2. Tidak Rela

19.2K 89 3
                                    

" Pasien terakhir untuk hari ini Dokter " Alina tersenyum pada Samudra setelah melihat daftar nama ditangannya. Hari ini hanya menangani sepuluh pasien karena besok Samudra akan cuti untuk menemui kedua orangtuanya. Alina melihat Samudra yang masih sedikit pucat, apa tidak sebaiknya pria itu istirahat?

Wanita cantik itu mendekat. Mengecek kening Samudra yang sudah lebih baik. Pagi tadi tubuhnya sempat panas tinggi namun tidak lagi sekarang. Diperlakukan dengan lembut tentu saja Samudra meleleh, ditambah Alina terus mengusap-usap pipinya dengan lengan kecilnya. Samudra meraih tangannya, mengecupnya lembut sambil tersenyum.

Ia menatap Alina lekat. Seandainya Alina istrinya pasti akan dengan senang hati ia membawanya kerumah kedua orangtuanya. Karena hari ini ia harus packing jadi dirinya memutuskan membatasi pasiennya. Lagipula ia sedang tidak enak badan jadi seharusnya istirahat.

" Sayang, bisa ngga pulangnya mampir kerumahku dulu? "

Alina menoleh sebelum membuka gagang pintu. Ia menatap Samudra sambil tersenyum cantik. Ah sial! Bisa tidak ia mengurung wanita ini dirumahnya? Kenapa Alina sudah menikah sih? Membuatnya tidak rela saja.

" Bukannya dokter sibuk karena besok pergi? Hari ini jam dua kan? "

" Iya jam dua, kamu mau kan? " Alina mengangguk. Garry juga masih di luar kota kemungkinan pulangnya pasti malam. Rumah Samudra punya kolam renang yang luas juga ada kolam ikannya jadi ia sangat betah saat berada disana.

Seorang wanita hamil masuk begitu Alina membuka pintu. Ternyata wanita itu sendirian tidak ditemani oleh suaminya. Alina berdiri disampingnya dan mengambil buku yang dibawa oleh Ibu hamil tersebut. Namanya Cyntia, umurnya sudah tiga puluh enam tahun.


" Selamat siang, Ibu Cyntia " Sapa Alina ramah. Wanita itu tidak berkedip menatapnya. Mungkin baru pertama kali mendapati seorang wanita cantik diruangan dokter yang biasa dikunjunginya.

" Wah~ Saya baru ngeliat. Istrinya bukan Dok? " Samudra menatap Alina kemudian pria itu tersenyum.

" Cantik ya? " Tanya Samudra. Wanita bernama Cyntia itu terus menatap Alina lekat sampai membuat wajahnya memerah.

" Pinter banget cari istri. Masih muda banget kayanya Dok, umur dua puluhan pasti " Alina tidak bisa menjawab apa-apa karena posisinya disini hanya membantu Samudra. Namun ia tetap berdiri disampingnya walau sempat ditanyai macam-macam.

" Apa ada keluhan? " Cyntia mengangguk. Namun ia yang masih terpesona dengan wajah cantik Alina masih tidak rela Samudra mengganti topik pembicaraan.


" Dokter Sam populer sekali, loh! Kamu jangan kebanyakan dirumah. Sekali-kali ikut nanti ada yang godain " Sayangnya Cyntia harus kecewa karena Alina bukanlah istri dari Samudra. Alina menatap Samudra, pria itu memperbolehkannya membuka mulut kalau memang ada yang ingin dibantah.

" Maaf Ibu tapi Alina udah nikah " Cyntia tampak kaget. Apa bukan dengan Samudra?

" Suaminya rekan kerja Ryan, masa kamu ngga kenal sama Garry? " Garry? Cyntia tampak menimang-nimang, lalu otaknya mengingat wajah pria tampan yang sangat bule sekali. Mereka merupakan kakak beradik yang sering dibicarakan oleh Ryan, suaminya. Jadi, Alina adalah istrinya.

" Apa? Alina cuma kerja " Alina mengangguk cepat.

Dan Samudra menegur Cyntia karena belum menimbang berat badannya didepan. Pria mengambil buku yang dipegang Alina dan mengisinya. 

Alina tersenyum membantu wanita itu untuk naik keatas ranjang dan memeriksa kandungannya. Samudra tampak fokus, Alina sampai dibuat salah tingkah karena beberapa kali pandangannya terlihat begitu intens menatap Samudra.

Dokter Samudra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang