aku bersekolah sepertinya.
Entahlah semenjak remaja aku merasa hidup bersama keluarga lalu bermain di dalam rumah tanpa diperbolehkan bermain diluar adalah hal yang membosankan.
Aku selalu ingin tahu bagaimana indahnya dunia luar. Akan tetapi mereka tak pernah memperbolehkan-ku.
Dirasa aku bosan aku melenggang pergi tanpa berpamitan.
Sesampainya di kamar aku merebahkan diriku ke bed cover yang lembut dan aku berpikir kenapa hingga kini di usia ku yang sudah menginjak remaja masih tidak di perbolehkan untuk sekolah?
Tak terasa kantuk menyerang dan lama kelamaan mataku tertutup dengan sendirinya. Kini aku menyelami mimpi.
. . . .
YOU ARE READING
about her
Fantasytentang hidup yang mampu di rubah 99 derajat oleh seseorang yang ternyata bukan orang tua kandungmu, bak roller coaster berguncang ... ini bukan hanya perubahan biasa, ternyata selama ini aku ditipu, manipulatif mereka cukup menakjubkan hingga tak s...